Kuat dengan Bersungguh-sungguh
doc pribadi |
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Merenungi hadis Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam, mengingati diri
sendiri yang kerap lalai, bercermin dan bertanya, adakah kepatutan bagi diri
ini untuk disebut kuat. Sesungguhnya Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ
الضَّعِيْفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ, اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ
بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ
“Mukmin yang kuat
lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah, dan masing-masing
memiliki kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam (mengerjakan) hal-hal yang
bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan dari Allah dan janganlah bersikap
lemah.” (HR. Muslim).
Ada beberapa pelajaran penting dalam hal ini. Pertama, mukmin yang kuat
lebih disukai daripada mukmin yang lemah. Tetapi keduanya memiliki kebaikan,
sehingga mukmin yang lemah pun tak dapat diremehkan. Kedua, salah satu kunci
kebaikan dan kekuatan itu adalah kesungguhan yang benar-benar kuat dalam
hal-hal yang bermanfaat. Ia bersemangat melakukan manakala mengetahui bahwa itu
merupakan kebaikan yang membawa manfaat bagi agama, betapa pun ia tak begitu
menyukai. Ketiga, tak akan kuat dan tak akan sanggup kita menghadapi keadaan
jika kita merasa lemah (تَعْجَزْ); yakni merasa tak
sial, tak ada harapan, atau sia-sia.
Di antara perkara yang mudah menjatuhkan kita kepada perasaan lemah, sial
dan tak ada harapan adalah hilangnya pengharapan hanya kepada Allah Ta'ala dan
sibuk menyesali apa yang telah berlalu disebabkan lemahnya iman kepada takdir;
sibuk meratapi apa yang telah lewat seakan sehingga ingin mengubah masa lalu.
Padahal, seburuk apa pun keadaan yang ada di hadapan mata kita, tetaplah
pandangan lurus ke depan. Bukan semata soal optimisme, tetapi yakin pertolongan
Allah Ta'ala sangat dekat.
Mari sejenak kita renungi hadis yang nyaris senada. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ
أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ
كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ
تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan
kepada Allah (dalam segala urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap
lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu
mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan
begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh
Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena
sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu)
perbuatan setan”. (HR. Muslim).
Semoga catatan sederhana ini bermanfaat.
*) Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting. Twitter
@kupinang
Post a Comment