Sabar Menjaga Amal Kebaikan
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara
bergiliran. Malaikat itu berposisi di muka dan di belakangnya. Para malaikat itu
menjaganya atas perintah Allah. Mereka disebut malaikat hafadhah. Ada juga
beberapa malaikat yang Allah tugaskan mencatat amalan yang dikerjakan oleh
manusia. Tentu saja, malaikat pencatat ini terus menerus mengawasi gerak-gerik
manusia lalu dengan teliti melakukan dokumentasi amal perbuatan manusia itu.
Tidak ada kata ceroboh pada cara kerja malaikat itu. Karena itu, tidak ada amal seorang hamba Allah
yang luput dari pengawasannya.
Sesungguhnya Allah tidak merobah apa-apa yang terdapat pada sesuatu kaum sehingga mereka
merobah apa-apa yang ada pada diri
mereka sendiri. Allah tidak akan merubah nikmat yang telah Ia berikan kepada
seseorang menjadi azab jika orang itu tidak merubah ketaatan yang dilakukannya
menjadi pembangkangan terhadap Allah. Maka jika seorang berkebutuhan
mengawetkan nikmat yang ia sudah terima, seharusnya ia senantiasa menjaga amal
kebaikan yang sudah dikerjakannya. Jika ia meninggalkannya dan bahkan
menggantinya dengan kemaksiyatan, bersiap-siaplah menerima perubahan yang akan
menyedihkan dan mencelakakannya.
Apabila Allah menghendaki untuk menimpakan keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya. Jika ada siksa
ditimpakan kepada seseorang, baik di dunia apalagi di akhirat maka tidak ada
satupun kekuatan yang bisa menggagalkan dan menghalangi siksa Allah itu. Sekali-kali
tak ada pelindung bagi mereka selain Allah Ta’ala.
Allah menasihati kita, janganlah kita bertindak
seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan
kuat, menjadi cerai berai kembali. Perempuan itu sudah melewatkan banyak waktu
yang lama dan tenaga yang banyak untuk memintal dan menjalin benang menjadi
kain lalu ia obrak abrik lagi hasil jerih payahnya itu. Semestinya, perempuan
itu menjaga hasil tenunannya dan terus melanjutkan amalan baik yang sudah ia
kerjakan. Jika ia lakukan hal ini, kain yang ia hasilkan akan bermanfaat dan ia
akan menghasilkan lagi tambahan kain yang berguna. .
Jangan pula kita menjadikan sumpah perjanjian yang
kita buat sebagai alat penipu di antara kita, disebabkan adanya satu golongan
yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Kita mesti mempunyai
kehormatan diri dengan menjaga komitmen terhadap sumpah yang sudah dibuat. Sungguh,
Allah hanya menguji kita dengan hal itu. Di hari kiamat nanti akan
dijelaskan-Nya kepada kita segala apa yang dahulu kita perselisihkan itu.
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang
beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah
turun kepada mereka. Menjauhkan diri dari kesombongan yang menyebabkan berani
menolak petunjuk SangPencipta alam semesta. Janganlah mereka seperti
orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab yang berisi petunjuk
kebenaran kepadanya, Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu
hati mereka menjadi keras serta mereka meninggalkan ilmu. Mereka tidak lagi
menjaga ketundukan dirinya kepada kebenaran dan tidak lagi menjaga amal
kebaikan yang pernah dijalaninya. Kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik.
Kepada kaum terdahulu, Allah kirim para rasul
ganti berganti. Hingga pengiriman dengan
Isa putra Maryam; Allah berikan kepadanya Injil dan Allah jadikan dalam hati
orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. dan mereka mengada-adakan
rahbaniyyah yaitu tidak beristri atau tidak mau bersuami dan mengurung diri
dalam biara. Padahal Allah tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi mereka sendirilah
yang mengada-adakan cara beribadah semacam itu dengan alasan untuk mencari
keridhaan Allah. Lantas datanglah kejelekan yang lain, yakni mereka tidak
memelihara tuntunan para rasul dan tidak memelihara amalan bikinan mereka dengan
pemeliharaan yang semestinya.
Memang, meninggalkan amal kebaikan yang semestinya
dijaga akan menghasilkan celaan dan kerendahan diri. Menghentikan aliran
manfaat dan kemuliaan diri.
Kita bertekad menjaga kebaikan?
R. Bagus Priyosembodo, Redaktuh Ahli Majalah Fahma
sumber gambar : cahayamu-abadi.blogspot.com
Post a Comment