Hadiah yang Mendidik
Saat
mengikuti pertemuan warga, beberapa ibu saling bercerita tentang keadaan
anaknya masing-masing yang masih usia TK dan Sekolah Dasar. Di antaranya ada
yang bercerita kalau anaknya naik kelas dijanjikan akan diberi hadiah Play
Station ( PS ), bahkan ada juga yang menjanjikan hadiah Handpone dan Ipad! Ya,
dengan ceria dan bangga mereka bercengkerama.
Memberi
hadiah kepada anak adalah sesuatu yang sah- sah saja.Terutama untuk anak usia
TK dan SD. Karena pada usia ini anak lebih berpikir secara konkrit. Mereka akan
merasa disayang dan diperhatikan ketika diberi sesuatu secara nyata,
bukan hanya motivasi berupa kata-kata. Bahkan dengan pemberian hadiah bisa
untuk merangsang si anak agar lebih bersemangat dan lebih baik. Hadiah bisa
melunakkan hati anak sehingga menjadi lebih senang dan menurut.
Pemberian
hadian kepada anak bisa diberikan pada moment tertentu atau ketika anak
berhasil menyelesaikan sesuatu pekerjaan. Misalnya ketika hari kelahiran anak,
ketika masuk sekolah baru, atau ketika naik kelas dengan nilai yang baik.
Hadiah bisa juga diberikan, misalnya ketika anak sudah hafal bacaan sholat,
naik tingkat dalam belajar Iqro’, sudah tertib menjalankan sholat, atau sudah
bisa membaca Al-Qur’an.
Namun
orangtua harus bijak dalam memberikan hadiah untuk sang anak. Orangtua harus
memahami perkembangan emosi dan perilaku anak. Jangan sampai karena terlalu
sayang dengan anak, memberi hadiah apapun yang diminta oleh anak. Ya, meskipun
orangtua mampu secara financial, tidak boleh memberi hadiah yang berlebihan.
Karena hadiah pun dapat memberi efek ganda pada anak, yakni efek positif dan
negatif. Orangtua harus jeli sehingga hadiah yang diberikan pada anak
memberikan dampak positif bagi perkembangan dan perilaku anak.
Banyak
pilihan hadiah yang bersifat mendidik bagi anak. Misalnya ketika anak sudah
lulus Iqro’ maka bisa diberi hadiah buku Juz ‘Amma atau Al-Qur’an. Ketika anak
sudah bisa menggunakan komputer, dan orangtua mampu, maka anak bisa dibelikan
CD media belajar. Hadiah juga bisa berbentuk mainan edukatif, yang saat ini
mudah kita dapatkan di toko-toko buku. Orangtua juga bisa memberi hadiah
berdasarkan minat dan bakat si anak. Misalnya anak suka bercerita, diberikan
hadiah buku kumpulan cerita. Jika anak suka olahraga tertentu diberi hadiah
sarana dan alat olahraga yang disenangi. Selain berupa barang, hadiah juga bisa
diberikan, misalnya diajak rekreasi ke taman pendidikan, museum, masjid raya,
atau tempat rekreasi alam.
Begitulah,
memberi hadiah jangan sampai hanya mengikuti trend dan termakan iklan televisi.
Memberi hadiah juga tidak perlu barang yang mahal dan berupa barang
berteknologi tinggi. Boleh jadi hadiah yang tidak tepat justru akan menjadi ‘
racun’ bagi anak yang kita cintai. Bayangkan jika diberi hadiah PS, lantas anak
setiap hari asyik main PS dan akhirnya kecanduan. Maka anak hanya akan asyik
dengan dunianya sendiri. Tidak akan peduli dengan sekelilingnya. Bahkan bisa
jadi untuk sekolah jadi ogah-ogahan. Akhirnya anak yang kita gadang-gadang jadi
generasi yang hebat tinggal impian. Jadi, marilah bijaksana dan hati-hati dalam
memberi hadiah untuk si buah hati.[]
Sumadi,
Motivator di IBS Darul Hikmah Pakem Sleman,
Wali murid SDIT Salsabila Klaseman Sleman
Post a Comment