Mempersiapkan Siswa Sukses UAN/UASBN
Kualitas pendidikan dinegara kita terus menerus menjadi polemik yang
tiada habis-habisnya. Pada umumnya masyarakat enderung menilai kualitas
pendidikan kita masih cukup memprihatinkan.
Hal ini mendorong
pemerintah untuk membuat kebijakan menyelengggarakan ujian nasional, meski
terus menerus menuai protes dan diperdebatkan efektivitasnya, diharapkan mampu
medorong satuan-satuan pendidikan (baca : sekolah) untuk membenahi kualitas
layanannya.
Tak dapat disangkal,
kebijaksanaan ini ternyata membuat banyak sekolah panik dan kalang kabut.
Apalagi, diberitakan dimedia-media masa, sejumlah sekolah haruys gigit jari
karena 100% siswanya tidak lulus. Begitu burukkah mutu pembelajaran
disekolah-sekola kita?
Di lain pihak
bila kita mencoba berpikir positif, ada beberapa hikmah yang bisa kita petik. Pertama, masing-masing sekolah
terdorong untuk mengadakan konsolidasi total terhadap sumber daya yang
dimiliknya. Kedua, suka-tidak suka,
sekolah terpaksa harus bersungguh-sungguh membenahi kualitas pembelajarannya
sehingga hasilnya pun optimal. Ketiga, masing-masing
sekolah menjadi tahu dimana posisinya dibanding sekolah-sekolah yang lain.
Namun terlepas
dari semua itu, ada hal yang patut disyukuri. Kini sekolah berlomba-lomba
mengerahkan segal daya dan kreativitasnya untuk kesuksesan siswa-siswinya. Bila
kita amati upaya-upaya itu dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis:
1. Menambah waktu belajar
intrakulikuler
Sejumlah sekolah mengambil kebijakan menambah waktu belajar, bahkan
sampai sore untuk mempersiapkan siswa-siswinya sukses dalam ujian. Malah ada
yang menginapkan beberapa hari/minggu disekolah.
2. Memfokuskan diri pada
mata pelajaran yang diujikan
Sekolah memberi porsi yang cukup besar pada mata pelajaran yang diujikan.
Ada juga
sekolah yang dalam kurun waktu bebebrapa bulan membuang mata pelajaran yang
tidak diujikan, dengan maksud siswa lebih siap dalam mengerjakan soal-soal ujian.
3. Mengadakan les khusus
Belum cukup dengan itu semua, sekolah juga sibuk menyelenggarakan les
untuk mata pelajaran yang diujikan. Ada
yang diasuh oleh guru-guru mereka sendiri, ada pula yang bekerja sama dengan
lembaga-lembaga bimbingan belajar. Dari yang gratis, hingga yang harus membayar
mahal. Dari yang wajib ikut les untuk semua pelajaran yang diujikan sampai
yanghanya mengadakan untuk mata pelajaran tertentu saja.
4. Memetakan kompetensi
untuk masing-masing topik dan melakukan remidi
Agar benar-benar
siap, ada sejumlah sekolah yang berusaha memetakan secara cermat, dimana letak
kelemahan masing-masing siswa pada topik-topik yang diujikan. Pada bagian
itulah guru kemudian menyelenggarakan pembelajaran remidial.
5. Mengadaakn bimbingan
khusus bagi siswa yang lemah
Sekolah-sekolah
tertentu mengadakan pemetaan terhadap kemampuan siswa-siswinya. Mereka yang
dianggap lemah, dan berpotensi akan mencemarkan nama sekolah, harus mengikuti
bimbingan super intensif. Bila perlu dikarantina.
6. Melakukan home visit
secar intensif
7. Mengadakan try-out ujian
nasional secara intensif
Untuk menguji
kesiapan siswa, dalam kurun waktu tertentu, sekolah menyelenggarakan try-out
ujian. Sekolah berusha melakukan prediksi atas soal-soal yang mungkin keluar
dalam ujian. Upaya ini bertujuan agar siswa terbiasa dengan soal-soal ujian dan
terus meningkatkan kesiapannya. Pergerakan naik-turunnya nilai untuk
masing-masing mata pelajaran terus dipantau dan dievaluasi. Hasil try-out juga
sering dipaki dasar untuk memotivasi siswa.
8. Melakukan upaya ruhiah,
biasanya dalam bentuk doa bersama
Kegiatan
khusus mendekatkan diri kepada Allah, untuk memohon kekuatan dan diberi
kelancaran didalam mengerjakan soal-soal ujian, juga jamak diselenggarakan
disekolah-sekolah. Hampir semua sekolah melakukannya.
RUA Zainal Fanani, Ketua Yayasan SPA Yogyakarta
sumber gambar : republika.co.id
Post a Comment