Kajian : Merayakan Sakīnah

Mila, Murid SDIT Hidayatullah
Dalam kurikulum tauhid, ada episode dimana kita dibelajarkan untuk rela tuk melepaskan apa-apa yang kita sukai selain Allāh. Dan ada kalanya pula hadir episode dimana kita dibelajarkan untuk ridho untuk menerima apapun yang Allāh kehendaki, sekalipun awalnya masih berat terasa. 

Dalam kurikulum tauhid, kita diuji untuk bisa lebih sibuk memikirkan bagaimana menjadi shalih/ah, menjadi kesayangan Allāh di kondisi segembira atau sesusah apapun... daripada sekedar memikirkan "kenapa Allah melakukan ini padaku?" Karena pasti maksud Allah adalah kebaikan! Itu janji-Nya..

Mempersiapkan dan belajar menjadi shalih/ah dimanapun ditempatkan Allāh kelak.. Mengabdi pada-Nya dengan penuh cinta... Adalah prioritas sejati daripada sibuk dengan gelisah: besok guwe bakalan hidup kayak mana..

Allāh ngga kemana-mana, Dia tetap dengan segala Keagungan, Kebijaksanaan, dan Kasih-sayang-Nya. Tidak akan dibiarkan miskin, terpuruk dan terlunta setiap hamba yang masih berpegang pada tali-Nya. Maka disinilah, bersyukur adalah kunci. Sekalinya kita tidak bersyukur di tengah guyuran nikmat, maka yang paling bangga menepuk dadanya kuat-kuat adalah Iblis laknatullāh *jadi ngebayangin iblis bilang gini "tuh kan anak Adam itu emang ngga lebih mulia dari gue!"

Allāh tempat bergantung satu-satunya, 
bumi tempat dinas kita menjadi hamba Allāh, 
al-Qur'ān adalah petunjuk-harga mati yang ngga bisa ditawar-tawar sekalipun nafsu harus ngambek abis-abisan, namun efeknya: sakinah di dalam hati, ini yang ngga bisa dibeli oleh emas bergunung-gunung atau diterapi oleh psikolog seprofesional apapun.
Para nabi, Rasulullāh dan para sahabatnya adalah teladan paling mulia, mereka tidak mati. Mereka hidup dan begitu menyata saja di hati kita… Bahwa merekalah sebaik-baik makhluk yang pernah hidup di muka bumi.. Mereka sebaik-baik kesayangan Allāh, yang amal shalihnya masih mewangi.. masih semerbak di zaman ini...

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَـٰنًۭا مَّعَ إِيمَـٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَـٰوَ‌ٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًۭا [٤٨:٤

Betapa...
Kita belum benar-benar berjihad karena Allāh, 
kalau sakīnah di hati tak muncul tatkala kaki terguncang…

Robbunallāh...

*) Yurisa Nur Hidayati, Lulusan Psikologi UGM, sekarang tinggal di Padang
twitter @unirisa
Powered by Blogger.
close