Ajarkan Tanggungjawab pada Anak

doc/fahma
Oleh Zakya Nur Azizah

Rasa tanggungjawab bukanlah sebuah sikap yang timbul begitu saja di dalam diri seseorang. Ada proses yang tidak sebentar untuk menumbuhkan sikap tanggungjawab di dalam diri seseorang. Menanamkan rasa tanggungjawab pada anak bukan suatu hal yang mustahil. Anak-anak yang sejak dini tidak dilatih bertanggungjawab, ketika dewasa nanti besar kemungkinan akan menjadi pribadi yang tidak bertanggungjawab pula. Sebaliknya, anak-anak yang diajarkan dan dilatih untuk memiliki tanggung jawab sejak kecil, di masa mendatang mereka pun akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang bertanggungjawab. Karena itu, sangat penting kiranya kita mulai membiasakan dan melatih anak untuk memiliki sikap tanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari, meski masih dalam ruang lingkup yang sempit. Bagaimana caranya?

Memberi kepercayaan pada anak untuk melaksanakan tugas rumah bisa menjadi salah satu cara yang efektif.  Anak-anak bisa diserahkan tugas-tugas yang ringan, sesuai dengan umur dan kemampuannya.  Anak usia balita misalnya, sudah bisa kita ajari untuk bertanggungjawab pada kerapihan mainan-mainannya. Anak yang usianya sudah di atas lima tahun bisa kita serahi tugas membuang sampah, membantu menyapu rumah, atau mencuci piring. Memberinya tugas rumah tangga adalah cara terbaik untuk menumbuhkan tanggungjawab. Hal ini akan sangat bermanfaat baginya di masa mendatang, yakni melatih keterampilan mendasar dalam tugas rumah tangga, jika kelak mereka memiliki rumah tangga sendiri.

Selain itu, berikan pula penguatan positif pada mereka. Anak-anak biasanya mencari penguatan dan pembenaran dari orangtuanya atas apa yang mereka lakukan. Saat mereka berbuat sebuah kebaikan, mereka ingin orangtuanya melihat dan menghargai kerja keras mereka. Untuk itu, tidak ada salahnya orangtua memberikan pujian kepada anak atas prestasi dan usaha keras mereka.
Berikan ia kepercayaan dan dukungan untuk melakukan segala hal. Karena pada dasarnya semuanya mengandung unsur pertanggungjawaban. Dengan demikian, anak akan merasa termotivasi karena ia diberi kesempatan untuk melakukan hal besar walaupun hanya hal yang sepele.  Dengan demikian, anak-anak merasa dihargai, dan berikutnya mereka akan berusaha melakukan yang terbaik lagi.

Salah satu tanggungjawab yang paling penting bagi anak-anak adalah sekolah mereka. Pada dasarnya, sekolah adalah pekerjaan mereka. Nah, manakala mereka berhasil mencapai prestasi-prestasi, tidak ada salahnya kita memberikan penghargaan atau perayaan bagi mereka. Tidak harus selalu berwujud uang atau benda-benda. Anda bisa menuliskan sebuah surat mini berisi kebanggaan Anda terhadapnya. Anak-anak biasanya tersentuh dengan penghargaan-penghargaan sekecil apapun dari orangtua mereka.

Berikan pula penghargaan yang sifatnya cukup dan mengesankan bagi anak. Contohnya pujian yang seperti, “Bagus Nak, kamu melakukannya dengan baik. Ibu bangga padamu,” Perkataan ini meskipun ringan akan tertanam selamanya pada diri anak dan akan memaksanya melakukan kebaikan yang lain. Hal ini lebih baik daripada hadiah mahal yang selanjutnya mungkin akan menjadi target anak, bukan karena rasa tanggungjawab itu sendiri. 


Tentu yang tidak boleh kita lupakan adalah tanggung jawab kita sebagai orangtua, yakni memberikan contoh baik di mata si kecil. “Apakah kita mendorong atau tidak, anak-anak selalu belajar dari contoh,” kata Thomas S. Greenspon, Ph.D. psikolog dan terapis pernikahan dan keluarga. Semua cara tersebut tidak akan berjalan efektif jika tidak ada inisiatif kita sebagai orangtua untuk memberi contoh untuk bertanggungjawab, misalnya tidak membuang sampah sembarangan, tidak mau ikut merapikan rumah dan sebagainya.

*) Zakya Nur Azizah, Pemerhati dunia anak, tinggal di Yogya

Powered by Blogger.
close