Kisah : Musibah yang Luar Biasa



Seorang lelaki dari Bani Abbas pergi mencari untanya yang menghilang. Ia seorang lelaki yang kaya. Ia dikaruniai harta, unta, sapi, kambing, serta istri dan anak-anak. Mereka tinggal di rumah yang luas dan besar, yang dibangun di atas sungai yang mengalir deras di antara rumah-rumah Bani Abas. kesehariannya mereka hidup makmur, aman, tenteram dan bahagia.
Malam itu, semua anggota keluarga tidur nyenyak. Di sekeliling mereka ada harta yang banyak. Malam itu, ayah mereka sedang pergi mencari untanya yang hilang. Tiba-tiba Allah Ta’ala berkehendak mengirim air bah yang bisa menyapu bersih segala sesuatu. Air bah itu menghanyutkan batu-batu besar layaknya debu. Menjelang fajar tiba, air bah itu melewati rumah keluarga itu. Menyapu bersih seluruh anggota keluarga beserta hartanya. Nyawa mereka melayang bersama derasnya arus air bah itu. Dalam sekejap mereka lenyap tanpa bekas. Seakan-akan mereka tidak pernah ada sebelum itu.
Setelah tiga hari lelaki itu pergi mencari untanya yang hilang, akhirnya ketemulah unta itu. Lelaki itu kembali ke lembah tempat rumahnya berada. Namun, sungguh terkejutlah ia. Sesampainya di sana dia tidak melihat ada seorang pun. Sepii..senyap..tidak terdengar suara seorang pun. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tempatnya menjadi kosong dan rata. Lelaki itu sangat terpukul. Betapa beratnya musibah yang ia hadapi saat itu. Istri, anak-anak, semua ternak, pakaian, rumah, dan seluruh uangnya habis dibawa air bah.
Saat lelaki itu terhanyut dalam rasa dukanya yang mendalam, cobaannya bertambah lagi. Tiba-tiba, satu-satunya unta yang telah ditemukannya itu kabur. Ia pun mengejarnya. Ketika hampir tertangkap, dia lantas menangkap ekor unta itu. Namun sungguh nahas. Unta itu menendang wajahnya sehingga membutakan matanya. Ia kehabisan cara dan nyaris putus asa. Akhirnya ia berteriak dengan suara lantang di tengah padang itu. Ia berharap datang orang yang akan menuntunnya mencari tempat berlindung.
Beberapa saat kemudian datang seorang lelaki Arab badui yang telah mendengar teriakan tadi. Lelaki Arab badui itu menuntunnya dengan rasa  sangat kasihan. Panggilan jiwanya untuk menolong sesama sangat tulus. Dibawanya lelaki malang itu menghadap Khalifah Walid bin Abdul malik di Damaskus. Sesampainya di sana, lelaki itu disambut dan diperhatikan kebutuhannya. Lelaki itu pun menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya. Setelah selesai cerita, Khalifah bertanya, ”Bagaimana perasaanmu sekarang?” lelaki itu menjawab, ”Aku ridho kepada Allah.”
Masya Allah! Ananda shalih... sungguh luar biasa musibah yang menimpa lelaki itu. Setelah menyimak kisah ini, bagaimana perasaan kalian? Apa yang akan kalian perbuat jika mendapati saudara atau sesama yang sedang mendapat musibah? Semoga Nanda menjadi anak yang bersikap cerdas jika ternyata harus menghadapi musibah. Semoga kita semua bisa berbuat yang terbaik untuk umat karena Allah Ta’ala semata. | 
Asnurul Hidayati, S.Pd. Kepala MI Darussalam Sleman Yogyakarta.
Powered by Blogger.
close