Mengawal Shalat 5 Waktu
Pagi yang dingin. Rasanya nyaman sekali kalaulah
harus menarik selimut kembali memejamkan mata. Apalagi bumi di kaki gunung
Merapi tampak diselimuti kabut putih. Menambah daya tarik untuk melakukan
ritual tidur kembali. Terlihat anak-anakku masih terlelap memejamkan mata
mereka seakan sedang mengumpulkan energi yang telah terkuras habis seharian karena
bermain kemarin. Rasanya tidak tega untuk membangunkan mereka, karena masih ada
gurat-gurat kelelahan diwajah mereka. Demi sebuah penanaman nilai kebaikan,
tetap harus dilakukan. Dengan suara agak pelan, aku mengeluarkan suaraku juga
untuk membangunkan anak-anak.
Pengalamanku, tidak cukup sekali, dua kali, tiga
kali untuk berhasil membuat anak-anak bangun lalu beranjak dari tempat tidur.
Dibutuhkan kesabaran membangunkan mereka, untuk bangun dan mengambil air wudhu serta
melaksanakan shalat subuh. Bahkan
terkadang harus mengeluarkan janji-janji manis agar mau bangun dan melaksanakan
shalat subuh.
Ah, betapa beratnya menjadi orang tua, harus mampu
mengarahkan anak-anak menuju kebaikkan, padahal hanya berbekal warisan cara
mendidik dari orang tua kita dulu. Itu saja. Karena saat sebelum menjadi orang
tua kita tidak pernah belajar bagaimana cara mendidik anak dengan baik, bagiamana
cara mengasuh anak dengan benar, bagaimana memperlakukan mereka agar berdaya
guna. Iya, tidak pernah kita persiapkan sebelumnya.
Nasi sudah menjadi bubur, mau tidak mau kita
sekarang sudah menjadi orang tua. Tentulah dengan modal yang sedikit ini, tidak
menjadikan kita putus asa menjadi orang tua yang baik. Kita bisa belajar dari
sejarah para pendahulu kita. Kisah dalam Alquran misalnya, Luqman Al Hakim,begitu
teduh beliau mengenalkan anak-anaknya kepada Allah, tidak mensekutukanNya,
untuk menegakkan shalat mereka.
Iya, orang tualah yang harus mengawal kebaikkan
anak-anaknya. Siapa lagi kalau bukan orang tua. Betatapun beratnya shalat
subuh, tekankan kepada anak-anak untuk mengerjakannya, walaupun mereka bangun
kesiangan saat matahari sudah terbit, demi sebuah pendidikan. Begitupun shalat
dhuhur, asar, maghrib, dan isya. Pembiasaan mengawal shalat sejak usia dini ini
sangat diperlukan.
Cobalah paksakan kepada anak, mungkin satu pekan,
dua pekan, atau bahkan satu bulan. Jika sudah terbiasa, orang tua tinggal
mengingatkan. Tanamkan kepada mereka, walaupun ayah dan bundanya tidak ada di
sampingnya, jika sudah waktu shalat, maka kerjakanlah shalat. Ajak juga
sesekali mereka shalat di masjid dengan diberi pengertian tidak membuat gaduh.
Tentunya jika anak-anak kita sudah melakukan dengan
baik, mereka perlu mendapat hadiah. Hadiah tidak harus mahal, dengan memberi
satu makanan permintaan mereka, sekali lagi permintaan mereka, mereka akan
begitu senang. Sudah tentu jika melanggar akan mendapatkan hukuman. Untuk
hukuman ini jangan terlalu keras kepada anak-anak, bisa juga hukumannya adalah
apa yang harus dikerjakan karena kesalahan mereka juga atas permintaan mereka,
sekali lagi permintaan mereka. Lalu setelah melaksanakan hukuman anak harus
tetap mengerjakan yang dia tinggalkan.
Oleh Tuswan Reksameja
Post a Comment