Kisah : Pemimpin Teladan



Ananda sekalian apa kabar? Semoga kalian dalam naungan rahmat Allah Ta'ala. Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk belajar, belajar dan terus belajar. Nah, kisah ini juga sebagai usaha kita belajar. Maka ambillah pelajaran sebagai bekal ilmu untuk menggapai cita-cita hidup kalian. Semoga berhasil sukses. Aamiin.
Ananda sekalian…
Pada suatu malam yang gelap. Kebanyakan manusia memilih tinggal di dalam rumah untuk beristirahat. Orang-orang tidur setelah lelah seharian bekerja. Sunyi senyap suasana yang terasa di luar rumah. Jalan-jalan lengang sepi. Tetapi malam itu seorang lelaki berjalan sendirian melewati rumah demi rumah. Begitulah, seperti biasanya beliau mengelilingi kampung untuk memperhatikan rakyatnya.
Pada malam itu, Umar bin Khathab, sang pemimpin negara  sedang berkeliling memperhatikan rakyatnya. Ketika beliau melewati tanah lapang di Madinah, tiba-tiba beliau mendengar rintihan seorang perempuan dari sebuah rumah tenda. Seorang laki-laki berdiri pada pintunya. Umar segera menuju rumah tenda itu. Setelah memberi salam Umar bertanya tentang laki-laki itu. Laki-laki itu menceritakan bahwa mereka berasal dari daerah pegunungan (Arab Badui).  Mereka datang ke Madinah dalam rangka ingin memperoleh kemurahan Amirul Mukminin. Lalu Umar bertanya kepadanya tentang wanita yang merintih di dalam tenda itu.
Maka laki-laki itu berkata dalam keadaan tidak mengetahui bahwa yang berbicara dengannya itu Amirul Mukminin, "Pergilah engkau kepada pekerjaanmu semoga Allah merahmatimu. Dan janganlah engkau bertanya tentang
sesuatu yang tidak penting bagimu."
Umar bertanya dengan mendesak dan dia menawarkan bantuan kepadanya jika memungkinkan. Akhinya laki-laki tersebut menjawab, "Sesungguhnya dia adalah istriku yang akan melahirkan dan tidak ada seorang  pun di sisinya ."
Umar kemudian meninggalkan laki-laki tersebut dan kembali ke rumahnya dengan tergesa-gesa. Dia menemui istrinya,Ummu Kulsum dan berkata kepadanya, "Wahai istriku, apakah kamu menginginkan pahala yang akan Allah berikan kepadamu?"
Ia menjawab dalam keadaan  dipenuhi rasa gembira terhadap kabar gembira yang menyenangkan ini, "Kebaikan dan pahala apa itu wahai Umar?"
Umar menceritakan peristiwa yang baru dialaminya. Setelah itu, Ummu Kultsum segera berdiri dan membawa peralatan melahirkan serta segala sesuatu yang dibutuhkan bayi. Sedangkan Amirul Mukminin membawa periuk yang berisi mentega dan biji-bijian. Lalu Umar dan istrinya berangkat hingga sampailah ke rumah tenda tersebut.
Ummu Kultsum masuk menemui perempuan yang akan melahirkan itu untuk membantu dan melayaninya sebagai layaknya seorang bidan. Niat ikhlas beliau dan semangat untuk mendapatkan pahala telah meringankan langkahnya untuk menolong kaumnya yang membutuhkan pertolongan. Sedangkan Amirul Mukminin duduk bersama laki-laki tersebut di luar rumah sambil memasak makanan yang dibawanya. Beliau sendiri yang membuat dan meniup apinya untuk memasak. Beliau menjalaninya dengan ikhlas, tiada berat hati sedikitpun.
Ketika perempuan itu telah melahirkan anaknya, Ummu Kultsum berkata dari dalam rumah, "Wahai Amirul Mukminin, berilah kabar gembira kawanmu itu. Sesungguhnya Allah telah memberi rizki seorang anak laki-laki kepadanya."
Mendengar perkataan Ummu Kultsum itu, maka tercenganglah orang Badui tersebut. Ternyata orang yang memasak makanan dan meniup api di hadapannya adalah Amirul Mukminin. Demikian pula tercenganglah wanita Badui itu bahwa ternyata wanita yang membantunya melahirkan adalah istri Amirul Mukminin.
Mereka tercengang sekaligus merasa kagum dan sangat terkesan pada kedua orang suami istri di hadapannya itu. Ternyata pemimpin mereka benar-benar murah hati kepada rakyatnya. Pemimpin yang benar-benar mengayomi rakyat tanpa pilih kasih. Jika ada rakyat yang harus ditolongnya maka beliau tak segan-segan untuk mengulurkan pertolongan. Subhanallah.
Begitulah Ananda sekalian, sungguh menakjubkan kisah pemimpin ini. Betapa mulianya jiwa pemimpin negara tersebut. Niat ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah telah memotivasi beliau untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Semoga kita bisa meneladaninya. || 

Dra. Asnurul Hidayati, Kepala MI Darussalam Sleman Yogyakarta.
Powered by Blogger.
close