Tips Cerdas : Agar Hukuman Menjadi Efek Positif pada Anak
Hari ini
kelas 5A yang biasanya ceria menjadi tegang. Pasalnya telah terjadi pelanggaran
yang bisa dikategorikan berat untuk ukuran kelas tersebut yang sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Ada seorang anak yang secara
sembunyi-sembunyi merokok dan ketahuan temannya, ketika
ditegur temannya bukannya sadar tapi ia malah mengancam akan memukulnya bila
memberitahukan hal tersebut kepada pak guru. Tapi beruntunglah hal tersebut di
ketahui seorang guru yang tanpa sengaja melintas di tempat tersebut. Sehingga
permasalahan langsung ditangani.
Kedua anak
ini dipanggil di kantor guru dan di tanya,”Apa kamu mengetahui dengan benar
bahwa Doni merokok ?”
“Iya benar
pak! Saya melihat sendiri ia merokok.Ketika saya tegur ia menjadi marah dan
mengancam saya.”Kata Ilham menjelaskan.
“Benar
begitu Doni?”Doni hanya menunduk.
“Bukankah
kamu tahu bahwa merokok itu bisa merusak kesehatan dan termasuk perbuatan yang
mubadzir, pemborosan yang di larang dalam agama. Mengapa kamu melakukan hal
itu?”Tanya pak Guru.
“Saya
menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi pak?” Kata Doni.
“Minta
ampunlah pada Allah dan berjanjilah kepada-Nya untuk tidak mengulanginya,
Karena kalau kamu berjanji pada bapak bisa saja kamu melakukannya lagi di
belakang bapak.Kalau kamu berjanji kepada Allah Yang Maha Melihat dan Mengawasi
tentu kamu akan berusaha untuk memegang janjimu.”Nasehat pak guru.
“Karena
kamu telah bersalah maka kamu dapat hukuman membuat kliping dan menulis tentang
bahaya rokok baik bagi si perokok maupun bagi orang yang berada di sekitar
perokok!”
“Iya pak
akan saya buat.”Kata Doni.
Anak
berbuat salah
Siapa diantara kita yang berani mengatakan dirinya
tidak pernah melakukan kesalahan? Sepanjang dunia ini masih ada manusia dan
setanpun masih ada, maka kemungkinan kita berbuat salah itu selalu ada. Tapi
berdasarkan Hadits Nabi sebaik baik kamu adalah manusia yang bertaubat dari
kesalahannya,dan mengiringi kesalahannya dengan berbuat kebaikan.
Orang dewasa saja bisa berbuat salah apalagi anak
anak yang tentunya masih banyak hal yang belum ia ketahui dalam kehidupan ini.Maka
peluang berbuat salah bagi mereka sangatlah besar.
Yang perlu diperhatikan disini bagaimana anak anak
bisa belajar dari kesalahan yang telah ia perbuat, dan tidak mengulangi
kesalahannya.
Sebagaimana yang dilakukan oleh seorang guru pada
ilustrasi diatas yang memberikan peringatan dan hukuman dengan memberikan tugas
pada anak. Guru berharap anak tidak mengulangi perbuatannya.
Yang menjadi pertanyaan terkadang kita sudah
memberikan hukuman pada anak tapi ternyata tidak bisa merubah perilaku buruk
anak .Lalu hukuman apa yang efektif bisa memberikan efek positif pada anak?
Lalu bolehkah kita memberikan hukuman yang bersifat fisik pada anak? Kalau boleh,
bagaimana memberikannya sesuai dengan tuntunan agama sehingga tidak menimbulkan
dampak negatif apalagi sampai menganiaya anak?
TIP MEMBERIKAN HUKUMAN
§
Perhatikan usia anak karena pada setiap usia perkembangan tentu berbeda penyikapannya.
Misal berbohongnya anak usia dua setengah tahun dengan anak yang sudah 12 tahun
tentu berbeda . Karena anak usia dua
atau tiga tahun belum bisa membedakan antara khayalan imajinasi dengan sesuatu
yang nyata. Sedang anak 12 tahun harusnya sudah tahu mana itu bicara benar dan
berbohong.
§ Untuk kesalahan yang
pertama kali dilakukan anak berilah kesempatan anak untuk bertaubat dan meminta
maaf. Bisa dengan membuat perjanjian untuk tidak mengulangi kesalahannya atau
bentuk lainnya.
§ Tidak menjadikan
hukuman sebagai sarana mempermalukan anak.Tapi sebagai wujud kasih sayang
pendidik dalam bentuk lain untuk memperbaiki perilaku anak.
§ Bertahap dalam
memberikan hukuman.Misal pertama di beri nasihat,peringatan,Di cabutnya beberapa
hal yang di senanginya.
§ Perhatikan karakter
anak. Karena setiap anak akan berbeda. Ada anak ketika berbuat salah dengan
hanya di beri nasehat sudah bisa berubah. Ada yang dengan wajah tidak suka
orang tuanya ia sudah faham. Tapi ada juga anak sudah di beri nasehat, kemudian
peringatan dan segala macam cara tidak
juga berubah sikapnya, baru dengan hukuman fisik baru berubah.
§ Jadikan hukuman fisik
sebagai jalan terakhir setelah segala upaya untuk memperbaiki kesalahan anak
tidak berhasil.Hukuman fisik ini berdasar hadits Nabi.
§ “Suruhlah anak anak
kamu untuk shalat saat usia mereka tujuh tahun.Dan pukullah mereka(jika tidak
mau shalat) bila umur mereka mencapai sepuluh tahun. Dan pisahkanlah di antara
mereka di tempat tidur.”(R.Abu Dawud)
§ Memberikan hukuman
fisik dengan catatan tidak boleh marah ketika menghukum, tidak boleh memukul
muka dan kepala,hendaklah memukul di tangan atau kaki . Pukulannya tidak keras
dan tidak menyakitkan.
§ Agar kita memahami
dengan jelas posisi hukuman fisik dalam pendidikan marilah kita simak sebuah
hadits. Dari Aisyah mengatakan,”Rasulullah SAW tidak pernah memukul pembantu,
binatang dan apa pun, kecuali saat ia berjihad di jalan Allah.” (HR.Muslim).
Sri Lestari, Ketua Pimpinan Wilayah Muslimat Hidayatullah Jateng-DIY
sumber gambar : gnindonesia.blogspot.com
Post a Comment