Kajut : Agar Anak Mencintai Alquran

Oleh R. Bagus Priyosembodo

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

Rasululah mengabarkan kepada kita. Kemuliaan dan ketinggian derajat seorang muslim menjadi semakin tinggi oleh amal belajar dan mengajar Alquran. Mukmin yang tidak belajar Alquran tidak semulia mukmin yang belajar Alquran. Maka terampil membaca Alquran, menghafalnya, seksama dalam mempelajari tafsir dan pengertian yang bisa diambil darinya, meluangkan waktu serta tenaga untuk memahamkan orang lain, dan istiqomah dalam melakukannya sepanjang hayat adalah amalan pemulia diri yang semestinya ada pada diri kita. Hal ini merupakan pemberian yang amat berharga bagi anak-anak kita.

Para ulama benar-benar mengetahui pentingnya menghafal Alquran dan pengaruhnya yang nyata dalam diri anak. Tapi sebelum menugasinya menghafal, ada hal penting yang perlu diperhatikan, yakni membangun kesiapan dan kecintaannya pada Alquran. Memaksa anak untuk mempelajari  Alquran tanpa keberhasilan menumbuhkan rasa cinta dan semangat dari dalam diri anak tidak akan memberi faedah yang besar. Bahkan bisa berakibat buruk pada anak.

Keteladanan adalah cara paling penting dalam menanamkan rasa cinta anak terhadap Alquran. Orangtua yang terlihat menikmati ketika membaca Alquran setiap hari tampak pada wajahnya yang melukiskan kesenangan dan kepuasan saat menyimak bacaan yang terdengar merdu.  Keistiqomahan dengan segala mujahadah untuk hadir di majelis ilmu yang membahas Alquran.

Anak-anak akan berinteraksi dengan Alquran disertai perhatian, ketertarikan yang besar, dan juga keasyikan ketika mereka menikmati kisah-kisah berbarokah yang terdapat dalam Alquran. Kisah yang benar dan terbahasakan menarik yang ada dalam Alquran akan membangkitkan kejujuran, kesabaran, keberanian, dan segenap limpahan sifat baik yang lain. Anak-anak semakin mencintai Alquran juga akibat dari keasyikan yang mereka rasakan ketika mengikuti pengisahan Alquran ini, baik disampaikan oleh orangtuanya sendiri ataupun guru yang lain. Pengadaan acara pengisahan ini di keluarga ataupun sekolah merupakan upaya yang penting untuk menumbuhkan kecintaan padanya.

Anak-anak membutuhkan proses untuk menjadi siap mempelajari Alquran, mencintainya, dan berstamina tinggi dalam mempelajarinya. Ketidaksabaran orangtua dan pembimbing merupakan benalu ganas yang bisa membikin layu kesenangan anak terhadap cinta belajar Alquran. Hendaklah berhati-hati. Kemauan yang besar dan semangat tinggi dari orangtua tidak boleh menjadikannya tergesa marah ketika anak belum siap belajar. Mesti ada kemampuan untuk bersabar dalam membersamai mereka dalam menumbuhkan dorongan belajar dari dalam diri anak-anak. Menguatkan stamina belajarnya dan membentuk budaya belajar Alquran baginya. Pemberian hadiah sebagai penguat kegembiraan hati anak dalam merasakan berbagai tingkat keberhasilannya semasa belajar Alquran merupakan upaya bagus.

Orangtua mesti pandai memilih waktu untuk belajar anak. Kejengkelan yang semakin menumpuk karena anak sering mendapatkan marah ketika ia terlihat lambat dan malas bisa memupus semangatnya. Padahal sering terjadi, anak yang bukanlah malas tapi dianggap pantas menerima kemarahan.  Kadang tampak demikian karena ada gangguan pada badannya. Hal ini penting diperhatikan supaya orangtua dan guru menjadi mampu lebih bijak. Orangtua tidak boleh menganggap anak bagaikan  alat yang dapat dimainkan kapan saja. Ada banyak keperluan yang mesti diperhatikan agar anak tetap tumbuh sehat. Jika orangtua ingin menanamkan rasa cinta terhadap Alquran di hati anak, maka orangtua  harus memilih waktu yang tepat untuk menghafal dan berinteraksi dengan Alquran.

Merupakan waktu yang berat buat anak untuk belajar manakala ia kurang tidur setelah lama berjaga. Saat badan benar-benar letih sehabis menguras tenaganya. Baru saja perut kenyang dan belum terasa longgar. Hatinya sedang amat sedih atau jengkel marah-marah.


Berlaku bijak dan terampil melakukan upaya berharga lain merupakan hal yang mesti ada untuk meraih keberhasilan menjadikan ahli Alquran. Satu hal lain yang tak boleh dilalaikan adalah berdoa penuh kesungguhan dan sepenuh tawakal kepada Allah Ta’ala atas keberhasilan upaya yang dilakukan.||

*) R. Bagus Priyosembodo, Redaktur Ahli Majalah Fahma
foto Murid SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta saat halaqah
Powered by Blogger.
close