Islam Memuliakan Perempuan

www.dwiestiningsih.com
Oleh Dwi Estiningsih
Islam sangat memuliakan perempuan, di saat peradaban menghinakannya, dulu maupun kini.
Fathimah Az Zahra ra dilahirkan ditengah masyarakat yang menganggap kelahiran anak perempuan adalah suatu kehinaan dan menguburnya hidup-hidup adalah satu-satunya jalan penyucian.
Bahkan ada sebuah syair Arab:
“Jika seorang ayah tetap ingin mempertahankan anak perempuannya, jika dia berpikir tentang masa depan anak perempuannya itu, maka dia harus berpikir tiga menantu yang berbeda: pertama, rumah yang akan memingitnya; kedua, suami yang akan mengekangnya; dan ketiga, kuburan yang akan menimbunnya! Dan yang terakhir, kuburan. Itulah yang terbaik untuknya.”
Rasulullah sangat menghormati putri bungsunya ini. Cara beliau bercakap-cakap dengan Fathimah yang penuh perhatian dan nada kasih sayang, memujinya, mencium tangan dan wajahnya menunjukkan bentuk penghormatan pada putrinya. Hal ini ditunjukkan pula Rasulullah dalam sabdanya:
“Barangsiapa mencintai putri saya, Fathimah, (maka ia) mencintai saya. Barangsiapa membuat Fathimah puas, maka ia membuat saya puas. Barangsiapa membuat Fathimah tak senang, ia membuat saya tak senang.”
Penghormatan Rasulullah pada perempuan berlawanan dengan perilaku jahiliyah saat itu yang menganggap penimbunan anak perempuan dengan tanah dianggap suatu kehormatan.
Kini, Keadaan tidak jauh berbeda, penghinaan pada perempuan terjadi dimana-mana dengan bentuk yang tak serupa. Perempuan hanya dijadikan makhluk kelas dua, jikalau ingin tampil ke permukaan maka ia harus mau dijadikan produk jualan. Lihat saja, iklah mobil atau motor selalu menyertakan perempuan seksi, iklan pariwisata negara ini dibawakan oleh putri-putrian yang harus molek pula, dan yang lebih ekstrim partai politik menggunakan selebritis cantik yang entah bagaimana kapasitasnya, untuk mendulang suara.
Kini, perilaku orangtua dalam mendidik anak juga tak jauh berbeda, anak dijadikan komoditas jualan, dileskan aneka ragam kursus pamer tubuh untuk dipersiapkan menjadi selebritis dan mendandani anak perempuan dengan baju seksi layaknya artis idola. Orangtua merasa malu ketika anaknya tidak tampil atraktif mengikuti trend.
Tak jauh berbeda perilakunya dengan orangtua di jaman jahiliyah, bahkan lebih kejam. Dahulu mereka menguburnya, kini mereka menjual anak perempuannya. Al Qur’an mengingatkan:
“Ia menyembunyikan diri dari masyarakat ramai karena kabar buruk yang disampaikan itu. Apakah (anak perempuan itu) akan dipeliharanya dengan menanggung malu atau dikuburnya (hidup-hidup)? Alangkah kejamnya keputusan mereka.” (Q.S. An-Nahl: 59)
Berabad silam Rasulullah telah melakukan revolusi pemuliaan perempuan, dan kini justru umat mundur ke belakang.
Saya percaya, saudara-saudaraku di sini pasti sangat memuliakan perempuan, karena salah satu ciri peradaban tertinggi adalah pemuliaan terhadap perempuan.
Rr. Dwi Estiningsih, S.Psi., M.Psi., Psikolog, tinggal di Yogyakarta
twitter : @estiningsihdwi
Powered by Blogger.
close