Berani Menjadi Panutan



“Sesungguhnya aku diutus tidak lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia (dari manusia)”. (HR. Ahmad).

Dari hadist di atas kita dapa mengetahui bahwa dalam perjalanan hidup manusia, Allah mengutus rasul-Nya yang terakhir, Nabi Muhammad SAW, untuk menyempurnakan watak/akhlak manusia. Rupanya watak merupakan komponen yang sangat utama agar manusia dapat mencapai tujuan hidupnya dengan baik dan selamat. Sedemikian pentingnya watak/akhlak sehingga Rasulullah menjadikan aspek ini menjadi yang pertama dan utama yang dilakukan dalam melakukan dakwah disamping aqidah.
Jika Nabi Muhammad SAW ditugaskan untuk menjadikan umat manusia pada umumnya dan masyarakat Arab Jahiliyah pada khususnya, untuk kembali ke jalan ketauhidan, tentunya hal ini telah diajarkan oleh Rasul-Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Ini menandakan bahwa dalam kehidupan manusia selalu terjadi pasang-surut. Secara istiqomah, kita perlu mengingatkan diri kita masing-masing untuk melakukan intropeksi dan selanjutnya mencoba setelah mengevaluasi diri untuk memperbaiki diri kita.
Oleh karena watak memegang peran yang sangat utama dalam menentukan sikap dan perilaku, kita perlu membina dan mengembangkan secara bertahap, bertingkat, berkesinampungan dan berkelanjutan.
Dalam rangka membina dan mengembangkan watak ini, kita sangat butuh seorang panutan/ teladan Rasulullah, uswatun kita, telah sangat lama meninggalkan kita hanya bisa mempelajari dan mengamalkan warisan beliau saja yaitu Al Qur’an dan As Sunnah tanpa bisa melihat secara nyata sosok teladan kita tersebut.
Bagi sebagian banyak orang dalam kondisi akhlak yang “sakit” seperti sekarang ini, sangat membutuhkan figur teladan dalam konteks yang nyata, kemana mereka mencarinya? Daripada susah-susah mencari panutan, marilah kita berani menjadi seorang panutan. Marilah kita bersama-sama melestarikan akhlakul karimah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah.
Bagaiaman caranya agar bisa menjadi seorang panutan/ teladan? Keteladanan hanya akan didapat dari pribadi yang memiliki watak terpuji. Dalam hal ini almarhum John F. Kennedy, menyatakan “Jangan tanyakan apa yang negara (orang lain) dapat lakukan untukmu, tetapi tanyakanlah pada dirimu sendiri, apa yang dapat kamu lakukan untuk negerimu (orang lain).”
Betapa kata-kata ini tepat sekali bagi kita sebagai pribadi-pribadi manusia muslim. Kita harus mampu memproduksi keteladanan melalui adanya manusia yang berwatak terpuji.
Berikut ini sikap dasar yang disarankan sebagai seorang panutan yaitu jujur; terbuka; berani mengambil resiko dan bertanggung jawab; memenuhi komitmen; dan kemampuan berbagi (skaring). Kelima dasar ini merupakan langkah awal membentuk watak yang terpuji karena telah “ditempatkan” didalam hati yang bersih dan selalu bersyukur.
Akhirnya, agar waktu tidak lenyap begitu saja, lebih baik kita melakukan pembentukan watak. Mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk menjadi pribadi yang berwatak terpuji dan selanjutnya menjadi panutan dan memberi keteladanan, paling tidak untuk diri sendiri, keluarga dan setiap bawahan yang dipercayakan kepada kita. ||

Norhikmah, Guru SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta
sumber gambar : jamaahmasjid.blogspot.com
Powered by Blogger.
close