Ketika WhatsApp di Genggaman Anak

google
Oleh Subliyanto


Seiring perkembangan media informasi dan teknologi  yang semakin canggih dan menjadi pelengkap dalam kehidupan manusia, seakan segala urusan kita semakin mudah, sehingga kemajuan media informasi dan teknologi bisa dikatakan dapat memberikan efek positif terhadap kehidupan sosial manusia.

Namun ternyata kemajuan media informasi dan teknologi juga memerlukan perhatian khusus, terutama oleh kalangan keluarga dan lembaga pendidikan. Sebab perkembangan media informasi dan teknologi juga membawa efek negatif dalam kehidupan manusia.

Maraknya media sosial yang terkemas dalam aplikasi instan yang semakin mudah diakses oleh setiap manusia dapat membantu mereka dalam melakukan interaksi sosial, terlepas dari interaksi yang “sehat” atau interaksi yang tidak “sehat”. Dalam hal ini fokus pembahasan penulis tentang media sosial WhatsApp. Media ini sudah mulai menjamur di sejumlah kalangan, termasuk anak usia dasar berdasarkan pendidikannya telah banyak dikenalkan, bahkan menggunakan media ini.
Tentunya fenomena ini perlu menjadi perhatian khusus bagi kalangan keluarga dan lembaga pendidikan, sebagai upaya penyelamatan generasi penerus perjuangan agama, bangsa, dan negara ini. Karenanya kita sebagai orang tua dan sebagai guru di lingkungan pendidikan harus bisa memberikan arahan dan bimbingan secara kontinyu dalam kehidupan mereka, termasuk mengenai media informasi dan teknologi.

Ulasan ini bukan bermaksud untuk membuat anak-anak kita gaptek. Akan tetapi yang terpenting dan perlu dipahami adalah adanya pendampingan dan kontrol nyata oleh kita sebagai orangtua dan juga guru di lingkugan pendidikan terhadap pergaulan anak-anak kita, sehingga mereka tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

Sekilas tentang WhatsApp, media ini merupakan media sosial yang menu aplikasinya dapat diinstal di smartpone. Konten media ini adalah layanan pesan instan yang tidak dibatasi oleh karakter kata, dan dilengkapi dengan fitur berbagai simbol, serta dilengkapi dengan lampiran data yang bisa melampirkan foto, video, dan rekaman suara, yang dapat dibagikan melalui nomor kontak yang juga terhubung dengan aplikasi ini.

Aplikasi ini bersifat privasi sehingga tidak bisa diketahui kecuali oleh pemilik akun itu sendiri dan lawan komunikasinya. Namun media ini juga dapat terbaca secara umum dalam sebuah group tertentu. Itupun hanya oleh anggota goup. Sehingga sangat mungkin aplikasi ini dimanfaatkan untuk memperbincangkan hal-hal yang privasi pula.

Faktor privasi inilah yang harus kita waspadai dalam media sosial. Jika kita lalai dalam mengontrol anak didik kita, terutama saat mereka berinteraksi dengan media sosial, maka bisa saja anak kita menggunakan media tersebut kepada hal-hal yang negatif. Hal ini disebabkan oleh psikis mereka yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dimasa usia belajar.

Karena itu, sebagai orangtua dan sebagai guru harus bisa mengontrol dan bisa mendampingi anak secara berkesinambungan,untuk menyelamatkan mereka dari hal-hal yang negatif. Setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh kita, baik sebagai orang tua maupun sebagai guru. Tiga hal ini penulis singkat dengan KDK (Kenalkan, Dampingi, dan Kontrol).

Pertama, kenalkan anak didik kita dengan media sosial yang sudah umum dimanfaatkan di era sekarang. Pengenalan ini dalam rangka memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pengenalan ini hendaknya juga disampaikan manfaatnya dalam kehidupan sosial. Sehingga anak didik kita kita ketinggalan jaman, atau gaptek.

Kedua, dampingi anak didik kita dalam mengakses media sosial. Langkah ini dimaksudkan agar mereka tidak liar dalam berselancar di dunia maya, sehingga jika ditemukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan, kita sebagai orangtua ataupun guru bisa langsung menegurnya.
Ketiga, kontrol anak didik kita dalam berintekasi dengan media sosial. Hal ini sebagai upaya untuk mengatur kedisiplinan mereka sehingga mereka tidak terlena dan lalai terhadap tugas-tugas lain yang seharusnya dilakukan. Selain itu untuk mengetahui perkembangan sejauh mana mereka dalam menggunakan media sosial.

Tentunya tidak hanya WhatsApp, media sosial lainnya seperti facebook, twitter, dan semacamnya masing-masing mempunyai layanan privasi tersendiri, sehingga kita harus menggunakannya dengan “sehat”. Semoga pengguna media-media sosial ini dapat memafaatkannya dengan baik sehingga dapat membuahkan manfaat yang baik pula. Wallahu A’lam.

*) Subliyanto, Kabag. Kemuridan SDIT Hidayatullah Yogyakarta
Powered by Blogger.
close