Main Game Memang Asyik Tapi…
kesekolah.com |
Oleh Jauhar al-Zanki
Ada lho, orang yang
kuat main game seharian. Duduk menghadap komputer atau laptop seolah nggak ada
pegelnya. Nggak bosan. Kalau sudah hanyut ke dunia permainan seolah lupa waktu.
Pagi, siang, sore, dan malam. Terus main game. Bahkan sampai subuh. Istirahat
sebentar, tidur, eh shalat shubuh kesiangan. Saat bangun siang, dilanjutkan
lagi main game. Innalillahi..
Maniak
banget. Kelihatannya gatal kalau nggak main game. Nggak kuat. Hidup serasa
hampa tanpa game mania. Pinginnya terus main. Tanpa henti sampai mati. Rela
mengorbankan waktu belajar. Rela mengeluarkan biaya jika alat nge-game-nya
harus nyewa. Rela mengeluarkan uang berapa pun jumlahnya. Waduh!
Sementara
mengeluarkan uang untuk sedekah harus mikir seratus kali, bahkan seribu kali.
Sedekah atau tidak? Sedekah atau tidak? Berulang kali pertanyaan seperti ini
berkelebat di kepala. Ujung-ujungnya nggak jadi sedekah. Kalau pun sedekah
hanya sekedarnya saja. Itu pun ngedumel luar biasa.
Ada
teman pinjam uang karena butuh untuk bayaran sekolah, eh tidak dikasih.
Tetangga sakit nggak ada uang untuk periksa ke dokter, malah cuek saja. Anak
tetangga nangis pingin jajan, dibiarin seolah-olah nggak tahu apa-apa.
Tapi
kalau untuk main game, rogoh kocek berapa pun rela. Tak peduli harus
mengeluarkan uang berapa pun jumlahnya, asal bisa nge-game, tak jadi masalah.
Yang penting ambisi terpenuhi, keinginan hati terlampiaskan melalui permainan.
Bahkan uang spp sekolah/kuliah pun diembat demi game.
Apa
tidak salah?
Sikap
mental seperti ini mesti diperbaiki. Bahaya bagi masa depan. Bagaimana tidak,
belajar, sekolah atau kuliah, terganggu semuanya. Uangnya terkuras dan waktunya
tersita untuk itu semua.
Bayangkan
saja kalau ke sekolah/kuliah bawa-bawa laptop dan joystick permainan, sebelum
masuk kelas nge-game, istirahat nge-game, dan pulang ke rumah nge-game lagi.
Asyik banget seolah tak ada bosannya. Bahkan saat belajar di kelas mencuri-curi
waktu untuk nge-game. Astaghfirullah..
Keasyikan
semacam ini patut diwaspadai, karena merupakan sikap mental yang tidak baik.
Merugikan. Melenakan. Melalaikan. Mengabaikan yang lain. Lebih jauhnya bisa
menghancurkan masa depan. Tak ada lagi semangat belajar untuk mengejar
cita-cita. Yang penting asyik main game. Emha Ainun Najib mengatakan,
“Keasyikan adalah level tertentu dari kemalasan.”
Nah,
berarti sikap seperti ini harus diperbaiki. Harus dibenahi. Harus diluruskan.
Diberikan pemahan yang benar. Pemahaman tentang arti hidup. Tentang prioritas.
Tentang kewajiban belajar. Tentang pentingnya ilmu. Tentang ibadah. Tentang
tujuan hidup. Boleh main game tapi jangan sampai melupakan yang lain, apalagi
sampai melalaikan ibadah, shalat, belajar, lupa makan dan minum. Ini mesti
diperhatikan. Awas belajar jangan terlalaikan.
Semoga
Allah melindungi kita dari perbuatan tercela, dari lemah dan malas, “Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dari rasa susah dan sedih, aku
berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas…” (HR Abu Dawud)
Salam, Jauhar al-Zanki, Penulis Buku. Twitter @jauharalzanki
Post a Comment