Menjadi Dewasa Lewat Pertengkaran
“Assalamu’alaikum, bu guru. Ini mbak Rani dari
tadi menanggis terus. Tidak berhenti-berhenti. Katanya diejek temannya terus
setiap hari dan tidak ditemani. Hari ini mogok tidak mau sekolah. Mau pindah
sekolah saja pintanya. Tolong bu guru bilangin teman-temannya agar tidak
mengejek mbak Rani lagi dan mohon bu guru selesaikan masalah ini”.
Begitu suara di telpon yang saya terima dari salah seorang wali murid saya
dan suara itu sambil diselingi suara tangis kencang mbak Rani.
Kejadian di atas salah satu dari sekian banyak
permasalahan pergaulan anak-anak dilingkungannya.
Pada dasarnya secara alami setiap anak pasti akan berbuat kekeliruan
dikarenakan pola pikir mereka yang masih egosentris. Tapi mereka juga memiliki
naluri untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri. Mereka merasa tidak nyaman
dengan keadaan pertengkaran diantara mereka. Namun potensi naluri berkawan dan
berdamai mereka bisa hilang jika orang tua / pendidik justru memanas-manasi
hati anak. Pantangan besar bagi kita menunjukkan kesalahan dan kejelekan teman
dihadapan anaknya. Lebih baik menutupinya dengan mengatakan yang baik-baik tentang
temannya. Kalau tidak, jika anak sering dimotivasi yang negatif selanjutnya
anak akan terus memiliki sikap negatif terhadap teman-temannya.
Meluruskan kekeliruan/ pertengkaran diantara
anak-anak bukanlah hal yang mudah, mengingat karakter anak yang unik dan masih
agak sulit dipahami. Butuh proses panjang yang kadang memerlukan waktu tidak
sebentar. Pertengkaran itu sebenarnya masih dalam batas kewajaran. Hanya
kekeliruan ini bisa berlarut-larut dan melewati batas, menakala dari pihak
ketiga (orang tua/pendidik) salah dalam menyikapinya. Misalnya menerima
informasi hanya dari sebelah pihak atau keputusan yakni membenarkan dan
mendukung sikap anaknya. Anak menjadi besar kepala. Padahal belum tentu sikap
anak tersebut benar. Baik orang tua maupun pendidik tidak berusaha untuk
penyelesaian terbaik dengan cara melibatkan anak itu sendiri. Juga sekaligus
menjadikan pembelajaran menuju proses pendewasaan anak lewat pertengkaran
tersebut. Sehingga apabila pertengkaran / perselesihan itu terjadi lagi, anak
akan bisa menyikapi dan berusaha untuk menyelesaikannya sendiri.
Hal pertama dan utama yang harus dilakukan orang
tua/ pendidik untuk dalam membekali anak menuju proses pendewasaan dalam
pergaulan di lingkungan mereka adalah menyampaikan pesan-pesan positif diantaranya
seperti yang terdapat dalam hadist-hadis Rasulullah SAW, yaitu:
-
Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya;
-
Barang siapa tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi;
-
Senyum mu dihadapan saudaramu adalah shodaqoh;
-
Janganlah kamu suka marah-marah, niscaya bagimu syurga;
-
“Wahai Rasulullah, Islam seperti apakah yang lebih utama?” Rasulullah
menjawab: “Orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari ucapan lidah dan
perbuatan tangannya”;
-
Dan Rasul bersabda: “Tidaklah beriman seseorang diantara kamu sehingga ia
mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”.”
Sebagai pedoman awal menyelesaikan
pertengkaran/perselisihan diantara anak-anak, yaitu ada beberapa hal yang
menjadi kunci utama, antara lain (Irawadi Lotadi, 2002):
1.
Tidak mencari siapa yang salah
Untuk mengetahui keadaan sebenarnya, orang tua/
pendidik harus bertanya kepada orang ketiga atau kepada anak yang bersangkutan
ketika anak tersebut sudah dalam kondisi tenang dan gembira.
2.
Tidak membela atau menyalahkan salah satu
3.
Memotivasi dari pendidik utnuk saling memaafkan
* Kepada pemenang :
tumbuhkan empati dengan menggambarkan kesedihan
lawannya dan dorong untuk mau meminta maaf
* Kepada korban yang kalah;
-
hibur dan tenangkan perasaannya
-
alihkan ke hal lain yang bisa menggembirakannya
-
tak perlu turut mempersalahkan orang lain
4.
Tak perlu lari dari permasalahan
Misalnya melakukan pindah ke sekolah lain. Tidak
ada yang bisa menjamin bahwa di sekolah yang baru tidak akan terjadi pertengkaran/
perselisihan. Hanya mungkin akan membuat permasalahan yang baru lagi.
5.
Menerima dengan lapang dada
Bersabar dan lapang dada adalah hal yang terbaik
yang dilakukan kita sebagai orang tua apabila ada pertengkaran yang dialami
diantara anak kita. Ini sangat dibutuhkan agar orang tua/pendidik tidak timbul
keinginan utnuk turut campur tangan ke dalam pertengkaran itu.
Dengan membekali anak-anak kita dengan pesan-pesan
positif tentang pergaulan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk bisa
menyelesaikannya (tentunya dengan bimbingan dari kita), diharapkan anak-anak
akan mengalami proses pendewasaan dalam bergaul dan bisa mandiri memecahkan
permasalahan mereka masing-masing. Amin.
Post a Comment