Nasehat : Tandanya Harus Berubah
doc/ilyas |
Oleh Yurisa Nurhidayati
Apa yang kita rasakan saat tangan menyentuh api? Panas, sakit, pedih tentunya. Apa yang kita lakukan? Menarik tangan. Bergerak. Merubah posisi Bahkan tidak usah pakai mikir, sudah reflek kita akan narik tangan kita. Mencari posisi yang jauh dari api.
Dari sini kita bisa ambil perumpamaan untuk hati kita sendiri, bahwa ketika kita sakit atau gelisah, pasti ada penyebabnya. Dan yang mesti dilakukan: bergerak, merubah posisi, menjauh dari 'penyakit' yang membuat diri sedih atau gelisah. Nah kalo ngga tau penyebabnya?
Sebenarnya kita tahu, tapi terkadang terlalu malu untuk mengakui, terlalu enggan, terlalu....yah mungkin terlalu pahit untuk mengaku 'hal-tersebut-dianggap-salah'... ngerti ngga? hehehe...
Terus tau dari mana itu baik atau tidak, itu salah atau benar?
Dari Hadits Riwayat Ahmad, diriwayatkan dari Wabishah bin Ma'bad al-Asadi bahwa Rasulullah saw bertanya kepada Wabishah:
Membaca hadits di atas... membayangkan kejadiannya... bagaimana Rasulullah berkata pada Wabishah... rasanya begitu haru. Seolah Rasulullah juga berkata pada diri ini.....dengan begitu lembut...
Well, lagi-lagi solusinya adalah bertanya dan meminta petunjuk pada jiwa. Karena al-ma'ruf (kebaikan), secara bahasa berarti 'yang dikenal'. Aslinya kita tahu mana yang benar dan yang salah. Yang baik dan yang buruk. Jika kita benar-benar dalam iman,
Jika iman kita benar, Allah akan karuniakan ketenangan hati ketika kita berbuat baik, dan Allah berikan alarm berupa 'kegelisahan' ketika kita berbuat salah.
Maka berbahagialah ketika kita merasa gelisah. Itu senyatanya adalah tanda dari Allah agar kita berubah. Agar kita menarik diri dari salah dan maksiat. Agar kita tidak terbakar oleh dosa yang mungkin tidak kita sadari.
Tulisan ini, sebenernya buat diri sendiri... hehehe...
menguatkan hati, gelisah adalah tanda bahwa aku memang harus berubah....
dan yah, ngga mudah rupanya....
Belajar dari kisah berubahnya Fudhail bin 'Iyadh dari seorang perampok menjadi ulama besar dari zamannya di abad 12 hingga kini, lantaran tak sengaja mendengar lantunan Surat Al-Hadid 16 sesaat sebelum ia ingin merampok.....
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌۭ مِّنْهُمْ فَـٰسِقُونَ
Ah, maa-syaa' Allah...
Kuatkan hati kami ya Robb......
Sekuat Bunda Hajar...
Yang berlari dari Shafa dan Marwa,
Siapa sangka...
Engkau karuniakan Zam-zam....
*) Yurisa Nurhidayati, lulusan Psikologi UGM dan tinggal di Padang
Sumber : secangkirmakna
Post a Comment