Menumbuhkan Keyakinan
Generasi sekarang mungkin hanya mengenal nama Mak Erot.
Seorang tokoh pengobatan khusus laki-laki yang telah tiada. Nama lain yang tak
kalah tersohornya dan hampir mirip adalah Mak Eroh. Generasi sekarang mungkin
tak mengenal nama ini. Tahun 1988, nama Mak Eroh sempat menyedot publik
nasional. Saat itu, semua orang ramai memperbincangkannya. Mak Eroh, waktu itu
berumur 50 tahun, perempuan dari Kampung Pasirkadu, Desa Santana Mekar,
Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memang telah mengukir
prestasi besar.
Apa yang membuat nama Mak Eroh melambung? Mak Eroh, hidup
seorang diri di lereng yang tegak di tebing cadas, di lereng timur laut Gunung
Galunggung. Mak Eroh berhasil berjuang sendirian membuat saluran air. Ketika
pertama kali Mak Eroh melakukannya, banyak masyarakat sekitar yang mencibir
tindakannya. Tapi hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk terus bekerja. Mak
Eroh percaya akan kemampuannya, walau saat itu usianya boleh dibilang tidak
muda. Seorang wanita yang mustinya menikmati hari tuanya dengan menimang atau
bermain dengan cucu.
Mak Eroh yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas III
SD dan memiliki tiga orang anak, dalam aksinya
menggunakan tali areuy, sejenis rotan
sebagai penahan ketika bergelantungan. Sedangkan alat yang dipakai untuk
‘mengebor’ tebing cadas hanyalah cangkul dan balincong, serupa linggis pendek.
Saluran untuk mengalirkan air dari Sungai Cilutung
akhirnya berhasil diselesaikan.
Berhentikah tindakan Mak Eroh mengebor tebing cadas? Belum. Dengan semangat
yang tak kenal menyerah, Mak Eroh melanjutkan membuat saluran air berikutnya
sepanjang 4,5 kilometer mengitari 8 bukit dengan kemiringan 60-90 derajat.
Bukan main! Pengerjaannya kali ini dibantu oleh warga desa yang mau
membantunya, setelah melihat dengan mata kepala sendiri hasil yang telah
dilakukan Mak Eroh. Dalam waktu 2,5 tahun, pekerjaan lanjutan itu terselesaikan
dengan baik. Hasilnya? Bukan hanya lahan pertanian sawah Desa Santana Mekar
yang terairi sepanjang tahun. Tapi juga dua desa tetangga yang ikut menikmati
kucuran air hasil kerja keras Mak Eroh setelah warganya membuat saluran
penerus, yaitu Desa Indrajaya dan Sukaratu.
Aksi Mak Eroh akhirnya sampai juga ke telinga Presiden
Suharto saat itu. Atas aksinya yang
tergolong berani dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar, Mak
Eroh mendapat penghargaan Upakarti Lingkungan Hidup pada tahun 1988. Setahun
kemudian, dia juga meraih penghargaan lingkungan dari PBB.
Dari kisah di atas memberi hikmah, bahwa sebenarnya
anak-anak kita memiliki kepercayaan diri yang tinggi atas kemampuan yang
dimiliki. Anak-anak kita bisa melakukannya jika mereka berpikir demikian, dan
itu terjadi ketika kita tanamkan nilai-nilai kesemangatan dan keyakinan pada
mereka.
Kita dan anak didik kita
diciptakan Allah untuk memberikan kemajuan dan kesejahteraan; bukan untuk
menjadi orang kalah. Sehingga, setiap langkah yang kita buat semestinya sebuah
langkah kemenangan. Ketika Allah Swt. meyakinkan bahwa keberadaan-Nya lebih
dekat dibandingkan urat nadi kita sendiri, berarti Dia selalu mendampingi kita
dan anak didik kita. Dia tidak ingin kita jatuh. Dia ingin kita berhasil.
Itulah yang ditegaskan dalamn al-Qur`an
“Tidakkah kamu
perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di
bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah
keempatnya; dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah
keenamnya; dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau
lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada.
Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah
mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.s. al -Mujâddilah [58]: 7).
Saat anak didik kita jatuh, ajari mereka untuk
belajar dari kesalahan tersebut, karena masih banyak ilmu Allah dan hikmah-Nya
yang belum mereka ketahui. Mencari jawaban mengapa mereka jatuh dan kemudian
mengajaknya bangkit kembali, merupakan dua sikap yang bijak. Bangunkan
kepercayaan diri anak didik kita yang luar biasa.
Allah
telah menganugerahkan akal dan jiwa, yang menjadi modal dasar keberhasilan dan
kesuksesan kita dan anak didik kita. Pergunakanlah energi dahsyat ini, jangan
pernah disia-siakan! Maka, kita ajak mereka bercita-cita besar, berpikiran
maju! Ingatlah bahwa Allah menciptakan manusia dengan sempurna dan sebaik-baik
ciptaan-ahsanu taqwîm. || Nazhif Masykur, Kepala Sekolah SDIT
Salsabila Klaseman, Sleman, Yogyakarta.sumber gambar : berselera17.blogspot.com
Post a Comment