Kajian Utama : Apa yang Kita Harapkan dari Mereka Kelak?
oleh Slamet Waltoyo
Seperti
mendapatkan durian runtuh. Itu yang terjadi pada Bagas. Seorang remaja tamatan SMA. Suatu malam Bagas dipanggil Pak Halim. Pak Halim
membutuhkan seorang tamatan SMA yang cakap dan berakhlak baik untuk
dipekerjakan di sebuah perpustakaan sambil di kuliahkan di Program Studi Ilmu
Perpustakaan di sebuah universitas terkemuka.
Mengapa Bagas yang dipilih? Sebab Bagas adalah pemuda yang paling sering
bertemu Pak Halim di masjid. Bagas paling rajin jamaah sholat di masjid di antara
puluhan remaja di desa tersebut. Mengapa itu dijadikan dasar bagi pak Halim
untuk mencari orang yang berakhlak baik?
Memilih orang
yang berakhlak baik bisa kita lihat dari kesehariannya. Jam berapa ia bangun
pagi, apa yang ia lakukan ketika di rumah, di masyarakat, atau ketika di tempat
umum, siapa saja temannya, aktifitas apa saja yang ia lakukan di malam hari dan
sebagainya. Jika semua aspek bisa diamati, tentu membutuhkan banyak waktu dan
tenaga. Tetapi tidak demikian dengan Pak
Halim. Untuk mendapatkan seseorang yang berakhlak baik, Pak Halim tidak
menumpuh dengan cara yang menghabiskan waktu dan tenaga. Karena Pak Halim
percaya apa yang diajarkan Rasulullah
Shalallahu’alaihi wasallam bahwa untuk memilih orang yang baik itu
dengan melihat sholatnya.
Pak Halim juga
yakin bahwa sholat itu dapat mencegah seseorang dari perbuatan yang keji dan
munkar. Sebagaimana tersebut dalam QS Al Ankabut: 45: “Bacalah apa yang telah
diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Shalat adalah
bentuk ibadah dengan pengabdian yang total. Baik secara pribadi maupun terkait
dengan lingkungannya. Pribadi manusia yang meliputi jiwa, akal, dan fisik semua
terlibat dengan aktif ketika melakukan shalat. Demikian juga dengan lingkungan
di sekitarnya. Orang yang shalat harus mengatur waktunya, pakaiannya,
kebersihannya, dan kebersamaannya dengan orang lain. Semuanya terlibat dengan
aktif dan teratur. Jika sholatnya baik, insya
Allah pribadinya baik dan bisa mengatur lingkungannya dengan baik pula. Dengan
shalat, manusia mampu mengelola dengan baik semua sudut kepribadiannya. Itulah
yang menguatkan Pak Halim memilih Bagas.
Orangtua Bagas
tentu menyambut dengan senang hati tawaran Pak Halim. Apakah ini yang
diharapkan sang ibu karena selama ini ibunyalah yang sangat kuat mendidik Bagas
untuk tidak pernah meninggalkan sholat. Ketika hal ini ditanyakan kepadanya,
sang ibu menjawab dengan pasti. “Tidak. Sama sekali bukan ini tujuan saya,” Ya,
beliau mendidik anak untuk menegakkan sholat karena kecemasannya. Ia sangat cemas dan takut ketika menghadapi maut. Ketika ajal
sudah dihadapannya. Ketika setan berusaha untuk menyesatkannya.
Dalam kondisi demikian, apa yang paling ia
harapkan dari anak-anaknya? Bukan rumah
anaknya yang megah. Bukan mobil anaknya yang mewah. Bukan pangkat anaknya yang
tinggi. Bukan gaji anaknya yang besar. Bukan deretan trofi dan penghargaan
anaknya yang selalu berprestasi. Bukan. Bukan itu semua. Tetapi keikhlasan
anak-anaknya untuk setia mendampingi di sampingnya. Menjaga dirinya dan
menenteramkan jiwanya.
Ia yakin. Jika anak-anaknya tidak pernah
menyia-nyiakan shalat. Jika anak-anaknya tidak memperturutkan hawa nafsunya, ia
tidak akan menjerumuskan pada kesesatan. Sebagaimana yang tersebut dalam QS Maryam:59
: “ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan
menemui kesesatan”
Tidak mudah bagi sang ibu untuk membentuk
kepribadian Bagas. Menjadi pribadi yang mencintai shalat. Apalagi di tengah
maraknya budaya materialisme. Tetapi karena didorong oleh keyakinannya, ia
yakin akan pertolongan Allah Ta’ala.
Ia yakin anak-anaknya menjadi anak-anak yang tidak menyia-nyiakan shalat dan
tidak memperturutkan hawa nafsunya.||
Slamet Waltoyo, Kepala Sekolah SD Islam Al-Kautsar Sleman
Post a Comment