Dunia Sekolah : Pengalaman Belajar
RUA Zainal Fanani
“Prang … !!!”
Pak Ruslan dan
Bu Ruslina sedang membersihkan kamar kaget. Mereka bergegas mencari asal suara
yang cukup keras itu. Bu Ruslina tampak sangat cemas. “Jangan-jangan guci
kesayangan Ummi pecah tertabrak kucing!”
Ternyata
dugaan Bu Ruslina salah. Bukan guci yang pecah, tapi piring dan gelas. Dan
bukan kucing penyebabnya, tapi Angga, putri kesayangan mereka. Tampak Angga
begitu ketakutan. Matanya berkaca-kaca hampir nangis. “Maaf mi. Maafin Angga,
Bi …!” katanya lirih tetap terpaku dan tertunduk.
Pak Ruslan
segera ingat, ketika melihat ayah dan ibunya sibuk bersih-bersih kamar, Angga
dengan manja menawarkan diri untuk membawakan sepiring ubi rebus dan dua gelas
teh hangat untuk mereka. “Maaf, Angga tidak melihat ada tumpahan air disini.
Angga sedikit terpeleset dan kaget. Terus … piring dan gelasnya jatuh …” Angga
berusaha menerangkan dengan wajah agak takut-takut.
Bu Ruslina
tersenyum tipis, tapi Pak Ruslan malah tersenyum lebar. “Wah, akibat
keteledoran Abi waktu membawa air ke kamar mandi tadi, sehingga ada yang
tertumpah sedikit disini, Angga yang jadi terpeleset. Maafin Abi, yang Ngga …” ujar Pak Ruslan dengan penuh kasih.” Ini
akan menjadi pengalaman belajar bagi kita semua ….” Tambahnya.
“Sekarang kita
bersihnya bersama-sama, Ngga. Tolong Angga ambilkan tempat sampah plastik di
belakang. Hati-hati, jangan lari. Siapa tahu masih ada tumpahan air di lantai,
nanti Angga terpeleset lagi …”
Tak lama
kemudian, mereka bertiga sudah lari dalam kerja keras untuk menyingkirkan
pecahan-pecahan piring dan gelas. Sebelum membersihkan Pak Ruslan memerintahkan
Bu Ruslina dan Angga untuk memakai sandal yang agak tebal. “Kau lihat ini,
Ngga, pecahan-pecahan gelas dan piring ini tajam-tajam. Kalau tidak dibersihkan
dapat melukai kaki kita. Mengapa? Ya, kulit telapak kita mudah sobek terkena
pecahan kaca yang tajam. Bahkan kalau
menancap dan lubangnya tidak segera diobati, bisa lebih buruk lagi akibatnya
…,” kata Pak Ruslan. Angga mendengarkan dengan seksama penjelasan Pak Ruslan
ini.
Akhirnya,
setelah beberapa lama, lantai itupun bersih kembali. “Pengalaman belajar kita
hari ini berharga sekali ya, Ngga. Coba Angga sebutkan, apa saja pelajaran yang
bisa kita ambil? Bisa kan ?”
tanya Pak Ruslan kepada Angga.
“Pertama, Abi kurang hati-hati, airnya
membuat Angga terpeleset. Kedua,
Angga juga kurang hati-hati, mungkin jalannya juga terlalu cepat, akhirnya ..
piring dan gelasnya jatuh …” jawab Angga.
“Masih ada
lagi. Tentang pecahan piring dan gelas itu lho …”
“Oh, ya,
pecahan-pecahan itu ternyata tajam-tajam ya Bi. Makanya harus segera
dibersihkan. Kalau tidak bisa melukai kaki kita ….”
“Dan .. jangan
lupa, kalau kita membersihkannya sama-sama, tidak membutuhkan waktu lama. Cepat
selesai. Ini namanya kerjasama. Masih ada lagi pelajaran yang cukup penting;
untuk melakukan pekerjaan yang cukup berbahaya, yang resikonya bisa membuat
kita terluka, kita harus berhati-hati, makanya Abi tadi meminta untuk memakai
sandal yang agak tebal …”
Angga tampak
manggut-manggut.
Yang cukup
lucu, sejak ketika membersihkan pecahan piring dan gelas tadi, Bu Ruslina malah
lebi banyak bengong. Dan, saat duduk berdua saja dengan Pak Ruslan, barulah BU
Ruslina berkomentar, “Wah, Ummi jadi banyak belajar dari kejadian ini, Bi. Ummi
jadi tahu, bagaimana sebaiknya menyikapi kejadian tadi. Ternyata, Abi bia
mengubahnya jadi bahan pelajaran yang menarik. Ummi lihat, Angga tadi
mendengarkan dengan seksama sekali …”
“Ya, kejadian
yang tak terduga memang sering membawa kesan yang mendalam …” ujar Pak Ruslan.
“Dan, dari komentar Ummi tadi, tampaknya, Ummi juga mendapat pelajaran berharga
juga. Kita semua baru saja belajar banyak … “
Kini ganti Bu
Ruslina manggut-manggut.
“Sebenarnya,
memang seperti inilah manusia belajar. Di sekolah juga begitu. Untuk mendapat
pelajaran dan pengetahuan yang berharga, para siswa perlu diberi pengalaman
belajar. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik?”
“Ya, tapi
kalau tadi kan
kejadiannya tidak sengaja, Bi …”
“Sekolah dan
para guru memang dituntut untuk mampu merancang pengalaman belajar bagi
siswa-siswinya, sehingga mereka mendapat ilmu baru yang bermanfaat.ummi bisa
rasakan sendiri tadi, kalau mengalami langsung, Angga tampak lebih terkesan.
Memang benar, target atau tujuan pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang
akan diberikan biasanya sudah ditentukan. Guru kemudian merancang pengalaman
belajar apa yang dapat membuat siswa mendapatkan kesimpulan seperti yang telah
ditargetkan.
Tapi, guru
yang baik dan berpengalaman tidak hanya pandai merancang pengalaman belajar
yang telah disiapkan dan disengaja. Guru hebat biasanya jago sekali
memanfaatkan lingkungan dan kejadian-kejadian yang tak disengaja atau tak
terduga, sehingga siswanya punya pengetahua yang kaya. Tidak hanya itu, kalau
guru berhasil menanamkannya, para siswa kemudian malah bisa memiliki kemampuan
mengambil ilmu dari pengalaman dan kejadian apa saja, di mana saja dan kapan
saja di sepanjang hidupnya. Hebat kan ?”
“Wah ideal
sekali ya Bi ….”
“Dan itu hanya
bisa terjadi bila di sekolah, guru-gurunya lebih banyak mengajak para siswanya
berkegiatan, mengalami, mengamati, mendiskusikan dengan teman-temannya,
mencocokkan dengan buku-buku yang ada, banyak bertanya, berkonsultasi,
mengambil kesimpulan, berusaha menyampaikan hasil kesimpulannya, dan
sebagainya. Memang dibutuhkan pengalaman belajar yang kaya, baik yang dirancang
maupun yang tidak disengaja.bukan hanya dari penjelasan guru saja.”
“Bi,
kedengarannya indah sekali. Bagaimana kalau Abi menyampaikan semua tadi pada
guru-gurunya Angga?”
Pak Ruslan
tersenyum. “Ya, nanti Abi akan ajak mereka ngobrol.
Tapi, Abi yakin, mereka pasti sudah sangat memahaminya. Malah sudah diterapkan.
Guru sejati Angga yang dirumah pun perlu memahami, mendalami, dan
menerapkannya.”
Bu Ruslina
sontak meninju lengan suaminya dengan gemas. Ini juga sebuah pengalaman belajar
yang berharga. Tentang cara canggih membuat istri gemas …
Post a Comment