Dunia Sekolah : Visi Sekolah
RUA Zainal Fanani
Hari ini, ada
tamu istimewa yang bersilaturahmi ke rumah Pak Ruslan: Pak Mulyana, kakak
tertua Bu Ruslina yang tinggal di Blitar, bersama istrinya. Sudah lebih dari
setahun mereka tidak saling bertemu. Soalnya, Idul Fitri yang lalu Pak Mulyana
kebetulan berada di Malaysia
untuk menunaikan tugas dari kantornya. Tak heran bila pertemuan itu benar-benar
membahagiakan.
“Alamdulillah, baru sekarang kita bisa
saling bertemu ya, Kak. Setahun lebih rasanya sudah seperti sewindu … Kangen sekali lho aki ..” ujar Bu
Ruslina dengan wajah berbinar-binar.
“Iya, waktu
Idul Fitri yang lalu, Kak Mul nggak ada, suasananya terasa kurang lengkap,”
timpal Pak Ruslan.
Begitulah.
Suasana menjadi hangat. Mereka saling menanyakan kabar sanak saudara dan
teman-teman yang dikenal.
“Aneh juga Kak
Mul ini. Tidak biasanya bersilaturahmi pada bulan-bulan seperti ini. Ada sesuatu yang amat
penting rupanya …”
Pak Mulyana
tersenyum. “Oh ya, tak lama lagi, kita malah bisa sering-sering bertemu …”
Pak Ruslan dan
Bu Ruslina saling berpandangan.” Maksud Kak Mul?”
“Mulai Juli
mendatang aku dipindah ke kota
ini. Kata pimpinan sih promosi …”
“Alhamdulillah … ini sungguh-sungguh
berita bahagia …” Bu Rulisna tampak tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
“Yah, ada yang
membahagiakan, ada juga yang membuat repot.”
Pak Ruslan
mengerutkan keningnya.
“Urusan
anak-anak yang harus mencari sekolah baru … Ini kan merepotkan. Soalnya, aku benar-benar
tidak tahun banyak tentang sekolah-sekolah di sini. Buta! Itulah sebabnya aku ke
sini. Dik Ruslankan tahu banyak tentang ini …” ujar Pak Mulyana.
“Maksud kami,
supaya tidak salah pilih sekolah ….,” tambah Bu Mulyana.
Terjawab sudah
tanda tanya di benak Bu Ruslina. Rupanya Pak Mulyana dan istrinya datang
jauh-jauh hari sebelum pindah tugas untuk mencari sekolah untuk putra-putrinya.
“Jadi,
sebaiknya bagaimana Dik Ruslan?”
Pak Ruslan
menghela nafas dalam-dalam. “Saya salut dan sependapat dengan Kak Muk,
memilihkan sekolah untuk anak-anak kita memang tidak boleh asal-asalan. Sikap
cermat dan berhati-hati sangat diperlukan. Saya dengan senang hati akan
membantu. Hanya saja, ahirnya yang harus memutukan ya Kak Mul sendiri. Kami kan tidak paham
keinginan dan kriteria sekolah yang
menjadi pilihan Kak Mul ….”
“Lho semua
sekolah kan sama saja to, Dik … yang
membedakan kan
hanya mutunya saja?” kali ini Bu Mulyana yang angkat bicara.
Pak Ruslan
tersenyum. : Sekarang jamannya sudah berubah. Meski sudah ada kurikulum
nasional, tapi masing-masing sekolah justru berusaha berbeda dengan sekolah
yang lain. Masing-masing mengembangkan ciri dan keunggulannnya sendiri. Tinggal
kita memilih mana yang cocok dan sesuai dengan keinginan kita.”
“Lha caranya
agar kita tahu ciri dan keunggulan yang dikembangkan oleh sebuah sekolah?”
tanya Pak Mulyana. Mimik mukanya tampak serius sekali.
“Pertama-tama
kita bisa melihat Visi sekolah itu. Yang dimaksud dengan visi adalah pernyataan
tentang hasil pendidikan yang dicita-citakan oleh sekolah itu. Ada yang menyatakan akan
mendidik anak unggul dalam iptek dan imtak. Ada yang menyatakan akan mendidik hidup
islami sejak dini, dan sebagainya. Dari sini sudah tampak jelas arah dari model
pendidikan yang akan dilakukan. Sekali lagi, kita tinggal memilih mana yang
cocok …” panjang lebar Pak Ruslan menerangkan.
“Ya, tapi
kalau aku perhatikan, semua sekolah berbicara tentang cita-cita unggul ini-itu.
Visinya bagu-bagus. Tapi kenyataannya bagaiman?” Komentar Bu Mulyana.
Bu Ruslina
tampak manggut-manggut. “Betul Kak. Dimana-mana visinya tertulis hebat-hebat.
Sampai bingung aku.”
“Memang benar.
Kadang ada sekolah yang menyatakan visinya sekedar dengan kalimat yang
hebat-hebat. Meskipun begitu, pernyataan visi itu tetap saja bisa membantu kita
untuk melihat arah dan kemauan luhur dari para guru dan pengelolanya ….Lagi
pulla, biasanya sekolah itu tak hanya menyatakan visinya, namun juga misinya.
Dari pernyataan misi yang pada umumnya lebih rinci, kita akan dapat semakin
memahami arah cita-cita ekolah itu ..”
“Dik Ruslan,
zaman kita sekolah dulu kan
sekolah nggak pakai visi-visian.
Sebenarnya apa sih gunanya menyebutkan visi itu?” tanya Pak Mulyana dengan nada
agak tinggi.
“Lho, Kak Mul
kok malah jadi emosi begitu …” ujar Bu Ruslina.
Pak Mulyana
adi tersipu-sipu.
Pernyataan
visi sekolah saat ini memag sangat penting. Pertama,
visi itu akan menjadi semacam ruh bagi sekolah. Segala aktivitas sekolah akan
ditujukan agar visi itu tercapai. Jadi visi sekolah berfungsi sebagai pedoman
bagi para guru dan pengelola sekolah sendiri. Bukan hanya untuk gagah-gagahan. Kedua, masih untuk guru dan pengelola
sekolah sendiri, visi akan menjadi pemacu semangat mereka, karena masyrakat
akan merasa tertipu. Ketiga, sepert
yang tadi kita bicarakan, visi bisa menjadi identitas dan petunjuk, sehingga
masyarakat dapat memilih sesuai keinginannya. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat
saat ini kan
semakin kritis dan mempunyai aspirasi yang berbeda-beda …”
Karena
penjelasan Pak Ruslan cukup panjang, Bu Ruslina, Pak Mulyana dan istrinya malah
terlihat sungkan untuk berbicara.
Melihat
gelagat ini Pak Ruslan mempersilahkan Pak Mulyana dan istrinya untuk minum.
“Maaf lho, sampai lupa mempersilahkan minum …”
“Jadi etelah
membanding-bandingkan visi dan misi masing-masing sekolah harus terus
bagaimana?” tanya Pak Mulyana setelah meminum teh hangat yang disajikan Bu
Ruslina.
“Di antara yang sesuai dengan keinginan kita,
barulah kita melihat mutu, fasilitas, dan informasi-informasi yang lainnya
…,jawab Pak Ruslan.
“Lalu?”
“Kalau
informasinya sudah lengkap kita tinggal memilih to …Bapak ini bagaiman,” sergah
Bu Mulyana.
“Betul! Seratus
untuk istriku yang cerdas dan cantik …!
Pak Ruslan dan
Bu Ruslina tersenyum geli melihat ‘kemesraan’ tamu mereka.
sumber gambar : sdiradenfatah.wordpress.com
Post a Comment