Pahami Aturan Orang Lain

Arin mengernyitkan dahinya. Agak
segan sebenarnya menceritakan kejadian pagi tadi. Menceritakan berarti
mengingat lagi bagaimana temannya, Ayu marah
padanya. Padahal ia merasa tidak ada yang salah pada dirinya..
“Bunda, Arin mau
tanya, apa Bunda akan marah bila kita tidak pernah
melakukan kesalahan tapi justru dimarahi oleh orang lain?” tanya Arin dengan wajah masih cemberut.
“Tentu
bunda akan terkejut. Tapi Bunda
akan berusaha untuk mengetahui apa kesalahan Bunda
sehingga orang lain jadi marah!” jelas Bunda.
“Uh... Arin
tidak terima Bunda. Karena
Ayu marah, Arin juga tidak mau kalah, enak saja
marah-marah pada orang!” kata
Arin agak ketus. “Jahat sekali Ayu, Bunda,
masa Arin di katakan
merusak kebun bunga kelompoknya. Padahal Arin
justru membantu memberikan ide pada kelompoknya.”
“Heem… Arin
memberikan idenya diminta kelompoknya Ayu atau tidak? Atau Arin langsung
saja memberikan komentar tentang kebun kelompoknya Ayu?”
“Aku langsung
memberikan komentar ke salah satu anggota kelompoknya! Bukannya mereka harus
berterimakasih karena Arin sudah memberi masukan. Bahkan Arin langsung
bertindak memindahkan tanaman yang tidak sesuai,”
“Oh...
begitu! Jadi Ayu sebagai ketua kelompok belum mengetahuinya? Pantas saja kalau
Ayu marah pada kamu!” komentar Bunda.
“Lho..., kok bisa,
Bunda, bukannya niat Arin itu baik?”
“Arin, mungkin kita bermaksud baik ingin
membantu. Tapi kita juga harus menghormati kelompok lain dengan memahami dan
melihat kondisi. Apakah mereka memerlukan bantuan kita?
Kalau hanya usul, mungkin orang lain masih
mempertimbangkan tapi kalau harus tindakan tentunya mereka sudah punya rencana
sendiri yang terbaik menurut kelompoknya. Dan untuk merubahnya tentu akan
banyak hal yang harus dipertimbangkan,” ujar Bunda.
“Dan kita
sebagai orang yang di luar
kelompoknya, harus memahami hal itu. Nah kalau kamu komentar atau bertindak, dan mungkin kamu sudah berbicara pada salah
satu orang anggotanya, tapi kalau itu tanpa ada persetujuan dari ketua dan
semua anggota kelompoknya, tentunya itu sangat tidak pantas dan
tidak sesuai dengan etika. Biasanya
akan ada pihak yang merasa tersinggung!” Lanjut Bunda agak
serius.
Pemahaman Kemasyarakatan
Memang tidak mudah untuk
memberikan keterampilan bermasyarakat pada anak-anak
kita. Karena pemahaman ini harus didahului dengan kepahaman
kita sebagai orangtua untuk bersosialisasi secara baik dengan masyarakat.
Berkumpulnya seseorang pada suatu
wadah tentunya didasari pada kesamaan kepentingan dan kebutuhan. Ada
perkumpulan didasari oleh kesamaan hobi, kesamaan suku, kesamaan profesi,
kesamaan agama.
Untuk itu, semangat
untuk menghormati dan saling memahami dengan menerapkan etika yang telah ditetapkan
agama maupun masyarakat perlu kita patuhi agar tidak terjadi permasalahan
dalam hubungan antar-organisasi atau wadah dalam masyarakat.
TIP-TIP
ü Memberi
pemahaman pada anak bahwa perbedaan
adalah suatu keniscayaan yang pasti terjadi. Dari keberagaman itu ada hikmah di baliknya
agar kita saling mengenal.
ü Anak
pun harus memahami dalam setiap komunitas pasti ada aturan yang mengatur
hubungan di antara mereka.
ü Bekali
anak dengan keterampilan bersosialisasi yang baik dengan
mengasah kepekaan, empati dan etika.
ü Memberi
pemahaman bahwa setiap perbedaan bisa di
maklumi selama tidak bertentangan dengan Alquran dan
sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa sallam.
SSri Lestari,
Penulis buku Jendela Keluarga Wanita Pendamba Surga
ssumber gambar :
mrpresidenri2020.blogspot.com
Post a Comment