Cerdas di Rumah : Berkarakter Mencerdaskan

Oleh Fitrian al Khanza

Sepulang sekolah Faiz dibelikan 2 buah es krim kesukaannya dengan rasa yang berbeda. Kebetulan di rumah ada tamu yang membawa anak seumuran dengan Faiz, Pamungkas namanya.

Aku punya dua es krim. Kamu mau pilih yang mana?” ujar Faiz spontan tanpa dierintah .oleh kedua orangtuanya,

Pamungkas pun mengambil salah satu es krim tersebut. Sesaat kemudian, mereka lahap menikmati es krim di teras depan sambil bermain. Apa yang dilakukan Faiz ini tak lepas dari peran kedua orangtuanya yang sudah menanamkan rasa senang untuk berbagi apa yang dia sukai dengan orang lain.

Ibarat pohon besar, ada dahan dan rantingnya yang banyak. Asalnya tetap dari satu petak akar. Dan akar itu, adalah pendidikan dasar. Kita perlu melatih, membawa dan mengarahkan anak pada nilai budi pekerti atau nilai-nilai kehidupan yang luas. Karena itu, penanaman nilai dasar pada anak di masa kini perlu kita rencanakan dengan sebaik mungkin.

Ada berbagai hal yang patut kita perhatikan. Pertama, melatih anak dengan kemandirian, yakni nilai-nilai sopan santun yang  tertanam dengan pengulangan dan contoh langsung. Anak harus terbiasa dengan jadwal mengerjakan pekerjaan di rumah. Dari kegiatan kecil membersihkan tempet tidur, menyapu dapur atau halaman, dan mengepel lantai. Tanpa kecuali, mereka harus melakukan pekerjaan-pekerjaan itu.  Hasilnya mereka bisa menghargai sebuah proses (menjadi besar itu dimulai dari yang kecil), lebih mandiri dan menghormati orang lain.  

Kedua, membawa anak pada lingkungan sekitar, tempat-tempat umum atau terpencil pedesaan dengan kehidupan sederhana. Dengan melibatkan anak di lingkungan sekitar, bergotong royong atau membagikan sembako bagi yang tidak mampu adalah kegiatan kecil yang insya Allah bermakna dan bermanfaat. Demikian pula kegiatan di sekolah. Saat makan siang tiba, anak-anak merapikan meja untuk digunakan makan siang bersama di kelas. Makan siang dilayani oleh mereka sendiri secara bergiliran. Beberapa anak pergi ke dapur sekolah untuk mengambil trolley makanan dan minuman. Kemudian mereka melayani teman-temannya dengan mengambilkan makanan dan menyajikan minumannya sendiri. Ini akan menanamkan nilai pada anak tentang pentingnya melayani orang lain. Apabila anak-anak terbiasa melayani, sekiranya nanti menjadi pejabat publik, pasti nalurinya adalah melayani masyarakat, bukan malah minta dilayani. Hasil dari semua kegiatan tersebut, anak akan mendapatkan nilai bersosial tinggi, peka akan kehidupan sekitar, tidak mudah terkikis oleh kemajuan jaman dan akan lebih bersyukur dengan semua hal yang mereka rasakan dari hasil yang didapatkan dari kehidupan ini.

Ketiga, mengarahkan anak dengan benar pada kesempatan dan pilihan yang mereka sukai sesuai minat atau bakatnya. Agar antara orangtua-anak tidak terjadi kesenjangan atau jarak yang membuat hubungan menjadi menjauh, sebaiknya kita dapat menjadi sahabat bagi mereka. Dalam mengarahkan anak, tentunya kita sebagai orangtua juga perlu menempatkan diri, pada posisi netral, di mana kita harus bisa bersikap bijak dalam menyikapi masalah yang sedang anak hadapi. Bahkan kita perlu sesekali menyampaikan maaf kepada anak, saat orangtua mempunyai kekurangan atau khilaf dan selalu memberi dukungan atau semangat yang terbaik untuk anak-anaknya. Mengarahkan bukan berarti memaksakan kehendak anak, karena masa kita akan berbeda jauh dengan masa mendatang yang anak hadapi. Tanamkan pula rasa semangat pada diri kita sebagai orangtua ataupun pengajar di lingkungan sekitar, agar anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dengan tumbuh berkarakter mencerdaskan.||


*) Pemerhati dunia anak, Tinggal di Bantul, Yogyakarta

Powered by Blogger.
close