Mencegah Diare Disentri pada Anak
Oleh dr.
Nurlaili Muzayyanah, M.Sc, SpA
Diare disentri merupakan episode diare akut yang
pada tinjanya ditemukan darah yang
terlihat secara kasat mata. Sekitar 10% episode diare akut pada anak kurang
dari 5 tahun, disertai darah dalam tinjanya. Hal ini menyebabkan 15-25%
kematian akibat diare pada kelompok umur ini. Dibandingkan dengan diare cair
akut, diare akut berdarah biasanya lebih
lama sembuh dan berhubungan dengan komplikasi yang lebih banyak antara lain
dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dan memiliki risiko kematian lebih tinggi.
Diare akut berdarah pada anak yang lebih kecil biasanya merupakan pertanda
masuknya bakteri invasive yang serius pada usus besar.
Di Indonesia penyebab utama diare akut berdarah
adalah bakteri Shigella, Salmonella,
Campylobacter jejuni, Escherichia coli dan Entamueba hystolitica. Disentri
berat umumnya disebabkan oleh bakteri Shigella
dysentri, Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E. coli. Diare
karena bakteri ini biasanya banyak terjadi pada musim hujan.
Tanda dan gejala diare disentri meliputi BAB dengan
tinja cair atau lembek, sering dan disertai darah yang dapat dilihat dengan
jelas. Gejala lain berupa nyeri perut, demam, kejang dan anak tampak letargis. Untuk mengetahui penyebab diare disentri
diperlukan pemeriksaan tinja untuk mengetahui penyebab diare disentri, apakah
bakteri atau parasit.
Prinsip tatalaksana diare disentri sama dengan diare
cair akut, hanya diperlukan pemberian antibiotik atau anti parasit tergantung
penyebab diarenya. Diare disentri dapat
menimbulkan komplikasi antara lain kekurangan kalium, demam tinggi, prolaps
rekti (bagian usus keluar melalui anus), kejang dan sindrom hemolitik uremik.
Agar anak tidak terkena diare disentri, tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan antara lain
dengan menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, selalu menggunakan air
bersih, selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan,
menggunakan jamban untuk pembuangan tinja, memberikan ASI untuk bayi, menjaga
kebersihan makanan pendamping ASI dan memberikan imunisasi campak.||
Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak,
Fak Kedokteran UII
Dokter Spesialis Anak di RS Gramedika, Sleman
Post a Comment