Dunia Sekolah : Peran Komite Sekolah
Pulang dari
pertemuan Komite Sekolah wajah Bu Ilham
malah tampak kusut. Datng–datang di rumah Pak Ruslan, langsung membanting
tubuhnya yang agak gemuk di sofa butut yang ada ruang tamu.
“Ada perang dunia ketiga
ya, Bu?” seloroh Pak Ruslan.
Bu Ilham
terpilih jadi ketua Koite Sekolah?” goda Bu Ruslin. “Kalau a, … kami dukung
100%.”
Bu Ilham makin
cemberut.
“Maafkan kami
ya, Bu. Apa ada ucapan kami yang menyinggung perasaan?” tanya Bu Ruslina, yang
kurang enak melihat ekspresi wajah Bu Ilham.
“Oh, Ini bukan
tentang Pak Ruslan dan Bu ruslin. Saya jengkel dengan Pak …ah …Pak siapa tadi.
Pokoknya salah satu tokoh masyarakat yang diundang. Selain beliau tiba-tiba
mengusulkan saya menjadi bendahara, dan lebih konyolnya lagi usulnya diterima
seua hadir, bapak ini menerangkan panjang lebar tentang Komite Sekolah …”
“Wah, bila
soal jadi bendahara, kami pun juga setuju. Kalau urusan uang, Bu Ilha memang
sangat bisa dipercaya. Wajar kalau usul bapak diterima secara bulat …,”komentar
Pak Ruslan.
Bu Ilham yang
memonyongkan bibirnya. “Ah, saya merasa tidak pantas. Yang saya jengkelkan
justru penjelasan bapak itu, puanjang
tapi tidak saya mengerti. Banyak pakai bahasa asing sih …,” keluhnya.
Bu Ruslina
mengerutkan keningnya.
“Biasala Bu,
kalau orang pintar berbicara ya seperti itu. Banyak istilah yang aneh-anaeh.
Tadi bapak itu banyak menyebut-nyebut ejense-ejense
…entah apa maksudnya …”
Bu Ruslina
kembali mengernyitkan kenignya. “Ejense?”
Pak Ruslan
tertawa kecil. “Mungkin sekali bapak itu sedang berusaha menjelaskan tentang peran Komite Sekolah. Emang istilah
aslinya begitu. Peran pertama sebagai
Advisory Agency …”
“Ya betul. Itu
tadi yang diucapkan. Lalu diteruskan ejense-ejense
lainnya lagi. Semakin diterangkan saya malah semakin pusing …,”ujar Bu Ilham
sambil memukul-mukul keningnya sendiri.
“Yang itu
maksudnya apa, Bi? Tanya Bu Ruslina.
“Advisory agency adalah peran sebagai
pemberi pertimbangan kepada sekolah …”
“Contohnya?”
tanya Bu Ilham.
“Misalnya.
Memberi masukan, usulan atau pertimbangan kepada sekolah ketika menyusun visi
dan misi sekolah. Bisa juga mengusulkan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan
ketrampilan siswa dan guru. Atau, usul untuk mengembangkan kurikulum,
penyusunan Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS). Bahkan,
boleh juga memberi usulan tentang cara-cara mengajar yang menyenangkan kepada
guru, dsb. Pokoknya masukan dan usulan untuk kemajuan sekolah …”
Bu Ilham
manggut-manggut. “Nah, kalau penjelasannya seperti ini saya bisa memahami … itu
tadi peran Komite Sekolah sebagai advis
…ad..apa, Pak?Lupa lagi saya ..”
“Advisory agency!”
“Nah, itu
maksud saya … ejense selanjutnya apa,
Pak?”
Bu Ruslina
tersenyum melihat mimik muka Bu Ilham.
“Bu Ruslina
kok senyum-senyum, ini Bendahara Komite Sekolah yang bertanya. Harus dijawab
dengan sejelas-jelasnya ….Ada tidak ejense
yang berhubungan dengan tugas saya sebagai bendahara?” tnya Bu Ilham sambil
memonyongkan bibirnya. Lucu sekali. Pak Ruslan dan Bu Ruslina tertawa lagi.
“Oh ya, peran kedua dari Komite Sekolah ini memang
bisa mengarah pada sumbangan uang. Nmanya supporting
Agency …”
“Nah, apa
itu?” tanya Bu Ilham. Suaranya meninggi.
“Memberi support atau dukungan. Misalnya memberi
dukungan kepada program-program sekolah dalam bentuk tenaga, pikiran, atau dana.
Bisa juga tidak dalam bentuk langsung. Contohnya, mengumpulkan orng-orang yang
peduli dan mau membantu terwujudnya program sekolah. Atau, melakukan penyuluhan
dan penjelasan kepada masyarakat agar mereka mendukung dan berperan serta dalam
kegiatan sekolah, mencari sponsor, membantu menguruskan izin, meminjamkan lahan
atau barang, dan sebagainya …”
“Wah, betul
juga ya, Pak. Program sekolah pasti akan semakin bagus pelaksanaannya apabila
didukung dan dibantu oleh Komite Sekolah, meskipun Cuma bantuan bibir …!” ujar
Bu Ilham.
“Bantuan
bibit?” tanya Bu Ruslina setengah kaget.
“Iya…maksud
saya promosi kesana ke mari, memberi penjelasan kepada masyarakat, dan
sebagainya. Itu kan
bantuan bibir. Saya uang tidak punya, kalau bubur ..saya ada kelebihan …”
Bu Ruslina tak
bisa menahan tawa. “Bu Ilham ada-ada saja …”
“Masih ada ejense lagi ya, Pak?”
“Peran Komite
Sekolah yang ketiga adalah controling agency …!”
“Ini pasti ada
hubungannya dengan mengontrol dan mengawasi ya Bi?” tanya Bu Ruslina.
“Subhanallah …betul sekali!”
“Waduh, saya
juga mau bilang begitu tadi, Bu. Sudah keduluan Bu Ruslina … Berarti yang ada
dalam pikiran saya benar ya ..”
“Sebagai wakil
dari masyarakat, Komite Sekolah memang dapat meminta penjelasan kepada sekolah
tenang proses penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan program, kualitas hasil
pendidikan, pengelolaan uang, dan sebagainya. Pengawasan bukan berarti curiga,
tapi demi kepercayaan dan kebaikan.”
“Masih ada
peran lain, Bi?” tanya Bu Ruslina.
“Ada satu lagi. Yang keempat, Komite Sekolah dapat berperan
sebagai mediator. Maksudnya penghubung antar pemerintah dengan
masyarakat. Bentuknya, bisa kerjasama untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu,
membina hubungan harmonis, menyampaikan laporan kepada masyarakat, dn
sebagaina.”
Bu Ilham
tersenyum puas.”Saya mengerti sekarang.Dan ..karena tidak ada teh hangat atau
kue, saya akan segera memanfaatkan kelebihan bibir saya untuk mengajak tetangga
kanan-kiri agar membantu kegiatan sekolahnya Abror .. Bendahara segera beraksi
…Assalamu’alaikum…!”
“Astgfirullah… maaf, Bu! Sampai lupa …”Bu
Ruslina kaget dan tersipu. Tapi, Bu Ilham telah melesat bagai kijang. Pak
Ruslan pun menggeleng-gelengkan kepalanya.
RUA Zainal Fanani, Ketua Yayasan SPA Yogyakarta
foto edukasi.kompasiana.com
Post a Comment