Kisah Cerdas : Vonis Mati Tiga Minggu Lagi


google
Oleh Nurul Ummu Dzikru

Ayah  Bunda,  Guru, dan Pengasuh anak yang semoga dirahmati Allah Ta’ala, kisah Fahma berikut ini bisa menjadi pendamping untuk menanamkan nilai Islam nan mulia dan luhur kepada Ananda tersayang. Mari kita tuturkan dengan penuh kasih sayang dan mengajarkan hikmah yang terkandung di dalamnya.  Semoga anda berbahagia bersama Ananda yang sholih. Selamat berkisah!

Sudah sembilan tahun Laila menderita sakit Kanker ganas, pada dada sebelah kiri. Ia pun datang ke Belgia menemui dokter ahli. Para ahli mengatakan bahwa Laila harus melakukan operasi untuk menghilangkan penyakitnya itu. Akan tetapi Laila menawar untuk  minum obat saja. 

Selesai minum  obat itu, Laila tidak merasakan adanya proses kesembuhan. Bahkan terasa lebih berat rasa sakitnya.  Atas saran dokternya  di Maroko, Laila disuruh untuk kembali berobat ke Belgia. Dokter di Belgia mengatakan bahwa penyakit Kanker itu telah menjalar ke seluruh tubuh. Dan para dokter itu pun angkat tangan. Mereka menyarankan kepada suami Laila agar pulang saja semoga bisa menutup mata di negeri sendiri. Walaupun terasa kaget dan tidak berdaya, mereka tidak pulang ke Belgia, tetapi pergi ke dokter lain di Perancis. Dokter di Perancis pun memutuskan untuk operasi. Karena itulah jalan medis terakhir yang mau tidak mau harus dijalani.

Pada saat mereka bersiap untuk memutuskan operasi, tiba-tiba suami Laila teringat sesuatu yang selama ini telah mereka lalaikan. Suami Laila mendapat ilham dari Allah agar mereka mengunjungi Baitullah di Masjidil haram. Laila pun tidak jadi operasi tetapi pergi ke Baitullah. Mereka akan kembali mendekat dan memohon kesembuhan hanya kepada Allah.

Mereka sampai di Ka’bah. Menyaksikan Ka’bah itu, mereka menangis. Merasa amat menyesal karena telah melalaikan kewajiban kepada Allah. Lalai menjalankan shalat, lalai beribadah dan untuk tunduk kepada Allah.  Laila berkata, “Ya Allah, aku telah membawa penyakitku ke dokter, dan penyembuhan sakit ini tidak mungkin disandarkan kepada mereka. Tidak ada lagi yang aku punya selain memohon kepada-Mu. Jangan Engkau tutup pintu-Mu dariku wahai Tuhan.”

Di Baitullah, mereka berkeliling menemui ulama, para syaikh dan orang sholih untuk meminta nasehat dan doa. Mereka memberi nasehat agar Laila sering membaca kitab Allah, minum air zam-zam, banyak dzikir dan bershalawat kepada Rasulullah. Di dalam Baitullah, Laila merasa tenang, hingga ia minta ijin suaminya untuk tinggal bermalam di dalam masjid. Di masjid Laila banyak menangis.  Ada wanita yang memperhatikan Laila. Karena kasihan, ia minta ijin suaminya untuk menemani Laila. Selama tinggal di masjid,  ia banyak berdzikir, minum air zam-zam, sedikit makan  dan banyak membaca Al Quran.

Awal datang di Ka’bah tubuh Laila sangat kurus dan penuh bercak, tanda penyakit di dada kirinya yang membengkak dan membusuk  itu telah menyebar ke seluruh tubuh.  Wanita yang menemaninya menganjurkan untuk membasuh bercak itu dengan air zam-zam. Namun Laila tidak berani melakukannya. Ia takut menyentuh penyakitnya. Pada hari kelima di masjid, temannya mendesaknya untuk membasuh penyakitnya itu dengan air zam-zam.  Seperti ada kekuatan yang mendorongnya, Laila tergerak untuk membasuhnya.   Ia membasuh luka di dadanya yang telah bengkak dan bernanah.

Terjadilah keajaiban. Bercak di tubuhnya hilang. Luka di dada dirabanya. Juga bersih. Tidak ada rasa sakit dan nyeri lagi di tubuhnya. Sahabatnya disuruhnya menyaksikan dan meraba benjolan  di tubuhnya. Mereka memekikkan kata, “Allahu akbar!” Lalu Laila menemui suaminya dan berkata, “Lihatlah rahmat dari Allah!” Suami Laila merasa takjub dan  menangis. Ia berkata, “Tahukah kamu bahwa para dokter itu telah memastikan kematianmu setelah tiga minggu lagi?”

Laila berkata, “Sesungguhnya ajal manusia di tangan Allah. Dan tiada yang mengetahui yang ghaib selain Allah.”


Allahu Akbar! Subhanallah. Itulah salah satu  kemurahan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang taat. 

*) Ibu Rumah Tangga, tinggal di Sleman Yogyakarta
Powered by Blogger.
close