Membangkitkan Motivasi Belajar Anak
Septiyati Purwandari,
S.Pd.
Ketua Lembaga Pendidikan Rumahku Tumbuh,
Mlati Sleman Yogyakarta,
Mahasiswa Pascasarjana
Pendidikan Dasar Universitas Negeri Yogyakarta.
Belajar bagi anak terkadang adalah sebuah
beban. Tidak saja bagi anak, hampir semua orang akan
merasa terbebani ketika diminta untuk belajar. Hal ini
dikarenakan belajar selalu dimaknakan sebagai kegiatan yang serius, dan
berhubungan dengan nilai. Alhasil, belajar hanya dilakukan ketika
akan ada ulangan atau ujian. Padahal,
selayaknya belajar adalah kegiatan menyenangkan sepanjang hayat : long life
learning.
Namun banyak orangtua mengeluh, mengapa anak saya tidak mau belajar? Mengapa anak saya kalau disuruh
belajar harus dibelikan mainan? Mengapa
anak saya kalau belajar harus berantem dan uring-uringan dulu dengan ibunya
sendiri?
Banyak orang
tua yang menyelesaikan permasalahan belajar itu dengan tidak
memperhatikan kondisi psikologis anak. Bahkan, ada yang sampai tega
melakukan
kekerasan fisik, dipukul, dijewer, dan sebagainya. Belum lagi kekerasan verbal
berupa kata-kata yang menjadikan anak semakin down, seperti: “dasar bodoh”, “goblok”, atau memberikan aneka
ancaman, seperti : tidak diberi uang saku, mengancam memasukkan ke kamar mandi,
dan sebagainya. Tentu anak akan semakin terbebani dengan belajar. Anak akan
semakin tidak percaya diri, dan akhirnya akan melakukan kegiatan lain yang
berakibat negatif untuk melampiaskan beban yang dipikulnya
Bagaimana cara mengatasi permasalahan ini? Sebagai orangtua, kita harus memahami terlebih
dahulu apa itu belajar. Belajar pada hakikatnya diukur berdasarkan perubahan
tingkah laku. Belajar akan lebih mudah jika menjadikan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Selain
itu, faktor biologis, dan pengalaman sebelumnya, ikut berpengaruh dalam proses
belajar anak.
Berikut ini beberapa langkah yang bisa
ditempuh orang tua, agar anak senang dan termotivasi dalam belajar. (1) Orangtua
harus berusaha untuk senang belajar. Bagaimana kita akan menjadikan anak senang
belajar jika orangtua sendiri tidak senang belajar? Orangtua dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan kepada anak bahwa
belajar itu di mana saja, apa saja dan dengan siapa saja. (2)
Meluangkan waktu lebih banyak menemani belajar Ketika anak sedang belajar sebagai orangtua
jangan sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Anak yang sedang belajar membutuhkan support. Ketika anak merasa jenuh dan
capek kita dapat memberikan dukungan.
Jadwalkan waktu khusus dan konsisten untuk meluangkan waktu menemani belajar
anak. (3) Mendukung suasana belajar. Jika anak kita sedang belajar, janganlah
kita merusak suasana belajar anak. Seperti menyalakan TV, menyalakan radio atau
tape dan bahkan asyik bertelpon ria dengan hp. Ketika
anak belajar kita dapat melakukan kegiatan yang
mendukung seperti membaca koran, membuatkan teh hangat untuk anak, dan hal-hal
lain yang mendukung anak betah dan nyaman untuk belajar. (4) Pro aktif dengan
kegiatan sekolah. Orangtua harus menjadi mitra sekolah. Orangtua dan guru di sekolah
adalah tim. Orangtua harus aktif mencari informasi kegiatan belajar anak
disekolah, konsultasi perkembangan anak disekolah. Sehingga secara psikologis
akan mendukung anak nyaman dan menikmati kegiatan sekolah dan belajar.
Semua itu tentu tidak akan berjalan dengan baik jika tidak
ada sikap istiqomah dari orangtua dalam mendisiplinkan anak. Motivasi akan
tumbuh jika ada keteladanan dan kedisiplinan, tentu dengan cara yang
menyenangkan. Selamat mencoba !
Post a Comment