Kisah Cerdas : Menjadi Penghuni Surga Karena Tidak Hasad
doc/thorif |
Oleh Laylatul Fajriyah
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, "Ketika kami
duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba-tiba beliau
bersabda, 'Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni surga.'
Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas
air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng
sandal.
Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi, 'Akan
lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.' Kemudian muncul
lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.
Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
'Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!' Tidak berapa
lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu
masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .
Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara
Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada
lelaki tersebut, 'Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji
tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku
akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.'
Dia menjawab, 'Silahkan!'
Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam
di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamullail,
hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga
menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah juga mengatakan, 'Saya tidak mendengar ia berbicara kecuali
yang baik.'
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap
remeh amalnya, ia berkata, 'Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang
bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga
hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, 'Akan lewat di
hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.' Selesai beliau bersabda,
ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.
Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui
amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya
aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan
apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?'
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, 'Sebagaimana yang kamu lihat,
aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai
rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang
diberikan Allah kepadanya.'
Abdullah bin Amr berkata, 'Rupanya itulah yang menyebabkan kamu
mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya'."
Sumber : Az-Zuhdu, Ibnul Mubarak,
hal. 220
Post a Comment