Agar Anak Mencintai Shalat
Oleh Nur
Muthmainnah
Tercengang rasanya saya ketika mendengar kisah dari
salah satu ustadzah yang juga seorang konsultan sekolah-sekolah Islam. Salah
satu sekolah yang ditangani belia adalah sekolah jenjang SMP yang belum lama
berdiri. Kebetulan SMP tersebut berlabelkan sekolah Islam. Sudah tentu harus
menjamin para anak didiknya mampu melakukan berbagai adab dan akhlak Islami.
Apalagi sudah masuk jenjang SMP, pastinya harus jauh berbeda dengan TK maupun
SD.
Pihak sekolah sudah berusaha untuk mewujudkan tekad
tersebut. Namun kenyataan yang dihadapi di lapangan bagai jauh panggang dari
api. Separuh murid baru yang ada di SMP tersebut tidak hafal gerakan dan bacaan
shalat. Pun demikian dengan kebiasaan sehari-hari. Lebih mengenaskan lagi
ketika ada pertemuan wali, orangtua mereka seakan lepas tangan dengan hal
tersebut dan meminta sekolah yang memperbaiki akhlak anaknya. Saya jadi
bertanya dalam hati. Bagaimana mungkin anak-anak tersebut akan jadi seperti ini
jika orangtuanya saja memiliki logika seperti itu? Mungkinkah mereka tidak
hafal bacaan dan gerakan shalat karena orangtuanya sendiri jarang menunjukkan
teladan shalat?
Sesungguhnya, shalat merupakan tiang agama, sumber
kekuatan rohani, penegak agama suci. Suatu bangsa yang penduduknya ahli shalat,
maka bisa dipastikan kalau bangsa tersebut memiliki disiplin hidup yang tinggi,
sebagaimana yang terjadi pada masyarakat Madinah di era Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam.
Seorang anak yang ahli shalat akan menjadi anak yang
berkepribadian luhur, taat pada Allah dan rasul, serta memuliakan kedua
orangtuanya. Begitu besarnya manfat shalat sehingag Rasulullah memerintahkan
para orangtua untuk mendidik anak mengerjakan shalat sejak kecil. Dari
‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Rasulullah bersabda,”Perintahkan anakmu untuk
melaksanakan shalat ketika masih berusia 7 tahun, dan pukullah mereka karena
meninggalkan shalat saat berusia 10 tahun.”
Kita tahu, beliau bukanlah sosok manusia berperangai
kasar. Namun ini semua beliau lakukan sebagai bentuk penegasan agar para
orangtua bersungguh-sungguh, juga agar kelak anak-anaknya menjadi hamba Allah
yang taat.
Ibnu Taimiyah pernah mengatakan bahwa orang yang
hidup bersanding dengan anak kecil, baik di aitu budak atau anak yatim atau
seorang putra, namun dia tidak memerintahkannya untuk mendiirkan shalat, maka
orangtualah yang harus dihukum apabila dia tidak menyuruh anak kecil tersebut.
Dan orangtua ini akan diberi sanksi (oleh pemerintah Islam yang sah) dengan
sanksi yang berat karena sikapnya tersebut. Sebab dia telah bermaksiat pada
Allah dan Rasul-Nya.
Karena itu, para orangtua seharusnya
bersungguh-sungguh mengajari anak-anaknya cara berwudhu dan shalat seperti yang
telah dicontohkan Rasulullah. Setelah itu, memerintahkan mereka untuk
senantaisa mendirikan shalat dan memberinya sanksi jika mereka malas atau
enggan mengerjakannya. Semoga Allah melimpahkan kebaikan atas seorang ulama
yang telah berkata, “Jika engkau mengajarkan wudhu pada anakmu, maka demi
Allah, setia[ kali air menyentuh salah satu anggota tubuhnya, engkau pasti
mendapat pahala sebagaimana pahala yang didapatkannya.” ||
Tips
menumbuhkan kecintaan anak akan shalat sejak dini:
Beri
mereka seperangkat alat shalat yang pas dengan ukuran mereka. Bila waktu shalat
tiba, ajak mereka shalat bersama. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud, Tirmidzi dan An Nasa’i, Rasulullah biasa menangani sendiri dalam
mengajari anak-anak mengenai hal-hal yang mereka perlukan dalam mengerjakan
shalat
Cobalah mengajak mereka shalat di masjid
agar mereka semakin mencintai shalat, karena melihat banyaknya orang yang
mengerjakan shalat.
Seiring dengan pertambahan usia anak,
hendaknya mulai diterangkan tentang wajibnya seorang muslim mengerjakan shalat.
Adakan kontrol setiap saat, sudahkah ia
shalat atau ia lupa mengerjakannya.
Tegurlah
mereka dan beri sanksi yang tegas jika mengabaikan shalat.
*) Pemerhati dunia anak
Foto dokumentasi TK Tawakal Plemburan Sleman
*) Pemerhati dunia anak
Foto dokumentasi TK Tawakal Plemburan Sleman
Post a Comment