Gagasan : Temukan Bakat Istimewa Anak



Setiap anak dilahirkan dengan keunikannya masing-masing. Di dalam keunikannya tersebut, tersimpan bakat yang menunggu untuk digali dan ditemukan. Terkadang karena takut, kurang percaya diri atau karena lingkungan yang tidak mendukung, bakat yang ada dalam diri anak tetap terpendam dan tidak bisa dioptimalkan.
Ada beberapa cara untuk mengenali dan menemukan bakat anak, antara lain: Pertama, melihat tingkah laku anak. Hal ini juga berarti pendidik mempedulikan kegiatan yang sering dilakukan dan diminati anak, serta mengikuti perkembangan anak dengan cermat. Alhasil, pendidik dapat menemukan hal-hal yang menyimpang ataupun “nyeleneh”. Sangat mungkin terjadi, di balik ke-“nyeleneh-“annya, ada bakat-bakat yang belum ditemukan.
Kedua, memberikan berbagai macam stimulus atau rangsangan kepada anak. Misalnya dengan mengikutkan pada beragam kegiatan ekstra kurikuler, memberikan les atau permainan yang variatif. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler mampu mendapatkan nilai yang bagus, kepercayaan diri yang tinggi, manajemen waktu yang baik, cenderung menghindari alkohol dan narkoba serta drop-out.
Ketiga, bila diperlukan, kita dapat melakukan tes psikologi (tes bakat) untuk melihat kelebihan dan kelemahan anak. Biasanya, tes ini dilakukan saat anak masuk sekolah. Pada usia tersebut sudah terlihat bakat serta minat anak.

Bagaimana mengenali tanda-tanda anak berbakat?
Tanda-tanda yang mengindikasikan sebagai anak berbakat memiliki cakupan yang luas. Perilaku yang dapat kita temukan secara dini pada anak yang memiliki bakat, antara lain: 1) Penguasaan bahasanya melesat secara kuantitatif, rentang perhatiannya lebih lama, serta dapat mempertahankan pembicaraan lebih lama dengan kalimat yang lebih kompleks dan mampu berkonsentrasi penuh saat diajak bicara. Biasanya anak-anak yang memiliki ciri-ciri demikian, memiliki bakat bernyanyi, pidato/orasi dan dapat juga sebagai HRD. 2) Berminat dan passion terhadap buku, gambar, dan lukisan. Minat dan kegairahan terhadap buku, gambar, dan lukisan, mengindikasikan bahwa ia adalah anak-anak yang memiliki bakat. Bisa menjadi ilmuwan, pelukis, illustrator, dan lain sebagainya.
3) Keterampilan motoriknya lebih cepat dari teman sebaya. Biasanya, anak dapat berjalan, berbicara dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain, lebih awal dibanding anak-anak seusianya. Bakat yang muncul, dapat berupa atlet, orator, dan beberapa profesi lainnya. 4) Memiliki inisiatif mencoba mainan atau suatu objek dan warna dalam imajinasinya. 5) Memiliki rasa kewaspadaan dan sikap eksploratif terhadap lingkungannya tinggi.
Saya sempat melihat film yang sangat bagus, terkait bagaimana kepedulian seorang pendidik dalam menemukan bakat terpendam anak didiknya, yaitu Ihsan. Dalam film yang berjudul “Every Child is Special”tersebut, Ihsan awalnya dikenal sebagai anak yang “bodoh, nakal, dan sering berbuat onar”, sampai suatu ketika ia bertemu dengan guru yang sangat istimewa. Guru tersebut akhirnya dapat menemukan penyebab “kenakalan” Ihsan selama ini. Ternyata dia mengalami “disleksia”, namun di balik itu, dia juga memiliki bakat terpendam yakni sebagai pelukis  berbakat. Di akhir film tersebut, Ihsan akhirnya dapat sembuh dari kelainan yang dialaminya. Bahkan dia menjadi pemenang dalam perhelatan lomba lukis. Saya menyimpulkan, bahwa betapa pentingnya bagi orang tua memilihkan tempat dan kegiatan yang tepat bagi anaknya, serta betapa pentingnya setiap pendidik untuk dapat menemukan bakat bagi setiap peserta didiknya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi terbangunnya kepedulian setiap pendidik untuk menemukan mutiara yang terpendam anak didiknya.[]

Umi Faizah, S.Ag., M.Pd.
Ketua STPI Bina Insan Mulia,
Dosen Tetap Prodi Pendidikan Guru RA/TK/PAUD
sumber gambar : perempuan.com

Powered by Blogger.
close