Kisah Cerdas : Imam Ahmad dan Tukang Roti
doc/thorif |
Oleh Laylatul Fajriyah
Kisah ini terjadi pada masa Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.
Ketika itu Imam Ahmad hendak menghabiskan malamnya di dalam masjid, akan tetapi
ia terhalang untuk bermalam di dalam masjid, karena larangan penjaga masjid. Ia
terus berusaha meminta izin, namun tidak membuahkan hasil. Lalu, Imam
Ahmad berkata kepada si penjaga,” Saya akan tidur di tempat kakiku berpijak
ini.” Dan, benar, Imam Ahmad bin Hanbal tidur di tempat kakinya berpijak. Lalu
penjaga masjid mengusirnya dari lokasi masjid. Imam Ahmad bin Hanbal adalah
seorang syaikh yang berwibawa, serta terlihat tanda-tanda keshalihan dan
ketakwaan pada dirinya.
Lalu ada seorang tukang roti yang melihat Imam Ahmad. Begitu si
tukang roti melihat penampilannya, ia menawarkan tempat bermalam. Maka, Imam
Ahmad bin Hanbal pergi bersama tukang roti itu, dan ia begitu memuliakannya.
Lalu si tukang roti mengambil adonan untuk membuat roti. Imam Ahmad
mendengar si tukang roti membaca istighfar dan terus membaca istighfar. Waktu
berlalu sekian lama dan ia tetap dalam kondisi tersebut. Imam Ahmad merasa
takjub, keesokan harinya ia bertanya kepada si tukang roti tentang tindakannya
membaca istighfar semalam. Ia menjawab bahwa selama membuat adonan ia terus
membaca istighfar.
Imam Ahmad bertanya,” Apakah kamu mendapatkan buah dari istighfar
yang kamu baca?” Imam Ahmad mengajukan pertanyaan ini, sedangkan ia mengetahui
bermacam buah istighfar. Ia mengetahui keutamaan istighfar, dan ia mengetahui
faedah-faedah istighfar.
Si tukang roti menjawab,” Ya, demi Allah. Tidak sekalipun aku
memanjatkan doa melainkan doaku terkabulkan, kecuali satu permohonan.” Imam
Ahmad bertanya,” Permohonan apa itu?” Si tukang roti menjawab ,” Melihat Imam
Ahamd bin Hanbal.”
Imam Ahmad berkata,” Akulah Ahmad bin Hanbal. Demi Allah, sungguh aku telah ditarik untuk mendatangimu!”
Imam Ahmad berkata,” Akulah Ahmad bin Hanbal. Demi Allah, sungguh aku telah ditarik untuk mendatangimu!”
Subhanallah… Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan diberi
kemudahan oleh Allah untuk mengamalkannya. Aamiin.
Sumber: Keajaiban Sedekah & Istighfar karya Hasan bin Ahmad bin Hasan
Hammam (penerjemah Muhammad Iqbal, Lc & Jamaluddin), penerbit Darul Haq
cet. V, Rajab 1429 H/Agustus 2008 M, hal. 142-143.
Laylatul Fajriyah, Ibu rumah tangga, tinggal di Bantul
Post a Comment