Outbound Melatih kemandirian anak
Pembelajaran dalam usaha mengenali alam sekitar dapat dilaksanakan
dengan suasana menyenangkan, namun mampu
menstimulasi kemandirian anak. Salah satunya adalah jelajah alam (penjelajahan
dalam pramuka), outbound (fun outbound
atau real outbound). Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengenal lingkungan
sekitar, adanya misi pendidikan sampai karena hoby seseorang . Sepintas kegiatan ini kurang memiliki tujuan yang
jelas dan hanya sekedar berjalan-jalan yang kurang bermanfaat, apalagi jika
dilakukan oleh sekelompok orang/remaja yang dilaksanakan tanpa koordinasi dan penanggungjawab
yang jelas.
Outbound pada Pendidikan Anak Usia Dini (outbound kids), lebih mengarah kepada fun outbound dengan menggunakan fasilitas
yang telah dipersiapkan sedemikian rupa, mulai dari memanfaatkan dan mendesain
kondisi alam yang ada hingga membuat media menantang agar setiap individu
mempunyai kemampuan untuk mengarahkan perilakunya secara mandiri dan juga
bertanggungjawab pada dirinya sendiri.
Fun outbound hanya
membutuhkan sebagian olah fisik dengan kegiatan yang relatif ringan dan
menyenangkan atau dapat juga dikatakan semi outbound (bukan outbound yang
sesungguhnya) namun kegiatannya tetap menyenangkan, dan bermanfaat untuk
pengembangan diri, meningkatkan keterampilan social, maupun melatih kerjasama
dalam kelompok, dan hanya beresiko kecil (low
impact)
Konsep fun outbound tentu saja berbeda dengan real outbound yang diselenggarakan untuk
orang dewasa (di perkantoran, kegiatan kelompok maupun individu). Biasanya fun outbound diadakan setiap satu
semester atau satu tahun sekali (di Taman Kanak-kanak), yang teknik
pelaksanaannya memberikan keleluasaan
kepada guru/pendamping untuk menentukan kemampuan apa yang akan dikembangkan;
sosial emosional, fisik motorik, nilai agama dan moral dll.
Tujuan kegiatan
merupakan hal yang urgen karena akan memberikan kesan pada output (positif atau negatif) bagi seluruh stakeholder sekolah maupun peserta didik. Oleh karenanya
guru/pendamping dapat memasukkan nilai-nilai kemandirian sebagai tujuan dalam
outbound diantaranya: Pertama, mandiri
dalam beribadah. Usahakan kegiatan dapat
melewati satu waktu shalat dengan berwudhu di lokasi, misalnya di sungai yang
mengalir dan shalat di tanah lapang (alam terbuka). Pembelajaran yang dapat
diambil adalah pengetahuan tentang air yang dapat digunakan untuk berwudhu dan
tempat shalat.
Kedua, bertanggungjawab
sendiri dalam setiap kegiatan. Hal ini berkaitan dengan rancangan permainan
yang akan dilaksanakan. Stimulasi dapat
diberikan usai satu permainan yaitu dengan memberikan kontra prestasi terhadap setiap
usaha peserta didik. Kontra prestasi (hadiah dan hukuman) merupakan stimulasi
kesungguhan dan kedisiplinan anak. Oleh karenanya, dalam merancang permainan
hendaknya guru/pendamping dapat memperkirakan kemampuan anak, fisik dan
psikisnya agar resiko (jatuh dan sakit) dapat diantisipasi sedini mungkin.
Ketiga, mandiri
dalam mengurus diri sendiri. Biasanya kegiatan ini membutuhkan waktu seharian.
Didampingi maupun tidak didampingi orangtua, tentu anak membawa perbekalan yang
cukup, konsumsi, perlengkapan mandi, ibadah dan baju ganti. Orang tua perlu
diberi pengertian untuk memberi kesempatan dan memotivasi peserta didik untuk
membersihkan diri; mandi, menggunakan sabun, memakai handuk dan memakai baju sendiri,
setelah selesai kegiatan dengan hanya sedikit bantuan saja
Keempat, menemukan
sendiri hal-hal yang baru (pengembangan
intelektual). Menemukan sendiri pengetahuan di lokasi outbound. Guru/pendidik sekedar mendampingi dan memberi penjelasan
sesuai dengan bahasa anak dan mereka sendiri yang akan menyimpulkan pengetahuan
itu.
Demikian, fun
outbound efektif untuk pembelajaran kemandirian anak, karena dapat
dilaksanakan di tempat yang sederhana. Mudah-mudahan bermanfaat.[]
Ihda A’yunil Khotimah
Dosen STPI Bina Insan Mulia Yogyakarta
Post a Comment