Kegagalan yang bukan Menghentikan….


Allah yang menjadikan mati dan hidup. Bagi setiap orang sudah ada ketentuan baginya mengenai waktu dan ketetapan kematian. Demikian juga awal kehidupan seseorang, Allah yang menetapkan berbagai keadaan yang ada padanya.
Allah menguji kita semua. Bagi setiap orang ada jenis ujian yang dia harus jalani. Tidak ada seorang pun yang tidak mendapat ujian. Setiap orang yang Allah hidupkan senantiasa akan diliputi keadaan demi keadaan yang merupakan ujian yang harus diselesaikannya.
Bagi setiap sikap terhadap ujian pasti ada hasil. Apapun hasil itu. Adapun hasil yang Allah jadikan ukuran kemuliaan dan keberhasilan bagi setiap orang adalah siapa di antara manusia yang lebih baik amalnya. Ulama memberikan penjelasan, perhatikanlah: bukan manusia yang lebih banyak amalnya. Karena yang banyak belumlah tentu berharga. Adapun amal yang berharga adalah amal yang benar dan ikhlas.
Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Allah tidak terkalahkan oleh siapapun. Tidak ada yang bisa melemahkan-Nya. Dia mengampuni setiap pendosa yang bersungguh bertaubat. Samudera ampunan-Nya lebih luas daripada banyaknya dosa para pendosa.
Allah menghamparkan kesempatan bertaubat dan memperbaiki diri di malam hari bagi orang yang   berbuat salah di siang hari. Dan menghampar di siang hari bagi yang memperbuat keliru di malam hari. Allah amat luas membuka kesempatan bertaubat bagi para pendosa.
Allah bersumpah: “Demi waktu.” Hal ini dijadikan sebagai sumpah karena hal diagungkan dan perlu diperhatikan. Dalam pergantian siang dan malamnya, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Apapun aktivitas dan di manapun tempatnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Mengerjakan yang benar itu mengandung beban. Maka tidak akan sukses orang yang tidak punya kemampuan bersabar. Akan gagal orang yang mudah berputus asa dan menyerah. Orang sukses itu bukan orang tidak pernah gagal.orang sukses itu adalah orang kuat bersabar untuk menyempurnakan amal shalih meski ada beban berat padanya.

Anak-anak usia dini memiliki sensitivitas tinggi terhadap kegagalan. Mereka cenderung mudah patah semangat. saat gagal, anak merasa cemas sehingga mudah tertekan. Anak-anak harus memerlukan bantuan agar  percaya diri untuk bisa bangkit lagi. Peran orangtua sangat besar dalam upaya menjadikan anak-anak bisa bersikap benar menghadapi kegagalan
Kegagalan atau ketidakberhasilan dalam suatu urusan merupakan kepastian bagi setiap orang. Tidak pernah ada orang yang menjalani hidup tanpa kegagalan. Maka tidak bisa menerima kegagalan adalah hal menyakitkan dan melemahkan yang tidak patut tumbuh dalam anak-anak kita. Mereka harus berlatih untuk siap menghadapi kegagalan dengan cara yang benar.
Demikian juga, anak-anak memerlukan pendampingan yang baik ketika mengalami ketertundaan keberhasilan itu.
Hal-hal harian yang kecil bisa menjadi sarana pendidikan sikap mental ini. Belum segera berhasil menali sepatu tidaklah perlu diomeli ataupun segera diambil alih oleh orangtua. Anak itu perlu terus mencoba dan akhirnya merayakan keberhasilannya menjadi terampil. Berikan kalimat indah penuh sayang di setiap keberhasilannya yang tertunda. Karena itudia akan terus mau mencoba.
Anak-anak yang diperlakukan seperti ini akan cenderung memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi dibandingkan dengan anak-anak lain yang selalu dibantu oleh orangtuanya dalam segala hal.
Terkadang kegagalan membuat anak merasa stres dan akhirnya menangis. Jika hal ini terjadi maka buatlah ia diam dari tangisannya. Kemudian contohkan cara melakukan yang baik dan benar secara perlahan. Ajak ia untuk mencobanya lagi. Katakan; keberhasilan itu dekat kala kita belajar terus. Mencoba lagi ketika belum berhasil.  

Kegiatan bermain juga merupakan pelajaran untuk menjadi tangguh, sabar, dan sportif menerima konsekuensi kekalahan. Anak-anak perlu mendapat perjanjian dan nasihat untuk bertekad tidak ngamuk dan terlalu bersedih ketika permainan akan dimulai. Hal ini akan membangun kesiapan mentalnya menghadapi kekalahan. Hal ini akan menguatkannya jika dia jalani terus menerus dalam bimbingan.||

Bagus Priyosembodo, Penulis Kajian Utama Majalah Fahma
foto : esq-news.com
Powered by Blogger.
close