Tips Cerdas : Kita Bisa Berubah!

doc/thorif
Oleh Sri Lestari

“Wah, sepertinya pada pekan ini ulangan-ulanganku akan mendapat nilai jelek.”Celetuk seorang anak pada ibunya.

Dahi sang ibu berkerut mendengar celetukan si anak, ”Memangnya ada apa kamu kok bisa memastikan akan mendapat nilai yang buruk? Apa kamu tidak akan belajar untuk mempersiapan ulangan mu itu?”

Sang anak menggeleng lesu, “Ibu pasti tidak tahu, meskipun aku belajar tapi kalau perasaan hati ini mengatakan bahwa aku dalam pekan ini dapat nilai yang buruk pasti dapat nilai buruk dan itu benar terjadi!”

Wajah sang ibu tambah berkerut mendengar kata-kata anaknya. Ia jadi mengkhawatirkan buah hatinya semoga tidak terjadi sesuatu pada anaknya.

“Nak, Ibu memang tidak mengerti! Tapi Ibu ingin tahu apa yang membuat perasaan hatimu berkata begitu?”

Sang anak menarik nafas panjang dan menunduk sedih, “Aku juga tidak tahu dari mana datangnya tiba-tiba hatiku mengatakan itu. Apa Ibu juga pernah merasakan hal tersebut?”

Mendapat pertanyaan yang begitu menyedihkan dari anaknya membuat sang ibu menjadi gamang. Tapi segera ia tersadar, ia tidak boleh menunjukan sikap itu. Di kumpulkan kepingan hatinya yang sempat terserak ia harus menunjukan sikap positif.

Subhanallah, Mungkin kamu begitu ingin mempersembahkan pada ibu dan bapak nilai yang terbaik, sehingga membuatmu menjadi grogi. Bisa jadi perasaan negatif  yang kamu rasakan sekarang diakibatkan dari perasaan itu.” Kata sang ibu sambil tersenyum mencoba menerka penyebab timbulnya perasaan negatif anaknya.

“Apa bisa begitu ibu?” Tanya anaknya dengan mata berbinar.
“Ibu yakin itu, bukankah kamu selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik? Jika perasaan negatif itu datang lagi jangan kamu hiraukan. Kamu harus optimis dan kamu harus yakin bahwa tidak ada hari atau pekan yang sial. Apabila kamu berusaha dengan sungguh-sungguh dan kamu tepis jauh jauh pikiran itu kamu pasti bisa mengatasi pikiran buruk itu!” Motivasi sang ibu dengan penuh semangat membuat semangat si anak menjadi bangkit lagi.

Sambil menatap wajah anaknya sang ibu berkata, “Ibu pernah membaca ayat dalam Alquran yang menyatakan, “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu merubah dirinya sendiri. Jadi Insya-Allah suara hatimu yang negatif itu tidak benar. Apabila hal itu terjadi mungkin itu kebetulan saja atau di karenakan usaha kita kurang optimal,jadi bila kamu sudah belajar apalagi kalau di niatkan untuk Allah pasti hasilnya akan luar biasa!”

Eneri positif bisa menular
Sebagaimana energi negatif, energi positif bisa menular. Sebagaimana yang terjadi pada si anak yang mengalami suasana hati yang negatif. Apabila sang ibu juga larut dalam emosi sang anak maka keadaan akan semakin buruk.

“Senyummu pada saudaramu adalah shadaqah” Bunyi hadits ini mengajarkan bagaimana kita seharusnya selalu menebar energi positif kita kepada orang lain. Dan hal itu telah dilakukan oleh sang ibu. Rasa optimis yang ditunjukannya rupanya telah menular pada anaknya sehingga membuat perasaan anaknya menjadi lebih baik. Semangat yang melemah jadi bangkit kembali. Rasa percaya diri anaknya menjadi menguat .Sehingga bisa mengalahkan suara suara negatif dalam dirinya.

Kita bisa bayangkan bagaimana jadinya jika sang ibu terpengaruh suasana hati anaknya dan bersikap reaktif terhadap keadaan anaknya yang menurut keadaan umum tidak lazim. Bila ucapan yang terlontar, “....Kamu ini anak yang aneh, ada-ada saja masa ada suara hati yang seperti itu jangan-jangan kamu ...”

Kata-kata yang terkesan mecemooh anak ini bisa membuat anak terpojok serta bisa memperburuk suasana hatinya. Dan yang sangat berbahaya anak akan bertambah yakin dengan perasaan negatif yang menguasai dirinya.Sehingga bisa merusak aqidah dan pencitraan positif tentang dirinya. Untuk selanjutnya anak akan menjadi tertutup tidak mau menceritakan pada orangtuanya bila terjadi suatu persoalan pada dirinya. Hal ini yang harus kita hindari.

Hubungan yang harmonis antara anak dan orangtua berawal dari bagaimana anak merasa bahwa orangtuanya adalah orang yang paling tepat untuk menyatakan semua perasaannya baik ketika ia sedih ataupun senang.Jadi anak tidak lari kepada orang lain selain orang tuanya sendiri.

TIPS MEMOTIVASI ANAK
Usahakan posisi anda dengan anak dekat, kemudian pandang wajah anak anda lekat lekat dan katakan hal hal positif pada anak Anda.
> Jangan bersikap reaktif  bila anak mengungkapkan atau menunjukan perilaku yang tidak sesuai dengan kita
Jangan merendahkan anak
> Pastikan bahwa anak merasa dirinya diterima orangtua apa adanya. Ini penting untuk menumbuhkan pencitraan diri yang positif. Selalu minta pertolongan Allah untuk kebaikan anak anak kita.

*) Sri Lestari, Ibu Rumah Tangga, Sleman Yogyakarta
Powered by Blogger.
close