Bukti Akal Bagi Adanya Hari Kiamat
1. Bukti Akal
Dapat Dibagi Menjadi Dua Bagian :
a. Allah sebagai pencipta langit dan bumi seisinya telah
menciptakannya pertama kali. Allah mampu menciptakan pertama kali, tentu mampu
pula untuk menghidupkannya kembali. Allah berfirman: “Dan
Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian kembali
(menghidupkan)nya, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya…” (QS.
Arrum: 27).
Allah berfirman: “sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (QS. Al Anbiya’: 104).
Allah berfirman memerintahkan Rasul-Nya untuk membantah alasan orang yang mengingkari kekuasaan Allah menghidupkan kembali mayat yang telah menjadi tulang-belulang:, “Katakanlah, “ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yasin: 79).
b. Bumi yang kering dan tandus akan hijau kembali dan tumbuhan
yang mati akan bergerak subur setelah disirami hujan. Dzat Yang mampu
menghidupkan tumbuh-tumbuhan setelah mati, tentu mampu menghidupkan orang-orang
yang sudah mati.
Allah berfirman, “Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat: 39).
Allah berfirman, “Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-bijian tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun untuk menjadi rezki
bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami
hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya
kebangkitan.” (QS. Qaaf: 9-11).
Orang-orang yang mengingkari siksa kubur
dan keni’matannya mengira hal itu suatu perkara yang mustahil serta bertolak
belakang dengan kenyataan karena apabila kubur digali, tidak akan didapati
seperti semula, tidak bertambah luas dan tidak pula bertambah sempit. Dugaan
mereka ini jelas tidak benar menurut syara, indera, dan akal.
2. Bukti Inderawi
Allah telah
memperlihatkan bagaimana Dia menghidupkan orang-orang yang sudah mati di dunia
ini. Dalam surat Al Baqarah terdapat lima contoh mengenai hal ini:
a. Ketika kaum
Musa berkata kepada Nabi Musa bahwa mereka tidak akan percaya dengan risalah
yang dibawa Musa, sampai mereka melihat Allah dengan mata kepala mereka
sendiri.
b. Kisah orang
yang terbunuh yang pembunuhnya dipersengketakan bani Israil. Allah lalu
memerintahkan mereka untuk menyembelih sapi, kemudian salah satu anggota tubuh sapi
itu dipukulkan ke tubuh orang yang terbunuh itu agar dapat menceritakan siapa
sebenarnya yang telah membunuhnya. Hal ini diungkapkan dalam firman- Nya.
c. Kisah kaum yang
meninggalkan negerinya untuk menghindari kematian. Mereka berjumlah ribuan
orang. Allah mematikan mereka, lalu menghidupkan kembali. Ini dijelaskan dalam
firman-Nya.
d. Kisah orang
yang melewati sebuah desa yang hancur. Dia sangsi, bagaimana Allah menghidupkan
kembali negeri ini setelah hancur, maka Allah mematikan orang tersebut selama
seratus tahun, kemudian Allah menghidupkan kembali. Ini dikisahkan dalam
firman-Nya.
e. Kisah Nabi
Ibrahim `alaihissalam ketika meminta kepada Allah untuk memperlihatkan kepadanya,
bagaimana Dia menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Allah memerintahkannya
menyembelih empat ekor burung dan memisah-misahkan bagian-bagian tubuh burung
itu di atas gunung-gunung yang ada di sekelilingnya. Lalu Ibrahim memanggil
burung itu, tak lama kemudian, tampaklah olehnya bagian-bagian tubuh
burung-burung itu menyatu dan segera mendatangi Nabi Ibrahim kembali. Ini
dikisahkan Allah dalam Alquranul Karim.
Itulah beberapa bukti inderawi
Buah Iman kepada Hari Akhir:
1. Gemar melakukan
ketaatan demi mengharap pahala di hari tersebut.
2. Membenci
perbuatan maksiat dengan rasa takut akan disiksa pada hari itu.
3. Menghibur orang
mukmin jika tidak mendapatkan balasan kebajikannya di dunia dengan mengharap
keni’matan serta pahala di akhirat. Orang-orang kafir mengingkari adanya
kebangkitan setelah mati, mereka menyangka bahwa hari akhir dengan segala
peristiwa-peristiwanya adalah suatu hal yang mustahil. Dugaan mereka jelas
sangat keliru dan kesalahan itu dapat dibuktikan dengan syara’, indera, dan
akal. ||
R. Bagus Priyosembodo, Guru Ngaji, Redaktur Ahli Majalah Fahma.
Post a Comment