Perubahan Sejarah Keluarga Ditentukan Peran Seorang Ibu
doc/thorif |
Oleh Herwin Nur
Perempuan
sebagai calon ibu, dalam meniti masa depannya, khususnya dalam menemukan
jodohnya tidak perlu takut, kuatir, resah, cemas, was-was maupun bingung.
Memilah dan memilih jodoh tidak bisa dilakukan sambil jalan. Terkandung misi
mulia menyiapkan keturunan yang tidak
sekedar sebagai penerus silsilah, tetapi sebagai generasi masa depan dalam
prespektif Islam, bahkan sebagai investasi akhirat. Perjalanan hidup dan masa
depan anak diwarnai oleh akumulasi, gabungan maupun resultan dari emosi dan
karakter ibu dan bapaknya.
Perubahan bersifat individual dan berdampak pada anak
keturunan. Betapa tidak, perjuangan cinta lelaki yang mencari calon ibu untuk
anak-anaknya, sebagai modal dan langkah awal bagi si calon ibu.
Dari sisi atau pihak calon ibu, perlu dipahami lagi
bahwa aktivitas utama seorang wanita adalah sebagai ibu dan pengatur rumah
tangga. Setinggi-tinggi bangau terbang akan kembali ke kubangan juga, tidak
berlaku pada wanita karier. Wanita terbang tinggi dengan kariernya, keluarga
menjadi urusan berikutnya, diurus di waktu sisa, di saat sempat.
Kesimpulan pakar dan ahli pendidikan
anak, bahwa anak yang kedua orangtuanya bekerja, akan menjadi anak yang
mandiri, antar saudara terjalin keakraban memang ada
benarnya. Namun harus diikuti dengan bagaimana orangtua
berinteraksi dengan anaknya saat di rumah, bagaimana mengelola waktu bersama,
bagaimana pembagian tugas di keluarga.
Terkadang alasan asangan suami istri bekerja adalah agar ekonomi
keluarga tak pincang atau agar asap dapur
tetap mengebul. Faktor
emansipasi wanita, seolah wanita karier menjadi suatu kewajiban. Kondisi ini
menyebabkan orangtua secara tak sadar menyiapkan anaknya secara apa adanya.
Tepatnya, asal anaknya nantinya seperti dirinya tidak masalah, sudah bagus. Contoh
umum, bapak dengan ijazah SMA bekerja, berharap anaknya lulus SMA sudah cukup.
Diriwayatkan dalam sebuah sebuah hadits, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ali bin Abi Thalib r.a : "Wahai Ali, hak-hak anak yang diwajibkan atas orang tua adalah sebanyak hak orang tua yang diwajibkan kepada anak-anaknya".
Hubungan timbal balik hak anak dengan hak orangtua tidak bisa dirumuskan secara matematis serta bukan dalam tataran balas jasa. Keluarga seperti apa yang kita harapkan, agar hubungan timbal balik hak bisa terjalin. Kita mengacu sabda Rasulullah: "Apabila Allah menghendaki, maka rumah tangga yang bahagia itu akan diberikan kecenderungan senang mempelajari ilmu-ilmu agama, yang muda-muda menghormati yang tua-tua, harmonis dalam kehidupan, hemat dan hidup sederhana, menyadari cacat-cacat mereka dan melakukan taubat." (HR Dailami dari Abas r.a)
Berderet kata kunci, intinya dalam keluarga memang
harus didasari kehidupan religi. Kewajiban pertama orangtua adalah memberi nama
anak dengan nama dan panggilan yang bermakna, berkah dan Islami.
Orang lupa, hubungan emosi anak dengan
ibunya terjalin sejak dalam kandungan, diperkuat karena mendapat ASI ekslusif
selama 2 tahun. Jangan heran jika anak, lelaki maupun perempuan, dominan
berorientasi ke ibunya. Orang juga lupa, anak menyandang watak turunan atau
watak gabungan plus watak pribadi yang terbetuk sesuai perjalanan waktu. Orang
tua berwawasan ke masa depan adalah yang tidak menginginkan anaknya mengalami
nasib yang sama dengan dirinya.
Mengacu HR Dailami dari Abas r.a di atas, semua anggota
keluarga inti sebagai pelaku utama terwujudnya rumah tangga bahagia. Suami
sebagai kepala rumah tangga diikuti dengan hak dan kewajibannya. Isteri sebagai
ibu dan pengatur rumah tangga dilengkapi oleh Allah dengan perangkat jasmani
rohani, lahir batin, jiwa raga.
Ibu tidak sekedar mengandung, melahirkan, menyusui dan menyuapi anak,
bahkan urusan ke belakang bayi/anak ditangani dengan tulus, merambah ke dalam
konteks memperbaiki keturunan. Komponen rumah tangga bahagia bisa diwujudkan
jika campur tangan ibu terasa bahkan dominan. Bukan karena kepala keluarga
hanya berkewajiban sebagai pencari nafkah.
*) Herwin Nur, Penulis lepas, Tinggal di Tangerang
Post a Comment