Dengan Siapa Anak Kita Berteman?
Berteman merupakan
suatu hal yang wajar dilakukan, apalagi oleh anak-anak. Namun, jika tidak
hati-hati, anak bisa terjerumus dengan pergaulan teman-teman yang berakhlak
buruk. Mereka bisa tertular perangai teman yang berakhlak buruk tersebut.
Bahkan pengaruhnya bisa mengalahkan pengaruh orangtua. Karena itu, orangtua
bisa membantu anak-anaknya dengan mencarikan dan mengarahkannya kepada
teman-teman yang baik agar dapat dijadikan teladan baginya dan dapat dicontoh.
Ada beberapa aspek
penting yang patut diperhatikan dalam mengarahkan anak agar mendapatkan teman
yang baik. Pertama, pentingnya pembekalan ilmu
agama. Agama
memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan individu dan sosial, bahkan
dia juga merupakan peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak
dan mendorongnya kepada kebaikan. Tanpa agama, pendidikan akan terasa hampa dan
tidak berpengaruh.
Mengajak anak untuk
mencintai masjid sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan pribadi dan sosial.
Masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, namun juga bisa dijadikan sebagai
tempat perkumpulan lainnya, sebagaimana pada masa Rasulullah dan sahabat,
masjid bisa berfungsi sebagai sarana untuk belajar dan sebagainya, seperti
perkumpulan untuk menghafal Alquran, belajar ilmu fiqih dan ilmu-ilmu agama lainnya, bahkan
juga berfungsi sebagai tempat sebuah perkumpulan seperti haflah maulid
nabi dan sebagainya. Sebagaimana masjid juga digunakan untuk
shalat jum'at yang di dalam khutbahnya banyak mengandung
ajaran-ajaran Islam dan sebagainya. Selain itu, kecil kemungkinan anak-anak
yang akrab dengan masjid memiliki perangai buruk.
Sebuah kesalahan fatal
jika orangtua melarang anaknya untuk bersentuhan dengan masjid, mereka tidak paham
dan tidak mengetahui bahwa mereka telah mendidik
anaknya untuk meninggalkan shalat, karena anak jika tidak dibiasakan
melaksanakan shalat ketika kecil maka akan sulit untuk melaksanakannya ketika
besar nanti, dalam hadist dikatakan : Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat di usai
tujuh tahun dan pukullah mereka jika sudah 10 tahun -jika tidak mau
melaksanakannya.
Sesungguhnya membawa
anak ke dalam masjid tidaklah dilarang, bahkan dianjurkan untuk membiasakan
mereka shalat dan cinta dengan masjid, jika mereka masih kecil di bawah
usia tujuh tahun hendaklah diberikan arahan kepada mereka agar tidak menjadikan
masjid sebagai tempat bermain dan mengajarkan mereka adab duduk yang baik di
dalam masjid. Dengan demikian anak akan terbiasa dengan masjid , berteman
dengan teman-teman yang gemar ke masjid, dan gemar menghadiri majelis ilmu di
masjid. Dengan demikian anak pun akan terlindungi dari pergaulan-pergaulan yang
tidak baik.
Keluarga juga memegang
peranan yang signifikan. Orangtua yang mengetahui anaknya bergaul dengan teman
yang tidak baik dan ingin menjauhkannya karena khawatir anaknya akan terjerumus
kelembah kehinaan ataupun menyimpang dari ajaran-ajaran Islam yang
hanif hendaklah mencarikan pengganti teman yang baik bagi
anaknya, yang masih ada hubungan darah dengan anak, seperti pamannya,
kakak sepupunya dan sebagainya dari orang-orang yang disegani oleh anak.
Sanak saudara menurut
mereka tidak memiliki tanggung jawab khusus kepada anak dan perkataan mereka
betul-betul diyakini sebagai sebuah nasihat dan arahan bukan sebuah perintah dan
larangan. Dengan demikian mereka lebih berpengaruh bagi anak daripada kedua
orangtuanya. Inilah hikmah dari adanya silaturrahmi dengan sanak keluarga,
karena sekiranya tidak ada harmonisasi dengan sanak keluarga jika orangtua
tidak mampu menangani anaknya sendiri, maka siapakah yang membantunya untuk
memperbaiki anaknya? Hubungan antarkeluarga pun
sangat membantu dalam memperbaiki anak. Anak akan lebih meluas pergaulannya
karena di sana banyak anak pamannya dan lainnya yang tentunya mereka lebih aman
untuk bermain daripada dengan orang lain.||
M Abdurrahmahman, Pemerhati dunia anak
Post a Comment