Berdoa dan Mengusahakan Lingkungan yang Baik
Karena
menaati perintah Allah, Nabi Ibrahim membawa istri dan Ismail ke lembah itu.
Kala itu Ismail barulah orok kecil yang terlahir setelah lama diharap dan
diminta kepada Allah. Rasanya baru saja bergembira menimang anak, datanglah
ujian ini.
Ingatlah,
ketika Nabi Ibrahim berdoa, "Ya Rabbku, Jadikanlah negeri ini (Mekkah),
negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala. Ya Rabbku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan
kebanyakan manusia. Maka barangsiapa yang mengikuti ajaranku, maka sungguh
orang itu termasuk golonganku. Barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sungguh
Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ya Rabb
Kami, sungguh aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanam-tanaman, di dekat rumah-Mu yang dihormati. Ya Rabb kami, (yang
demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian
manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan.
Mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Nabi
Ibrahim meminta hal penting bagi lingkungan anaknya. Ayah yang baik ini meminta
keamanan, kejauhan jarak dengan kesyirikan, kecintaan orang banyak, dan rizki
pangan. Setiap orang selalu berada di suatu tempat dan di suatu waktu. Di
sekelilingnya ada berbagai benda dan orang. Lalu ia berinteraksi dengan
lingkungannya. Lingkungan seseorang meliputi: 1) Lingkungan alam, seperti
udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan, dan sebagainya. 2)
Lingkungan sosial, seperti rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan anak berada mempunyai pengaruh terhadap
perasaan dan sikapnya akan keyakinan atau agamanya.
Tempat tersebut mempengaruhi kehidupan anak didik yang
memungkinkannya berkembang secara normal sehingga mampu mengembangkan diri,
meningkatkan kualitas diri, mengaktualisasikan diri berdasarkan ajaran-ajaran
agama Islam. Lingkungan bisa dijadikan sumber materi pembelajaran, serta
digunakan sebagai sumber perangkat metode dan alat bantu pembelajaran.
Ada
beragam pengaruh lingkungan terhadap keberagaman anak, yaitu: 1) Lingkungan
yang tidak peduli terhadap agama. Lingkungan semacam ini adakalanya
berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agak sedikit tahu
tentang hal itu. 2) Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi
tanpa keilmuan dan kesadaran batin. Biasanya lingkungan yang demikian
menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau
beragama secara kebetulan. 3) Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan
sadar dan hidup dalam kehidupan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi
(dorongan) yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama
yang ada.
Setiap
orangtua dan segenap pendidik sepatutnya mengusahakan lingkungan yang mendukung
proses pendidikan anak. Lingkungan yang mewujudkan pendidikan yang didasarkan
atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’ yang diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Lingkungan yang memelihara fitrah anak sebagai insan yang
mulia, anak yang mencondongi tauhid dan menyukai kebaikan. Lingkungan yang
dapat memberikan kepada anak seperangkat peradaban dan kebudayaan islami.
Lingkungan yang membersihkan pikiran dan jiwa anak
dari pengaruh mengarah kepada penyimpangan fitrah manusiawi. Lingkungan yang memberikan
wawasan nilai dan moral serta peradaban manusia agar pemikiran anak menjadi
berkembang. Lingkungan yang mampu menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan
antar peserta didik.
Sebaliknya,
lingkungan yang tidak aman, kental suasana budaya kesyirikan akan menjadikan melahirkan kebencian di antara
manusia. Lingkungan seperti ini harus diubah dengan segenap kesungguhan. Agar
anak-anak tumbuh dalam kebaikan.||
R. Bagus Priyosembodo, Redaktur Senior Majalah Fahma
Foto : edukasi.kompasiana.com
Post a Comment