Kisah Cerdas : Balasan Bagi Kaum Yang Ingkar dan Curang



Di negeri Madyan Nabi Syu’aib tinggal. Allah Ta’ala memilih Syu’aib sebagai Nabi atau utusan-Nya untuk membimbing kaum Madyan. Pada masa itu penduduk Madyan masih menyembah pohon. Mereka belum mengenal Allah, Tuhan yang sesungguhnya paling berhak untuk disembah. Pekerjaan mereka berdagang. Namun mereka tidak jujur dan berlaku licik. Mereka curang ketika menimbang. Dengan alasan agar mendapat untung banyak. Sedikit-demi sedikit timbangan berat barang yang dijualnya dikurangi. Yah, dengan begitu mereka mengambil atau mencuri hak orang lain.
Nah, Nabi Syu’aib bertugas untuk mengajar penduduk Madyan dengan ajaran agama yang benar. Suatu hari Syu’aib menyampaikan wahyu Allah, “Hai kaumku, beribadahlah kepada Allah, sekali-kali tiada ilah(sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar) bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan. Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia atas hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.”
Rupanya mereka tidak mau mengakui Syuaib sebagai nabi. Mereka menuduh Nabi Syuaib berbohong dan tidak mau mendengar seruannya. Mereka menolak ajaran Allah. Mereka masih menyembah pohon mengikuti agama nenek moyang mereka. Namun Nabi Syuaib tidak putus harapan. Beliau sabar dan tak kenal lelah untuk mengajak dan memperingatkan kaumnya.
Rupanya seruan dan ajakan Nabi Syuaib hari demi hari justru dibalas dengan ejekan dan celaan. Bahkan mereka marah ketika Nabi Syuaib mengajak mereka agar tidak menyembah pohon. Mereka berkata dengan amarah, “Nenek moyang kami telah menyembah pohon ini. Mengapa kamu menginginkan kami menyembah Tuhanmu?”
“Pergilah! Kami tidak mau mendengar semua perkataan bohong darimu itu.” Kata yang lain. Walaupun demikian keras penolakan kaumnya itu, Nabi Syuaib tidak berhenti mengingatkan kaumnya untuk menyembah Allah.
Suatu hari Nabi Syuaib mengingatkan mereka, bahwa kaum Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Sholeh, dan Nabi Luth yang juga tidak mau menyembah Allah dan menolak ajaran Allah telah mendapatkan azab. Namun mereka tidak juga menerima peringatan itu. Bahkan mereka mengancam Nabi Syuaib, “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami.”
Mereka juga menantang Nabi Syuaib, “Maka jatuhkanlah pada kami gumpalan dari langit (datangkanlah azab yang engkau katakan itu), jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”
Kaum Madyan benar-benar sombong dan takabur. Mereka tidak mau mengambil pelajaran dari kaum terdahulu yang telah dibinasakan Allah. Ya, mereka tidak merasa takut kepada Allah.
Akhirnya Allah memerintahkan Nabi Syuaib dan pengikutnya untuk pergi dari kota Madyan. Setelah Nabi Syuaib dan pengikutnya pergi, Allah akan menurunkan azab pada penduduk Madyan yang ingkar itu.
Tibalah janji Allah terhadap penduduk Madyan.  Awan gelap dan hitam pekat menutupi kota Madyan. Penduduk Madyan mengira hujan akan turun. Dengan suka cita mereka keluar untuk menyambut hujan. Namun sungguh salah dugaan mereka. Justru yang datang adalah suara halilintar yang sangat keras menggelegar membelah langit, menyambar setiap kaum Madyan. Mereka menjerit ketakutan dan kesakitan. Tak seorangpun yang selamat. Tubuh mereka hangus dan gosong. Ya semuanya mati karena azab Allah sebagai hukuman karena keingkaran dan kejahatan mereka di dunia. Mereka menolak peringatan dari Nabi Syuaib.
Begitulah Ananda semua. Akibat buruk menimpa pada orang yang tidak mau mengambil pelajaran dari kaum terdahulu yang telah dibinasakan Allah. Semoga Allah menunjuki dan membimbing kita semua agar selamat dari azab-Nya. Dengan cara kita berusaha menjadi orang yang beriman dan taat pada Allah. || 

Nurul Ummu Nafisa, Kepala Sekolah MI Daarussalam Selokerto Ngaglik Sleman Yogyakarta
sumber gambar : kisahmuslim.com

Powered by Blogger.
close