Mencintai atau Memanjakan Anak?
Seorang anak menangis sambil memukul-mukul ibunya,
”Ibu belikan mobil-mobilan itu!”
“Nak, bukannya mobil-mobilanmu sudah banyak dan mobil ini
kan mirip dengan mobil-mobilan yang di rumah?” Bujuk ibu menenangkan.
“Tapi Bu, aku ingin yang itu, yang ada garis merahnya di
samping!” Teriak sang anak sambil terus menarik baju dan memukul ibunya.
“Lalu mainan yang sudah banyak untuk apa?” Tanya sang ibu.
“Pokoknya aku mau beli mobil-mobilan itu?” Kali ini dengan
tangisan yang lebih keras.
Melihat perilaku anaknya, sang ibu menjadi kuatir, daripada
nanti bikin malu akhirnya sang ibu membelikan mainan yang sebenarnya tidak
dibutuhkannya.
Menjadi orangtua memang tidak mudah karena belum ada buku
panduan tentang proses pendidikan dan pengasuhan anak yang baku. Karena setiap
anak adalah istimewa dan unik. Sehingga membutuhkan perlakuan yang tidak sama
pada tiap anak untuk menyikapi suatu perilaku.
Kebingungan ini membuat sebagian orangtua ada yang terlalu
berlebihan dalam mencurahkan kasih sayangnya. Sehingga berdampak buruk bagi
perkembangan kepribadian sang anak. Seperti orangtua yang terlalu menolong anak
semisal memakai baju, sebenarnya anak bisa tapi orangtua ingin menunjukkan
kasih sayangnya justru membuat anak tidak mandiri.
Demikian pula dengan memberikan berbagai macam benda atau
sesuatu yang bersifat materi justru akan membuat anak suka menuntut dan menekan
orangtua sebagaimana ilustrasi di atas. Untuk sebagian orangtua ketakutan
anaknya menjadi manja dan tidak mandiri justru membuat mereka menerapkan
disiplin terlalu dini pada anak. Bahkan sejak masih berumur beberapa bulan. Ada
orangtua yang sengaja merespon saat bayinya menangis atau membiarkan menghentikan
sendiri tangisannya.
Agaknya bagi sebagian orangtua belum jelas betul apa yang
dimaksud memanjakan. Memanjakan adalah dalam arti membiarkan anak jadi penuntut
egois yang tak mau menenggang orang. Sedang cinta adalah pengertian, belas
kasih dan perhatian. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam mengatakan , ”Siapa yang tidak mencintai, maka ia tidak
akan dicintai.”
Anak membutuhkan cinta sebagaimana mereka membutuhkan makan
dan minum. Kebersamaan kita dengan anak, mendengarkan penuh perhatian keluhan
anak, menerima anak apa adanya, serta selalu memotivasi anak adalah wujud cinta
orangtua. Anak tidak membutuhkan kemanjaan yang akan menghambat dan merusak
kepribadiannya.
Sesuai Kebutuhan
Kebutuhan bayi berhubungan lapar, kenyamanan, rasa aman,
ketenteraman, dan perhatian. Bayi yang belum dapat mencari makan atau memenuhi
kebutuhan tersebut, maka ia mencari bantuan melalui tangisan. Orangtua yang
merespon kebutuhan bayi terhadap kenyamanan dan perhatian bukanlah memanjakan.
Mereka justru tengah membangun pondasi yang kuat bagi anaknya agar kelas jadi
insan yang cakap dan penuh perhatian.
Menurut Ellen Abell, Professor family and child development, University of Auburn, Amerika Serikat
mengatakan, bayi yang keperluannya direspon dengan penuh kepekaan oleh
orangtuanya selama 3-6 bulan pertama biasanya lebih bisa menenangkan diri
sendiri dalam beberapa situasi tertentu. Sehingga ia mungkin tidak akan
memerlukan perhatian yang sama persis dengan perhatian yang didapat saat
usianya lebih muda.
Bayi usia 7 bulan yang rewel, misalnya mungkin tidak perlu
digendong-gendong ke sana ke mari kalau menangis. Bisa jadi ia malah bisa
menenangkan diri sendiri kalau diberi mainan atau diberi kesempatan
merangkak-rangkak di lantai. Perlakuan kita terhadap bayi juga perlu berubah
mengikuti pertambahan kemampuan bayi melakukan sesuatu sendiri. ||
Tip-tip
agar anak mandiri
-
Cobalah hindarkan
kebiasaaan melakukan hal-hal yang sebenarnya bayi atau anak dapat melakukan
sendiri. Perkembangan yang sempurna dari seorang anak harus meliputi
perkembangan pemikiran, hati, dan fisik.
-
Kenali anak lebih baik,
dibandingkan berpikir untuk memperbaikinya untuk menjadi lebih baik.
-
Beri anak kepercayaan untuk
menyelesaikan masalahnya sehinngga mereka lebih percaya diri menghadapi
berbagai permasalahannya kelak. Orangtua tidak dapat mengubah diri anak yang
sebenarnya. Yang dapat dilakukan orangtua ialah memastikan bahwa anak-anak
diberi kesempatan yang maksimal untuk melakukan yang terbaik.
Tip-tip
agar tidak memanjakan anak :
-
Tidak memberi anak terlalu
banyak mainan, kegiatan, makanan, dan sebagainya, sehingga membuat anak
ketagihan.
-
Tidak memenuhi semua
tuntutan anak dengan mengabaikan kebutuhan orangtua sehingga anak tidak belajar
menghargai kebutuhan oranglain.
-
Tidak menimbun anak dengan
kepemilikan materi sehingga harga diri anak tidak bergantung pada pengakuan
orang atas kepemilikannya.
Sri Lestari, dari berbagai sumber. Ibu rumah tangga, Sleman Yogyakarta.
sumber gambar : auto.ghiboo.com
Post a Comment