Keberkahan dalam Keluarga
doc/thorif |
Oleh Yusuf Sabiq Zaenudin
Benarkah ukuran berkah itu dilihat
dari banyaknya harta yang berlimpah ruah, anak yang cerdas, istri yang cantik, usaha
yang sukses atau berbagai ukuran materi duniawi lainnya? Coba kita bandingkan
dengan keluarga yang miskin, tidak memiliki harta tapi jarang sakit. Hidupnya
pun sederhana dan begitu menikmati kehidupannya sehari-hari. Apakah keadaan
yang demikian tidak bisa disebut dengan keluarga yang penuh berkah?
Bukanlah banyaknya harta
yang menjadi tolok ukur sebuah keberkahan. Sebab yang menjadi tolok ukur keberkahan
dan keberhasilan ialah ketika seorang mampu membahagiakan orang lain, berkata
sopan dan beradab inti dari keberhasilan. Ada juga yang mengatakan kunci sukses
keberkahan bukan hanya banyaknya harta, pangkat dah tahta tetapi kesuksesan
sesorang akan terlihat dari ilmu, pengalaman dan nilai kebekahan dalam
hidupnya.
Berbicara tentang keberkahan,
tentu kita akan menemui banyak sudut pandang di dalam kehidupan sehari-hari. Di
dalam keluarga misalnya, ada yang menyebut ukuran keberkahan terlihat dari anak
yang cerdas, keluarga sehat, rezeki
melimpah, tetangga yang baik dan sebagainya. Ada juga yang mengatakan
keberkahan itu terletak pada anak yang sholeh sebagai investasi akhirat.
Benarkah demikian? Mari kita
cermati deskripsi berikut. Ada sebuah keluarga yang memiliki rumah besar, akan tetapi
anak-anaknya sulit ketika diperintah untuk mengerjakan shalat. Bahkan membantah
orangtuanya. Bagaimana perasaan hati orangtua ketika seorang anak menolak untuk
disuruh, apalagi untuk mengerjakan perintah yang paling wajib? Keluarga yang
seperti ini dapat diumpamakan seperti rumah yang dari luar terlihat besar,
namun hati penghuninya sempit. Bandingkan dengan keluarga yang rumahnya kecil
namun anak-anaknya menunjukkan perilaku birrul walidain, berbakti pada kedua
orangtua. Tentu dapat kita bayangkan bagaimana perasaan orangtua ketika
anak-anaknya berbakti dan tidak membantah perintah kebaikan pada mereka.
Demikian inilah yang disebut sebagai keluarga inspirasi
Keluarga inspirasi adalah
keluarga di mana seluruh komponennya menjadi pelopor dan mampu memberi contoh
teladan dalam hidupnya. Terkadang kita salah memberi contoh ketika memerintah
shalat sambil lalu, hanya sebatas memerintah tanpa mau ikut mengamalkan.
Memerintah anak mengaji namun tidak pernah mengaji,menyuruh membaca tapi lebih
sering asyik nonton televisi. Padahal keluarga inspirasi adalah keluarga di mana
sang pemimpin memberi contoh yang terbaik dengan ikut terlibat dan melaksanakannya.
Keluarga inspirasi dambaan
setiap manusia. Di dalamnya semua sejarah terukir. Kita melihat gambaran Rasulullah
Muhammad Shalallahu ’alaihi wasallam yang
telah memberi contoh keberhasilan dan kesuksesan dunia dan akhirat, membawa
islam sebagai rahmatal lil ’alamin, membawa
nilai-nilai Al-Qur’an yang membumi dan menjadi rujukan umat muslim. Keberhasilan
beliau bukan hanya saja di bidang politik, ekonomi, strategi perang, imam
sholat, dakwah. Beliau juga menanamkan betapa pentingnya cinta terhadap pendidikan
keluarganya.
Dalam sebuah hadits Qudsi,
Allah berfirman, ”Wahai Muhammad, hiduplah engkau seberapapun lamanya,namun
engkau akan mati. Cintailah siapa saja yang engkau sukai, namun engkau akan
berpisah dengannya. Beramallah semaumu, namun engkau akan pasti akan mendapat
balasan.”
Semoga kita menjadikan
keluarga di dunia ini menjadi pelengkap keluarga di surga, berkumpul dan berpisah
dengan tali ikatan iman.” Ya Tuhan kami,anugrahkanlah kepada kami, istri-istri
kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S Al-Furqon : 74).
Yusuf Sabiq Zaenudin, Staf Pengajar di SDIT Annida Purwokerto. Penulis Buku “Mendidik Remaja Dengan Cinta”
Post a Comment