Membimbing Anak Agar Terampil Bersyukur



"Nak… ada oleh-oleh Ayah dari Madiun nih. Ayo dimakan!" Kata Bunda.
"Hei! Ada oleh-oleh. Ayo masuk dulu!" panggil Afi kepada kakaknya yang masih ada di halaman. 
"Apa oleh-olehnya Bun?" tanya Fatih.
"Gethuk pisang." Jawab Bunda.
"Ah… Cuma gitu aja? Aku nggak mau. Nggak enak!" kata Fatih sambil berlalu.   "Aku juga nggak suka." Kata Afi.
"E…coba dulu. Enak kok." Kata Nafis
"Iya lo, enak. Anak sholih, kalau dapat rejeki  bilang ?" tanya Bunda.
"Alhamdulillah. Terima kasih Ayah! Bunda. Jazakumullah." Kata Nafis.
"Tapi aku kan nggak suka." Kata Fatih.
"Walau nggak suka, tidak boleh mencela makanan. Ini rejeki dari Allah. " Kata Mubarak.
"Ya udah… maaf Yah. " Kata Fatih meminta maaf pada Ayah.
"Besok lagi kalau dapat rejeki ucapkan Alhamdulillah. Dan berterima kasihlah pada orang yang memberimu. Maka Allah akan menyayangimu. Oke?" Kata Ayah seraya menjabat tangan Fatih.
"Jangan mencela makanan. Orang lain bisa sakit hati. Tahu..?" Kata Nafis. 
"Oke, yah. Makasih ya." Kata Afi sambil mencicipi gethuk pisang di tangan ayahnya. "Ternyata enak lo. Aku mau."  Kata Fatih. "Iya, enak. Aku mau."

Hidup menjadi bahagia dengan bersyukur.
Memperhatikan penggal percakapan di atas mengingatkan saya pada firman Allah Ta'ala dalam surat Luqman ayat 14 :
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (supaya berbuat baik) kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan makin lemah dan menyapihnya dalam dua tahun. Hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah tempat kembali."
       Ada pelajaran menarik dari kisah Luqman  yang memberi nasihat kepada anaknya. Anak yang paling dicintai dan paling disayanginya. Sungguh, memang anak adalah manusia yang paling berhak mendapatkan ilmu, nasihat dan bimbingan dari orang tuanya. Mendidik anak adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya di sisi Allah kelak.
Bagi orang tua yang berlaku amanah dalam mendidik anak maka ada balasan yang dijanjikan Allah. Disamping amanah dalam penunaian hak anak dari segi jasmani, maka tunaikan hak anak dari segi ruhani dan aqliyahnya (agama dan pendidikan). Tunaikan hak anak dengan dasaar cinta dan kasih yang tulus demi mengharap ridho Allah semata.
Bersyukur adalah sifat utama yang Allah perintahkan. Orang yang bersyukur akhlaknya mulia. Agar kita menjadi orang yang bersyukur (masykuuran), kita mesti berlatih mengungkapkan syukur batiniyah (rasa syukur) itu kepada syukur lahiriyah. Rasa syukur yang hakiki ada pada rasa ridho di hati, terungkap pada wajah dan terwujud melalui kata-kata. Orangtua yang sudah terampil bersyukur biasanya akan lebih mudah membimbing anak-anak supaya menjadi orang yang bersyukur. Sebab ia sudah memahami perintah bersyukur, maka ia bisa menjadi teladan anaknya.  
Berdasarkan surat Luqman ayat 14, "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu..", anak diperintah supaya bersyukur kepada Allah dan juga bersyukur kepada manusia. Utamanya,  anak punya kewajiban bersyukur kepada ibu bapaknya. Ibu bapaknyalah yang telah banyak berjasa atas takdir Allah dalam membesarkan anak. Maka orang tua adalah pihak pertama yang harus diunjukkan rasa syukurnya dari si anak.
Ada perkataan Rasulullah saw, "Tidaklah dianggap bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterima kasih kepada manusia," Bersyukur kepada manusia itu penting. Merupakan prosedur yang harus ditempuh agar anak menjadi masykuuran. Anak juga harus bersyukur kepada orang lain dengan mengunjukkan rasa terima kasihnya kepada orang yang telah berbuat baik kepadanya.
Keterampilan anak bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada manusia merupakan salah satu indikasi semakin baiknya akhlak. Jika anak enggan berterima kasih kepada sesama manusia, ia dianggap tidak bersyukur kepada Allah. Nah, yang perlu diasah adalah membiasakan anak pandai mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada sesama. Mulailah melatih anak untuk bersyukur dengan anggota keluarganya.
 Berikut adalah langkah-langkah dalam membimbing anak supaya terampil bersyukur adalah :
-            Orang tua memahami perintah Allah dan nasihat Rasulullah tentang kewajiban bersyukur dan memahamkannya kepada anak  sesuai tahap pemikirannya..
-            Latih dan biasakan anak supaya bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya dengan ucapan Alhamdulillah, rasa ridho dan menggunakan nikmat itu untuk semakin taat dan dekat kepada Allah.
-            Orang tua menterampilkan diri dan juga anaknya bersyukur ketika di rumah. Biasakan mengungkapkan syukur atau berterima kasih dengan sesama anggota keluarga. Istri berterima kasih kepada suami dan sebaliknya, anak berterima kasih kepada ibu bapaknya dan kakek neneknya, ibu bapak berterima kasih kepada anaknya.
-            Ajari anak berterima kasih kepada orang lain, baik kepada guru, tetangga, dan teman,  yang telah memberikan jasa kebaikannya kepada dirinya. Jasa yang bersifat materi maupun immateri. Misalnya pembagian rejeki, makanan, pertolongan tenaga, peminjaman barang, pengajaran ilmu, nasihat, perhatian, dll. Biasakan anak kita mengucapkan kata terima kasih, syukron, jazakumullah khairan, dan sebagainya.
-            Jika mampu libatkan anak untuk berusaha membalas kebaikan orang  dengan yang lebih baik atau setidaknya seimbang,  semata mengharap keridhoan Allah. Jika tidak mampu membalasnya maka doakanlah. Misalnya, Jazakumullah, Barakallah.. dll.
-            Bimbing anak agar tidak meremehkan pemberian ketika melihat nilai nominalnya tapi hendaklah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya ada cinta, perhatian, kasih sayang, dan ketulusan di balik jasa kebaikan mereka.
Sesungguhnya bersyukur itu akan menambah nikmat dan kebahagiaan diri. Di sisi Allah ada janji untuk orang-orang yang bersyukur, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim 14: 7) Tanamkan semenjak dini nilai syukur dalam hidup anak. Jadilah teladan untuk anak sebagai orang yang pandai dan terampil bersyukur. Semoga kita menjadi orang tua yang amanah  dan berhasil mendidik generasi sholih. Aamiin. || 

Asnurul Hidayati, Kepala Sekolah MI Daarussalam Selokerto, Sleman, Yogyakarta.
sumber gambar : trainerlaris.ning.com
Powered by Blogger.
close