Melunakkan Kekerasan Anak
Hari Senin pagi sambil
mengantarkan anaknya, Pak Mardi menemui Kepala Sekolah. Pak Mardi mengemukakan
keluhan adanya kekerasan antar anak di sekolah. Ia menunjukkan bukti luka-luka lecet pada tangan Andi, anaknya.
Katanya luka itu karena ditendang dan didorong temannya sehingga jatuh.
Pak Mardi setengahnya tidak terima, “Saya menyesal di jaman seperti
sekarang di sekolah seperti ini masih
ada kekerasan pada anak ”.
Menurut pengamatan Orang tuanya,
di rumah Andi tidak menunjukkan
sifat-sifat yang mengarah pada kekerasan. Ia anak ragil dari tiga bersaudara.
Kedua Orang tuanya, meskipun sibuk bekerja tetapi berusaha untuk selalu
mengamatinya. Tetapi pengamatan para Guru di sekolah, Andi termasuk anak yang
gampang melakukan kekerasan terhadap teman. Menunjukkan gejala-gejala yang
mengarah pada laku kekerasan. Sehingga sering terjadi konflik fisik dengan
teman-temannya.
Orang tua maupun Guru, keduanya
hampir benar berdasarkan
pengamatannya. Tetapi yang berbeda adalah kondisi dan situasi antara di rumah
dan di sekolah. Di lingkungan keluarga,
Andi tidak memungkinkan untuk melakukan
kekerasan. Paling menunjukkan kekesalannya. Karena Andi posisinya adalah anak paling
buncit yang jauh usianya dari dua
orang kakaknya. Maka Andi adalah pihak yang dilayani, difahami, dan diatur.
Sedangkan di sekolah Andi mengekspresikan kekesalannya terhadap teman-temannya.
Tentu saja Andi akan mendapat perlawanan dari teman-temannya sehingga
terjadilah adu kekuatan fisik.
Berbagai penyebab anak
melakukan kekerasan. Berbagai bentuk kekerasan bisa dilakukan anak. Berikut adalah
gejala-gejala yang mengarah terjadinya kekerasan . Dengan mengidentifikasi
gejala-gejala berikut Guru dapat melakukan usaha preventif untuk mencegah
terjadinya kekerasan pada anak dengan memberikan solusi yang tepat.
Gejala-gejala kekerasan yang mungkin terjadi adalah :
o
Dalam
pergaulan sehari-hari anak mudah marah
o
Sering
terjadi adu kekuatan fisik yang tidak sehat
o
Sering
melakukan corat-coret pada tempat yang tidak seharusnya.
o
Sering
berperilaku yang mengambil resiko.
o
Sering
melakukan ancaman
o
Suka
melakukan tindakan yang menyakiti binatang
o
Suka
membawa penda-benda keras atau tajam
o
Suka
membawa benda atau mainan yang dilarang sekolah
o
Sering
bermasalah dengan kedisiplinan
o
Selalu
merasa tidak dihargai, merasa ditolak, dan merasa disalahi
Untuk mencegah terjadinya
kekerasan tentu saja kita tidak perlu menunggu gejala-gejala diatas timbul.
Pencegahan kita lakukan melalui dua cara perlakuan yaitu perlakuan secara umum
dan perlakuan secara khusus.
Perlakuan secara umum kita
namakan mediasi teman. Intinya kita
berusaha agar terjadi aktivitas kerjasama antara anak-anak dari berbagai kelas/tingkat.
Misalnya kegiatan class meeting pada
akhir tahun bukan berbentuk pertandingan antar individu atau kelompok yang
mewakili kelas melainkan berupa kompetisi antar tim. Kompetisi ini untuk
memupuk kerja sama tim anggota timnya bukan mewakili kelas melainkan lintas
kelas.
Fokus dari program mediasi
teman adalah untuk memupuk iklim dalam tim dimana antar murid saling
mempengaruhi satu sama lain untuk lebih dapat menerima perbedaan, menumbuhkan
toleransi berteman, saling mendukung dalam rangka membangun solidaritas.
Sehingga menumbuhkan rasa empati, kemampuan sosial dan kesadaran khusnudzan.
Perlakuan secara umum berupa
mediasi teman dapat mencegah terjadinya kekerasan sesama anak secara umum.
Artinya, ada anak-anak khusus yang cenderung melakukan kekerasan dan tidak
cukup hanya diatasi dengan mediasi teman. Maka untuk anak-anak khusus
diperlukan secara khusus. Teknis cara
perlakuan khusus ini sebanyak anak yang memerlukan perlakuan khusus karena tiap
anak itu berbeda. Tetapi secara umum, perlakuan khusus ini berupa perhatian
secara pribadi secara rutin dan terus menerus.
Kepada anak ini setiap pagi
harus mendapatkan usapan kepala dan setiap hari harus mendapatkan pertanyaan
yang menyentuh hati. Pertanyaan ini tentang ibadah kepada Allah, tentang
kasih-sayang Allah, tentang kelembutan Allah SWT, tentang kasih sayang Orang
tua, tentang kerja keras Orang tua, tentang persaudaraan dengan teman dan
sebagainya. Misalnya sambil mengusap kepala Andi dengan penuh kasih-sayang Pak
Guru menanyakan; “ Tadi pagi Ibu Andi memasakkan apa untuk sarapan ? ”
Drs. Slamet Waltoyo, Kepala SD Islam Al-Kautsar, Sleman Yogyakarta
sumber gambar : oryzasativa17.blogspot.com
Post a Comment