Kisah Cerdas : Walau Seratus Nyawa



Apa kabar Ananda yang shalih dan shalihah? Semoga Allah Ta’ala senantiasa merahmati dan memberkahi kita semua. Puji syukur pada Allah Ta’ala karena atas nikmat iman dan Islam ini, kita dapat berada di jalan yang lurus dan diridhai-Nya. Nah, pada kisah Fahma kali ini, kita akan belajar pada Sa’ad bin Abi Waqqash, yang kekuatan iman dan Islamnya sungguh luar biasa. Tanpa takut oleh ancaman dari siapapun, walau dari ibunya sendiri. Kita simak yuk!
Pada suatu malam, Sa’ad bin Abi Waqqash sedang menunaikan shalat. Ibunya terjaga saat mendengar suara yang sangat merdu. Ternyata anaknya sedang membaca Alquran dengan khusyuk. Sang ibu lalu bangun dan melihat sang anak, Sa’ad sedang shalat. 
Selesai shalat, Sa’ad bin Abi Waqqash ditanya oleh ibunya, apa yang dilakukannya. Sa’ad pun menjawab bahwa dia tadi sedang shalat, menyembah Allah Ta’ala, Rabb yang menciptakan alam semesta dan mengatur semua yang ada di dunia. Sa’ad juga berterus terang pada ibunya bahwa dia telah beriman pada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, yang diutus Allah untuk menunjukkan manusia menuju jalan kebenaran.
Mendengar penjelasan anaknya, sang ibu pun membujuknya untuk kembali ke kekafiran, menyembah berhala. Namun Sa’ad menolak. Sang ibu berulang kali membujuk, namun Sa’ad tetap tegar pada keimanannya. Merasa putus asa, sang ibu lalu menggunakan cara lain. Dia melakukan mogok makan dan minum sampai Sa’ad mau kembali ke agama nenek moyangnya. Sang ibu yakin cara ini berhasil karena Sa’ad dikenal sangat menyayangi ibunya.
Rencana ini pun dijalankan dengan tekad yang luar biasa. Dia tidak makan dan minum sampai ajal hampir merenggut nyawanya. Akan tetapi ketegaran dan kekuatan iman Sa’ad lebih luar biasa. Sa’ad sama sekali tidak terpengaruh dengan hal tersebut. Dia tetap pada pendiriannya dan tidak akan mau menjual keimanannya dengan apapun, walaupun dengan nyawa ibunya. Ketika keadaan ibunya sudah sedemikian gawat, beberapa keluarganya pun membawa Sa’ad untuk menyaksikan kali yang terakhir, dengan harapan akan menjadi lunak hatinya melihat keadaan ibunya yang sekarat. Sesampainya di sana, Sa’ad melihat pemandangan yang sangat menghancurleburkan hatinya, seperti hancurnya baja dan terhempasnya karang.
Akan tetapi, lagi-lagi kekuatan iman Sa’ad mampu menahan kerasnya godaan apapun. Didekatkannya wajahnya kepada wajah ibunya. Sa’ad pun berkata,”Demi Allah, ketahuilah wahai Bunda, seandainya Bunda memiliki seratus nyawa, lalu ia keluar satu per satu, tidaklah Ananda akan meninggalkan agama ini. Maka terserah Bunda, mau makan atau tidak.”
Melihat kekuatan iman anaknya, akhirnya Sang Ibu luluh juga. Wahyu Allah yang mendukung keputusan Sa’ad pun turun serta mengucapkan selamat padanya.”Dan seandainya kedua orangtuamu memaksamu untuk mempersekutukan Aku, dengan sesuatu yang tidak engkau miliki pengetahuan tentangnya, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (QS Luqman : 13)
Allahu Akbar! Inilah keteladanan sikap Sa’ad bin Abi Waqqash, yang memiliki kekuatan iman yang luar biasa. Tetap tegar dan berpegang kuat pada keimanan walau ancaman dan godaan yang menghadang sungguh luar biasa. Semoga kita semua senantiasa semakin bersyukur atas nikmat iman dan Islam yang dianugerahkan Allah Ta’ala pada kita, amin…. || 

Ummu Zahra.
sumber gambar : anneahira.com
Powered by Blogger.
close