HIPERAKTIF ATAU OVERAKTIF?
Seorang ibu
mengeluh karena anaknya yang berusia 5 tahun tidak pernah bisa diam. Ketika
bangun tidur anak langsung pegang mainan mobil-mobilan, setelah puas main
mobil-mobilan, ganti bermain dengan pensil warnanya, mencorat-coret kertas dan
sesekali tembok rumah. Ketika mandi juga tidak bisa mandi dengan “manis”, tapi
mandi sambil bermain sehingga lama di kamar mandi. Selesai mandi, memakai
pakaian juga sambil bermain, begitu pula ketika makan, ada saja yang dikerjakan
anak sambil makan. Terlebih ketika anak dibawa bertamu, anak tidak bisa duduk
diam, ada saja yang dikerjakannya dengan benda-benda yang ada di
sekelilingnya. Si ibu menjadi was-was,
jangan-jangan anaknya hiperaktif, terlebih ketika si ibu membandingkan anaknya
dengan anak tetangganya yang “manis”, bila dibawa bertamu dapat duduk dengan
manis, anteng dan tidak banyak gerak.
Benarkah anak ibu tersebut hiperaktif ? Untuk
menentukan apakah seorang anak hiperaktif atau tidak, anak perlu dibawa ke
seorang psikolog. Meskipun demikian, kita sebagai orangtua mungkin perlu paham
sedikit mengenai hiperaktif sehingga tidak dengan gampang memberi sebutan
hiperaktif pada seorang anak. Menurut pandangan psikologi, seorang anak
dikatakan hiperaktif jika menunjukkan gejala-gejala seperti: (1) sering
gelisah, dapat dilihat dari gerak tangan atau kaki atau menggeliat-geliat, (2)
sering meninggalkan tempat duduk; (3) sering lari atau memanjat pada situasi
yang tidak sesuai; (4) sering mengalami kesulitan dalam bermain atau
beristirahat; (5) sering bergerak bukan karena kemauan anak atau anak selalu
jalan terus; (6) sering berbicara secara berlebih-lebihan; (7) sering dengan
cepat menjawab pertanyaan yang belum selesai ditanyakan; (8) memiliki kesulitan
untuk menunggu atau mengantri; (9) sering memotong pembicaraan. Anak yang
hiperaktif minimal menunjukkan 6 gejala dari 9 gejala di atas dan gejala
tersebut minimal telah terjadi selama 6 bulan.
Jadi, apakah anak ibu tersebut hiperaktif ? Jika anak ibu tersebut
melakukan suatu kegiatan karena ada tujuannya atau maksudnya, kemungkinan besar
anak ibu tersebut bukan hiperaktif tetapi overaktif. Anak yang overaktif adalah
anak yang memiliki energi berlebih. Biasanya anak overaktif juga memiliki
banyak ide dan kemampuan inteligensi yang baik sehingga ada saja yang
dikerjakannya. Sekilas perilaku anak overaktif mirip dengan anak yang
hiperaktif, sama-sama banyak gerak. Tetapi bila diperhatikan dengan seksama
mereka menunjukkan perbedaan yang berarti. Anak yang hiperaktif bergerak atau
beraktivitas tanpa memiliki tujuan/maksud sedangkan anak yang overaktif ketika
bergerak atau beraktivitas memiliki tujuan/maksud. Contohnya, anak yang
hiperaktif pegang mobil-mobilan ya hanya sekedar pegang, sebentar kemudian
mungkin dilempar/ditinggalkan untuk berlari yang sekedar berlari. Sementara
itu, anak yang overaktif, ketika memegang mobil-mobilan dia memang bermaksud
bermain dengan mobil-mobilannya sehingga dia akan asyik bermain mobil-mobilan
sampai puas, setelah puas baru dia beralih ke kegiatan yang lain.
Perbedaan yang lain antara anak hiperaktif dengan anak overaktif adalah
pada permasalahan yang muncul akibat dari perilaku anak. Anak overaktif
biasanya tidak memiliki permasalahan yang berarti baik dalam hubungan dengan
keluarga, teman sebaya maupun permasalahan sekolah. Anak yang overaktif
biasanya justru memiliki prestasi sekolah yang baik. Sebaliknya, anak yang
hiperaktif biasanya memiliki permasalahan dalam hubungani dengan keluarga,
teman sebaya, dan memiliki permasalahan sekolah. Allahu’alam bishowwab.
Dr. Hepi Wahyuningsih, Dosen Psikologi Universitas Islam Indonesia
sumber gambar : catatanbundasyamil.files.wordpress.com
Post a Comment