Ajarkan Tanggungjawab pada Anak
doc/fahma |
Rasa
tanggungjawab bukanlah sebuah sikap yang timbul begitu saja di dalam diri
seseorang. Ada proses yang tidak sebentar untuk menumbuhkan sikap tanggungjawab
di dalam diri seseorang. Menanamkan rasa tanggungjawab pada anak bukan suatu
hal yang mustahil. Anak-anak yang sejak dini tidak dilatih bertanggungjawab, ketika
dewasa nanti besar kemungkinan akan menjadi pribadi yang tidak bertanggungjawab
pula. Sebaliknya, anak-anak yang diajarkan dan dilatih untuk memiliki tanggung
jawab sejak kecil, di masa mendatang mereka pun akan tumbuh menjadi
pribadi-pribadi yang bertanggungjawab. Karena itu, sangat penting kiranya kita
mulai membiasakan dan melatih anak untuk memiliki sikap tanggungjawab dalam
kehidupan sehari-hari, meski masih dalam ruang lingkup yang sempit. Bagaimana
caranya?
Memberi kepercayaan pada anak
untuk melaksanakan tugas rumah bisa menjadi salah satu cara yang efektif. Anak-anak bisa diserahkan tugas-tugas yang
ringan, sesuai dengan umur dan kemampuannya. Anak usia balita misalnya, sudah bisa kita ajari
untuk bertanggungjawab pada kerapihan mainan-mainannya. Anak yang usianya sudah
di atas lima tahun bisa kita serahi tugas membuang sampah, membantu menyapu
rumah, atau mencuci piring. Memberinya tugas rumah tangga adalah cara terbaik
untuk menumbuhkan tanggungjawab. Hal ini akan sangat bermanfaat baginya di masa
mendatang, yakni melatih keterampilan mendasar dalam tugas rumah tangga, jika
kelak mereka memiliki rumah tangga sendiri.
Selain
itu, berikan pula penguatan positif pada mereka. Anak-anak biasanya mencari
penguatan dan pembenaran dari orangtuanya atas apa yang mereka lakukan. Saat
mereka berbuat sebuah kebaikan, mereka ingin orangtuanya melihat dan menghargai
kerja keras mereka. Untuk itu, tidak ada salahnya orangtua memberikan pujian
kepada anak atas prestasi dan usaha keras mereka.
Berikan
ia kepercayaan dan dukungan untuk melakukan segala hal. Karena pada dasarnya
semuanya mengandung unsur pertanggungjawaban. Dengan demikian, anak akan merasa
termotivasi karena ia diberi kesempatan untuk melakukan hal besar walaupun
hanya hal yang sepele. Dengan demikian, anak-anak merasa dihargai, dan
berikutnya mereka akan berusaha melakukan yang terbaik lagi.
Salah
satu tanggungjawab yang paling penting bagi anak-anak adalah sekolah mereka.
Pada dasarnya, sekolah adalah pekerjaan mereka. Nah, manakala mereka berhasil
mencapai prestasi-prestasi, tidak ada salahnya kita memberikan penghargaan atau
perayaan bagi mereka. Tidak harus selalu berwujud uang atau benda-benda. Anda
bisa menuliskan sebuah surat mini berisi kebanggaan Anda terhadapnya. Anak-anak
biasanya tersentuh dengan penghargaan-penghargaan sekecil apapun dari orangtua
mereka.
Berikan
pula penghargaan yang sifatnya cukup dan mengesankan bagi anak. Contohnya
pujian yang seperti, “Bagus Nak, kamu melakukannya dengan baik. Ibu bangga
padamu,” Perkataan ini meskipun ringan akan tertanam selamanya pada diri anak
dan akan memaksanya melakukan kebaikan yang lain. Hal ini lebih baik daripada
hadiah mahal yang selanjutnya mungkin akan menjadi target anak, bukan karena
rasa tanggungjawab itu sendiri.
Tentu yang tidak boleh
kita lupakan adalah tanggung jawab kita sebagai orangtua, yakni memberikan
contoh baik di mata si kecil. “Apakah kita mendorong atau tidak, anak-anak
selalu belajar dari contoh,” kata Thomas S. Greenspon, Ph.D. psikolog dan
terapis pernikahan dan keluarga. Semua cara tersebut tidak akan berjalan
efektif jika tidak ada inisiatif kita sebagai orangtua untuk memberi contoh
untuk bertanggungjawab, misalnya tidak membuang sampah sembarangan, tidak mau
ikut merapikan rumah dan sebagainya.
*) Zakya Nur Azizah, Pemerhati dunia anak, tinggal di Yogya
Post a Comment