Anak Sehat : Mengenal TB Pada Anak



Oleh Nur Laili Muzayyanah

Penyakit tuberkulosis (TB) cukup popular di masyarakat. Di kalangan awam, penyakit ini lebih dikenal dengan istilah flek paru. TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Biasanya menyerang paru namun dapat menyerang bagian tubuh lainnya seperti otak, tulang, kelenjar, dan lainnya. Penyakit ini menular melalui udara dari orang yang dalam paru-parunya mengandung kuman TB. Ketika pasien TB batuk, mereka menyebarkan droplet (percikan dahak) yang mengandung kuman. Siapapun bisa tertular.
TB bukanlah penyakit yang hanya dapat diderita orang dewasa. Anak-anak pun terancam. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat lebih dari 250.000 anak menderita TB dan 100.000 di antaranya meninggal dunia. TB pada anak relatif sulit dikenali dan didiagnosis dibanding pada orang dewasa. Pada orang dewasa, diagnosis pasti ditegakkan apabila menemukan kuman M. tuberculosis dalam sputum/dahak. Akan tetapi, anak-anak sangat sulit bila diminta untuk mengeluarkan dahak. Bila pun ada, jumlah dahak yang dikeluarkan tidak cukup.
Gejala TB pada anak yang umum terjadi adalah demam yang tidak tinggi, berkisar 38 derajad Celcius, biasanya timbul sore hari, 2-3 kali seminggu. Gejala lain adalah penurunan nafsu makan, dan gangguan tumbuh kembang. Batuk kronik yang merupakan gejala tersering pada TB paru dewasa, tidak terlalu mencolok pada anak. Gejala-gejala itu dikategorikan sebagai gejala nonspesifik. Gejala spesifik tergantung dari organ yang terkena seperti kulit (skrofuloderma), tulang, otak, mata, usus, dan organ lain.
Bila anak sakit, dengan riwayat kontak dengan seseorang yang diduga atau dikonfirmasi menderita TB paru, maka si anak dapat diduga (suspected) menderita TB. Selain itu bila anak tidak kembali sehat setelah sakit campak atau batuk rejan (whooping cough),  mengalami penurunan berat badan, batuk, dan demam yang tidak berespon dengan antibiotik saluran nafas, maka orang tua harus waspada. Beberapa gejala lain yang mengarah pada TB adalah : terdapat pembesaran abdomen, teraba massa keras tak terasa sakit, terdapat pembesaran kelenjar getah bening superfisial, tidak terasa sakit, dan berbatas tegas, serta mengalami gejala-gejala yang mengarah ke meningitis atau penyakit sistim saraf pusat.
 Cara terbaik mencegah terjadinya TB anak adalah dengan menemukan, mendiagnosa, dan mengobati TB dewasa secara tuntas. Hal ini karena pada umumnya anak terinfeksi TB dari orang dewasa. Jika seorang anak sudah menderita TB, orang-orang terdekatnya juga harus diperiksa untuk mencari sumber penularan. Menemukan orang dewasa yang positif TB di lingkungan terdekat, dan segera mengobatinya secara tuntas, berarti memutus mata rantai penularan. Semoga Allah Ta’ala melindungi permata hati kita dari segala penyakit. || dr Nur Laili Muzayyanah, Staf Edukatif  Fakultas Kedokteran UII, Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak UGM.

sumber gambar :  tbawareness.wordpress.com
Powered by Blogger.
close