Menyatakan Cinta
Rasulullah
dan orang-orang yang mengikuti beliau mempunyai sikap keras - tegas terhadap kaum kafir, tetapi saling
kasih-mengasihi antara sesama kaum mu'minin. Keimanan menjadikan mereka
bersaudara dan merajut kehidupan yang indah dalam persaudaraan yang tulus.
Semakin baik keimanan dalam persaudaraan semakin kuat kerjasamanya dalam kebaikan
Kaum Anshar, orang-orang yang telah lebih dulu bertempat
tinggal dalam kampung Madinah menunjukkan
kasih-sayang kepada Muhajirin, orang yang
berpindah ke kampung mereka itu. Anshar bersedia berbagi rumah dan
hasil kebun dengan saudaranya dalam keimanan. Ada kesediaan untuk memberi,
melindungi, dan menolong yang luar biasa indah dalam diri mereka.
Maka Rasulullah berkata, tidaklah mencintai kaum Anshar itu
melainkan orang mu'min dan tidak membenci mereka itu melainkan orang munafiq;
barangsiapa yang mencintai mereka, maka ia dicintai oleh Allah dan barangsiapa
membenci mereka, maka mereka dibenci oleh Allah.
Mencintai anshar tentu saja karena segenap kebaikan mereka
dalam menolong Rasulullah dan dinul Islam ini. Bukan semata karena mereka
penduduk Madinah.
Ada tiga perkara, barangsiapa yang tiga perkara itu ada di
dalam diri seseorang, maka orang itu dapat merasakan manisnya keimanan. Jikalau
Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada yang selain keduanya,
jikalau seseorang itu mencintai orang lain dan tidak ada sebab kecintaannya itu
melainkan kerana Allah, dan jikalau seseorang itu membenci untuk kembali kepada
kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah dari kekafiran itu, sebagaimana
bencinya kalau dilemparkan ke dalam api neraka.
Kelezatan dalam keimanan bersanding dengan kemampuan
mencintai orang lain karena Allah.
Dua orang yang saling cinta-mencintai kerana Allah,
keduanya berkumpul atas keadaan yang sedemikian serta berpisah pun demikian akan
digolongkan dalam tujuh macam orang yang akan diberi naungan oleh Allah
dalam naungan-Nya pada hari yang tiada
naungan melainkan naungan-Nya yakni pada hari kiamat
Allah Ta'ala berfirman pada hari kiamat, "Manakah
orang-orang yang saling cinta-mencintai karena keagunganKu? Pada hari ini
mereka itu akan Aku beri naungan pada hari tiada naungan melainkan naunganKu
sendiri."
Orang-orang yang saling cinta-mencintai karena keagungan
Allah , maka mereka itu akan memiliki mimbar-mimbar dari cahaya yang diinginkan
pula oleh para nabi dan para syahid - mati dalam peperangan untuk membela agama
Allah. Begitu indah dan agung mimbar istimewa itu.
Nabi berkata. "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam
genggaman kekuasaanNya, engkau semua tidak dapat masuk syurga sehingga engkau
semua beriman dan engkau semua belum disebut beriman sehingga engkau semua
saling cinta-mencintai. Sukakah engkau saya beri petunjuk pada sesuatu yang
apabila itu engkau semua lakukan, maka engkau semua dapat saling
cinta-mencintai? Sebarkanlah ucapan salam antara engkau semua."
Seorang lelaki berziarah kepada seorang saudaranya di suatu
desa lain, kemudian Allah memerintah seorang malaikat untuk melindunginya di
sepanjang jalan. Hingga malaikat itu menyampaikan, "Sesungguhnya Allah itu
mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu karena Allah."
"Jikalau seseorang itu mencintai saudaranya, maka
hendaklah memberitahukan pada saudaranya itu bahawa ia mencintainya."
Suatu hari, Rasulullah mengambil tangan Mu'az dan bersabda,
"Hai Mu'adz, demi Allah, sesungguhnya saya ini
mencintaimu. Kemudian saya hendak berwasiat padamu hai Mu'az, iaitu: Janganlah
setiap selesai shalat meninggalkan bacaan, “ Ya Allah, tolonglah aku untuk
tetap mengingatMu, bersyukur padaMu, dan membaguskan peribadahan padaMu "
Nabi menyatakan cinta dan memberi nasihat berharga kepada
Muadz
Seorang lelaki yang berada di sisi Nabi s.a.w., lalu ada
seorang lelaki lain berjalan melaluinya, lalu orang yang di dekat beliau
berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang ini." Nabi
bertanya, "Adakah engkau sudah memberitahukan padanya tentang hal
itu?" Ia menjawab, "Belum saya beritahukan." Nabi bersabda,
"Beritahukanlah padanya." Orang yang bersama beliau itu menyusul
orang yang melaluinya tadi, lalu berkata: "Sesungguhnya saya mencintaimu."
Orang itu lalu menjawab, "Engkau juga dicintai oleh Allah yang karena Dia
itulah engkau mencintai aku."
Mencintai
saja belumlah benar, ia haruslah dikarenakan dalam keridloan Allah Ta’ala.
Serta, agama ini mengajari kita untuk menyatakan cinta yang terpendam dalam
hati. Pasti ada kebaikan yang banyak dalam ajaran ini.
R. Bagus Priyosembodo, Redaktur Majalah Fahma
sumber gambar : cahayacinta.com
Post a Comment