Maka, Mari Kita Berdo’a
Ketika akhlak mulia menjadi tujuan
utama dari diutusnya Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak ada rahmat bagi alam semesta kecuali
dengan akhlak mulia, maka mari kita bersegera bersemangat menengadahkan tangan
berdo’a kepada Allah Ta’ala sebagaimana do’anya Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam, dari Ibnu Mas'ud dan Aisyah radhiyallahu
'anhuma,
" اللهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِيْ، فَأَحْسِنْ خُلُقِيْ "
Ya Allah,
Engkau telah memuliakan penciptaanku, maka muliakanlah akhlakku. [Musnad Ahmad:
Sahih]
Ketika
tidak ada shalat jika shalatnya tidak membuatnya tercegah dari perbuatan keji
dan mungkar, tidak membuatnya tawadu’ kepada keagungan-Nya, tidak membuatnya
berhenti bermaksiat kepada-Nya dan menyakiti makhluk-Nya, dan tidak
mendorongnya untuk mengasihi orang fakir, para janda, orang yang ditimpa
musibah, dan orang yang berjihad di jalan-Nya, maka mari bersungguh-sungguh tanpa
kenal lelah dan putus asa memohonkannya kepada-Nya, sebagaimana do’a Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam, dari Ali bin Abi
Thalib radiyallahu 'anhu
وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ
لَا يَهْدِيْ لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ
عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ،
Dan
tunjukkanlah aku pada akhlak yang paling mulia, karena tidak ada yang bisa
menunjukkan pada akhlak yang paling mulia selain Engkau, dan jauhkanlah aku
dari akhlak yang buruk, karena tidak ada yang bisa menjauhkannya dariku selain
Engkau. [Sahih Muslim]
Ketika
tidak ada puasa jika puasanya tidak mencegahnya dari berbuat fasik, mencela,
menyakiti, dan berdusta; ketika ukuran kebangkrutan seseorang adalah pahala
kebaikan dari shalat, puasa, dan zakat pada hari akhirat habis karena pernah
mencela, mencaci, memakan harta, memukul, dan menumpahkan darah orang, bahkan
harus menanggung limpahan dosa orang lain tersebut jika pahalanya sudah habis
semua sebelum terbayar, maka mari rendah hati memohoh hidayah dan
perlindungan-Nya, sebagaimana yang dipanjatkan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam, dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma,
. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ
لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ
الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ»
Ya Allah
berilah aku amalan yang terbaik dan akhlah yang paling mulia, tiada yang bisa
memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak
yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Ketika ia
menjadi sesuatu yang paling berat yang diletakkan dalam timbangan manusia pada
hari kiamat, yang menjadi ukuran kesempurnaan keimanan dan keislaman seseorang,
yang menjadikan seseorang sebagai orang yang paling dicintai dan paling dekat Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam pada hari kiamat, yang paling banyak memasukan
manusia ke surga Allah Ta’ala, yang
menjadikan seseorang sebagai hamba yang paling dicintai Allah Ta’ala, yang Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam menjaminkannya sebuah
rumah di surga yang paling tinggi, maka mari sekali lagi kita berdo’a kepada
Allah Ta’ala,” Ya Allah, berikan kami petunjuk kepada akhlak yang yang
paling baik. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari akhlak, amal, dan hawa nafsu
yang mungkar, allahumma aamiin.||
Dr. Irwan Nuryana Kurniawan, M.Psi.
Dosen UII Yogyakarta
Post a Comment