Mendengarkan untuk Memahami Anak
Ketika anak-anak
berbicara, mereka tidak selalu mengatakan sesuatu dalam cara-cara yang sama
seperti halnya orang-orang dewasa berbicara. Jika kita ambil semua kata-kata
yang mereka sampaikan, sangat besar kemungkinannya kita memiliki kesalahan
dalam memahami apa yang sedang mereka katakan.
Untuk mencegah
kesalahpahaman semacam ini, kita bisa mengungkapkan kembali dalam kata-kata
kita sendiri apa yang kita pikir mereka ingin mengatakannya kepada kita.
Berusahalah menahan diri untuk tidak tergoda mengatakan sesuatu yang bersifat
menghakimi atau melakukan sejumlah usaha untuk mendisiplinkan mereka. Dengan
cara-cara seperti ini, kita akan bisa memastikan bahwa kita memahami inti
apa yang sedang coba mereka sampaikan.
Sebagai
contoh, ketika anak kami yang paling besar di suatu sore
mengatakan,”Kadang-kadang aku benci sama Hasany” ada dorongan yang kuat untuk
segera untuk menegur dia dari mengatakan seperti itu dan mengatakan padanya
bahwa kami tidak bisa menerima komentar-komentar seperti itu. Yang perlu kita lakukan
adalah pertama, kita menerima terlebih dahulu apa yang mereka katakan. Jangan
tergoda untuk segera menegurnya atas apa yang dia katakan atau cara dia
mengatakannya. Kita bisa mengatakan sesuatu padanya seperti,” Sungguh?” atau
”Aulia benar-benar membeci Hasany?”dan kemudian tenang.
Dengan
melakukan hal seperti ini kita memberi anak-anak kesempatan untuk berbicara apa
yang sesungguhnya mereka rasakan tentang saudaranya pada saat mereka mengatakan
hal tersebut. Tanggapan seperti ini sangat menolong kita terhindar dari
kesalahpahaman terhadap mereka dan membantu mereka merasa lebih nyaman untuk
mengungkapkan lebih jauh apa-apa yang berkecamuk dalam pikirannya. Jika mereka
tidak ingin melanjutkan percakapannya, jangan dipaksa dan kita bisa
meninggalkan mereka sendirian.
Menjadi
tidak mengherankan jika suatu saat kita mendapati perilaku mereka terhadap
saudaranya telah berubah menjadi lebih baik daripada sebelum
percakapan mereka dengan kita. Mereka berubah menjadi lebih baik karena mereka
merasa didengarkan, meskipun sangat mungkin perilaku saudaranya tersebut tidak
berubah.
Menanggapi
setiap komentar yang dibuat anak-anak sesungguhnya tidak diperlukan. Sebagaimana
halnya kita sebagai orang dewasa yang kadang-kadang melampiaskan perasaan
dengan mengatakan hari-hari belakangan ini sungguh melelahkan atau sedang berada
dalam minggu-minggu yang sulit, anak-anak juga seringkali mencari orangtua
mereka bukan untuk meminta bantuan orangtuanya untuk mengatasi masalah mereka
dengan menanggapi setiap pernyataan yang mereka buat. Mereka hanya butuh
didengarkan. Berbagi perasaan-perasaan mereka dengan orang dewasa yang
mendengarkan tanpa menghakimi atau ”langsung menyimpulkan” memberi anak-anak
peluang untuk merasa didengarkan. Sebagaimana halnya kita semua juga merasa senang
untuk melampiaskan perasaan-perasaan kita tanpa dinasehati, dipertanyakan,
dihakimi, atau bahkan mungkin dihibur.
Jadi, jika
suatu saat anak-anak mengatakan mereka tidak ingin lagi bermain dengan temannya,
kita dapat mengatakan,”Benar?” atau mengungkapkan kembali apa yang dikatakan
mereka—”Kalian tidak ingin bermain lagi dengan Fulan.” Jika mereka berhenti
membicarakannya, kita juga harus berhenti. Jika kita memaksanya berbicara dan
kemudian kita memberikan ceramah tentang menjadi teman yang baik atau seberapa
suka mereka terhadap Fulan atau kita mengamati bahwa situasinya tidaklah
seburuk yang mereka katakan, maka kemungkinan besar mereka tidak mau curhat
pada kita dan tidak mau berbagi kekecewaan yang dialaminya di masa datang
karena takut dievaluasi dan dihakimi.
Jika selama
situasi-situasi seperti di atas kita dapat mendisiplinkan diri sendiri untuk
bersungguh-sungguh belajar mendengarkan anak-anak tanpa menanggapi secara
langsung setiap kali mereka bicara, insya-Allah
kita akan lebih mampu untuk mengatakan dengan lebih mendalam, apakah mereka menyebutkan
hal yang sama beberapa kali atau mereka
baru mulai mendiskusikannya, kapan sebuah topik pembicaraan mereka sukai dan
kapan itu hanya sebuah komentar yang berlalu begitu saja. Jika anak-anak tampak
serius tentang sebuah topik, pastikan waktu yang tepat untuk menanggapi
keprihatinannya melalui pertanyaan-pertanyaan lanjutan.
oleh DR. Irwan Nuryana Kurniawan, M.Psi.
sumber gambar : parenting.koranpendidikan.com
oleh DR. Irwan Nuryana Kurniawan, M.Psi.
sumber gambar : parenting.koranpendidikan.com
Post a Comment