IMAN KEPADA HARI AKHIR
Hari akhir. Tiada hari lagi sesudah hari
itu. Di hari itu seluruh manusia dibangkitkan untuk menjalani perhitungan
seluruh amal perbuatannya dan menerima balasan atas amalannya.
Ketika kebangkitan itu tiba, malaikat
yang diberi tugas oleh Allah Ta'ala akan meniup sangkakala untuk kedua kali.
Semua orang yang sudah mati akan dibangkitkan. Di saat itu semua manusia akan
menghadap Tuhan alam semesta ini dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki
dan tidak bersunat. Hari itu tidak ada pangkat kebesaran yang dulu di dunia
disombongkan. Jenderal dan kopral dalam keadaan sama. Hari itu tidak ada
keangkuhan dengan asesoris lahiriyah. Baju-baju mewah ditanggalkan. Perhiasan
gemerlap tiada terpakai.
Kebangkitan
itu menjadi bukti bahwa Allah tidak ciptakan manusia secara main-main.
Janganlah ada seorangpun yang mengira, bahwa Allah sedang iseng dalam
penciptaan ini. Manusia tidak dibiarkan begitu saja oleh Allah. Manusia akan
dibangkitkan kembali untuk menerima balasan amalnya.
Kita akan
mengalami perhitungan amal. Perhitungan yang amat teliti. Sama sekali tidak ada
kecerobohan padanya dan tidak ada kedzaliman. Orang yang beramal baik tidak
akan dikurangi kebaikannya. Juga, seseorang tidak akan dibebani kesalahan yang
dia tidak melakukannya.
Barang siapa membawa amal yang
baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya. Hal ini merupakan
keluasan belas kasih Allah Ta'ala. Adapun barangsiapa yang membawa perbuatan
yang jahat maka dia tidak diberi balasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak diianiaya. Kesalahan
mereka tidak dilipatgandakan. Hal ini merupakan keadilan Allah Ta'ala kepada
hamba-Nya.
Allah akan
memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat. Timbangan yang akan menunjukkan
kepada manusia kadar amal mereka secara teliti. Tidak ada kekeliruan padanya.
Amat berbeda dengan timbangan di dunia ini. Entah disengaja ataupun tidak
disengaja, timbangan di dunia ini seringkali terdapat kekeliruan padanya. Maka
di akhirat tiada dirugikan seorangpun barang sedikit. Sekalipun suatu amalan itu hanya seberat atom, Allah
akan berikan balasannya. Cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.
Di
hari akhir kelak, Allah nanti akan mendekatkan orang mukmin dan menanyainya. “Apakah
kamu tahu dosamu ini?” pertanyaan itu diajukan berkali-kali. Lantas orang itu menjawab,
“Ya, Rabbi.” Mukmin itu mengakui berbagai dosa yang telah ia lakukan tetapi
tidak diketahui orang lain. Ketika ia sudah mengakui dosa-dosanya dan merasa dirinya
akan binasa, Allah berfirman , “Aku telah menutupi
dosa-dosamu di dunia dan sekarang Aku mengampuninya.” Kemudian diberikan kepada
orang mukmin itu buku amal baiknya. Semoga Allah menjadikan kita orang ditutupi
keburukannya dan diampuni kelak. Semoga Allah menjadikan amalan buruk kita
terhapuskan, sehingga kita tidak malu ketika di padang mahsyar.
Adapun
orang-orang kafir dan orang-orang munafik, Allah memanggilnya di hadapan orang
banyak. Mereka adalah orang-orang yang mendustakan Rabbnya. Mereka telah
melakukan kekeliruan yang amat besar. Allah yang semestinya diimani dan ditaati
malah mereka ingkari dan durhakai. Akhirat yang semestinya dipentingkan malah
mereka lalaikan. Kemaksiatan yang seharusnya diberantas malah mereka bela. Maka
ketahuilah, laknat Allah itu untuk orang-orang yang dzalim. Orang kafir dan
munafik itu akan dijauhkan dari belas kasih Allah. Kesalahan mereka tidak
diampuni. Kebaikan mereka juga tidak dilipatgandakan ganjarannya. Bahkan
kebaikan orang-orang kafir tidak akan mendapatkan pahala yang menyenangkan dari
Allah. Disebabkan, amalan mereka memang tidak dimaksudkan untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Amalan mereka hanyalah ditujukan untuk mendapatkan pujian
dan pengakuan dari manusia. Dan hal itu sudah mereka dapatkan. Amal kebaikan
mereka sama sekali tidak ditujukan untuk mendapatkan kebaikan di akhirat. Untuk
itu sudah sepantasnya Allah pun tidak merasa perlu membalasi amalan kebaikan
mereka. Nasibnya benar-benar berbeda dengan para hamba Allah yang beriman dan
taat. Orang beriman yang berniat melakukan satu kebaikan, lalu mengamalkannya,
maka ditulis baginya sepuluh kebaikan, hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan sampai
beberapa ratus kali lagi. Barangsiapa berniat melakukan satu kejahatan, lalu
mengamalkannya, maka Allah menulisnya satu kejahatan saja. Tidak
dilipatgandakan. Bahan bisa juga diampuni dan sama sekali tidak dituntut.
Setiap dari kita akan ada tempat
bermuaranya. Sebagian di surga dan sebagian di neraka. Surga adalah tempat
keni’matan tiada tara yang disediakan Allah untuk orang-orang mukmin yang bertakwa, yang mengimani apa-apa
yang harus diimani, yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan untuk orang-orang
yang beribadah dengan ikhlas serta mengikuti sunah Nabi.
Semoga
kita termasuk yang beristirahat dan berbahagia di dalamnya.
R. Bagus Priyosembodo, Rekdaktur Ahli Majalah Fahma
Post a Comment